KOMPAS.com - International Financial Reporting Standards (IFRS) Foundation menerbitkan panduan baru yang dapat menuntun perusahaan mengindentifikasi risiko, dan peluang terkait keberlanjutan dalam jangka pendek serta jangka panjang.
Panduan tersebut juga berisi informasi akses terhadap pendanaan, biaya, hingga modal untuk perusahaan.
"Panduan baru muncul saat investor dan pasar modal global makin menuntut informasi ini, untuk memandu pengambilan keputusan investasi," kata pihak IFRS Foundation dikutip dari ESG Today, Kamis (21/11/2024).
Baca juga:
Sebelumnya, International Sustainability Standards Board (ISSB) telah diluncurkan pada November 2021, untuk mengembangkan lFRS S1 dan IFSR S2.
Adapun lFRS S1 berisi persyaratan umum untuk pengungkapan informasi keuangan, sedangkan lFRS S2 menyanhkut soal pengungkapan terkait iklim.
IFRS Foundation menyebut, panduan baru menyoroti bagaimana perusahaan yang menerapkan standar ISSB dapat memperoleh manfaat dari proses yang sudah ada. Terutama dalam mempertimbangkan materialitas saat menyiapkan laporan keuangan, khususnya yang ada dalam Standar Akuntansi IFRS.
Selain itu, perusahaan dapat mempertimbangkan konektivitas antara pengungkapan keuangan berkait keberlanjutan dan laporan keuangan.
Kemudian, pertimbangan bagi perusahaan yang menerapkan Standar ISSB bersama dengan standar European Sustainability Reporting Standards (ESRS) ataupun Global Reporting Initiative (GRI).
"IFRS S1 menjelaskan bahwa perusahaan bergantung pada sumber daya dan hubungan seperti manusia, intelektual, keuangan, alam, manufaktur, dan sosial di seluruh rantai nilainya," ungkap IFRS Foundation.
Baca juga:
"Hal ini dapat berkontribusi pada pelestarian, regenerasi dan pembangunan, atau pada degradasi dan penipisan sumber daya dan hubungan tersebut," tambah dia.
IFRS Foundation menilai, ketergantungan dan dampak perusahaan terhadap sumber daya serta hubungan mungkin menimbulkan risiko maupun peluang terkait keberlanjutan yang berpengaruh pada prospek perusahaan.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya