KOMPAS.com - Perlindungan terhadap keanekaragaman hayati atau biodiversitas memiliki korelasi positif dengan perekonomian sebuah bangsa.
Hal tersebut diungkapkan oleh Gim Huay Neo, Managing Director, Center for Nature and Climate at the World Economic Forum (WEF) dalam Indonesia International Sustainability Forum (ISF) 2024, Jakarta, Jumat (6/9).
Dalam paparannya, ia menyebut 50 persen Produk Domestik Bruto (PDB) dunia bergantung pada sumber daya alam.
Berdasarkan fakta itu, ia mempertanyakan mengapa kita masih mengalami kerusakan lingkungan hidup sementara kita bergantung pada sumber daya tersebut.
Menurut Gim, negara atau pelaku bisnis yang memikirkan bagaimana melindungi dan memulihkan alam sebenarnya memiliki kesempatan untuk meraih keuntungan, baik untuk saat ini maupun generasi yang akan datang.
Baca juga: China Berkomitmen Terapkan Tata Kelola Keanekaragaman Hayati
"Jadi melindungi keanekaragaman hayati dan perekonomian ini punya korelasi positif," kata Gim.
Dalam kesempatan yang sama, ia mengatakan hilangnya biodiversitas ini tidak terlepas dari aktivitas produksi pangan.
"80 persen hilangnya biodiversitas ini terkait dengan cara kita memproduksi makanan," ungkap Gim.
Dan saat berbicara soal food production tidak akan terpisahkan pula dari peran petani dan nelayan yang juga merupakan penggerak perekonomian.
Jadi jika dikaitkan dengan melindungi keanekaragaman hayati, Gim mengungkapkan bagaimana upaya untuk mendukung mereka dalam hal memproduksi makanan tapi sekaligus menjaga sumber daya alam.
Baca juga: Konservasi Hutan Terpadu dapat Pulihkan Keanekaragaman Hayati hingga Kesejahteraan Warga Lokal
Setidaknya ada dua hal yang bisa dilakukan. Pertama adalah dengan menggunakan pendekatan data dan teknologi melalaui AI.
"Petani dan nelayan bisa menggunakan data dan teknologi untuk mendukung inovasi sektor pangan," terang Gim.
Selain itu juga, teknologi bisa menjadi panduan untuk membantu mereka membuat keputusan terkait penggunaan sumber daya yang pada akhirnya bisa meningkatkan pendapatan tetapi juga sekaligus menjaga kualitas sumber daya alam.
Lalu yang kedua adalah pendekatan finansial yang dapat mendukung petani dan juga nelayan.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya