KOMPAS.com - Pembangunan proyek Refused Derived Fuel (RDF) Plant Rorotan, Jakarta Utara, yang dikerjakan oleh PT Wijaya Karya (Persero) Tbk atau WIKA-PT Jaya Konstruksi Tbk (KSO) secara resmi dimulai.
Hal ini ditandai dengan groundbreaking yang berlangsung, Senin (13/5/2024).
PJ Gubernur Jakarta Heru Budi Hartono mengatakan, RDF Plant Rorotan sebagai yang terbesar di Indonesia merupakan salah satu program pemerintah provinsi DKI Jakarta dalam mengupayakan Jakarta sebagai kota yang bebas sampah.
“RDF Plant Rorotan ditargetkan beroperasi pada awal tahun 2025 dan mampu melayani 16 kecamatan di Jakarta yang meliputi Jakarta Utara, Jakarta Pusat, dan Jakarta Timur,” ujar Heru.
Baca juga: TPST Ramah Lingkungan di Cilacap Gunakan Teknologi RDF, Apa Itu?
Ia menyebut pembangunan RDF Rorotan dilakukan setelah sukses membangun RDF Bantargebang.
Groundbreaking proyek RDF Rorotan juga dihadiri Kepala Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Jakarta Asep Kuswanto, Direktur Operasi I WIKA Hananto Aji, dan Direktur Operasi II WIKA Harum Akhmad Zuhdi.
Sebagai informasi, keberadaan plant dengan teknologi RDF ini memiliki fungsi mengolah sampah anorganik menjadi bahan bakar alternatif, yang akan menghasilkan energi listrik maupun panas dengan emisi karbon yang rendah.
Baca juga: RDF dari TPST Dimanfaatkan Sebagai Bahan Bakar Alternatif
Dengan kapasitas pengolahan sampah yang mencapai 2.500 ton per hari, RDF Rorotan mampu mereduksi 30 persen total sampah yang akan dikirimkan ke Bantargebang menjadi RDF Baller berukuran 5x5 cm sebanyak 875 ton per hari.
Adapun dalam proyek ini, WIKA memegang porsi sebesar 60 persen dari nilai secara keseluruhan mencapai Rp 1,15 Triliun.
Pada lingkup Engineering, Procurement, Construction, and Commissioning (EPCC), pekerjaan yang paling besar mencakup procurement untuk penyedia teknologi sistem pengolahan limbah. Sekaligus pekerjaan sipil termasuk pemancangan dan bangunan gedung pengelolaan sampah.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya