Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

China Berkomitmen Terapkan Tata Kelola Keanekaragaman Hayati

Kompas.com - 06/09/2024, 17:29 WIB
Monika Novena,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Bumi menjadi rumah bersama bagi seluruh umat manusia dan harus kita jaga bersama. Salah satunya dengan cara menjaga keanekaragaman hayati (biodiversity).

Huang Runqiu, Menteri Ekologi dan Lingkungan Hidup China yang bergabung dalam Indonesia International Sustainability Forum (ISF) 2024 di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Jumat (6/9/2024) secara daring mengungkapkan keanekaragaman hayati merupakan fondasi bagi planet yang sehat dan mendukung perekonomian masyarakat.

Inilah yang membuat Pemerintah China menaruh perhatian besar terhadap konservasi keanekaragaman hayati.

Penerapan Tata Kelola Keanekaragaman Hayati

Ada beberapa hal yang dilakukan China untuk mendukung tata kelola keanekaragaman hayati. Secara global, China secara aktif memperluas kerja sama internasional.

Seperti misalnya mempromosikan penerapan kerangka Kunming Montreal Global Biodiversity Framework (GBF) dengan dukungan semua pihak termasuk Indonesia.

Baca juga: Konservasi Hutan Terpadu dapat Pulihkan Keanekaragaman Hayati hingga Kesejahteraan Warga Lokal

China menjalankan inisiatif implementasi GBF selama UNFCCC COP28 di Dubai untuk mempertahankan momentum politik bagi konservasi keanekaragaman hayati global.

Negara tersebut juga menginisiasi Kunming Biodiversity Fund yang telah resmi diluncurkan Mei lalu. Pendanaan itu bisa digunakan untuk membantu negara berkembang dalam konservasi keanekaragaman hayati mereka.

Sambil terus berupaya memajukan proses keanekaragaman hayati global, Huang mengatakan pula pemerintah China terus memperkuat upaya konservasi keanekaragaman hayati di dalam negeri dan memprioritaskannya sebagai strategi nasional.

"Kami secara inovatif menerapkan konservasi ekologi untuk melindungi lebih dari 30 persen wilayah daratan kami secara efektif," katanya.

Langkah menghutankan kembali negara tersebut, menurut Huang telah meningkatkan cakupan hutan menjadi lebih 24 persen, mencatatkan pertumbuhan sumber daya hutan tercepat dan terbesar di dunia.

Selain itu, China membangun sistem cagar alam dengan taman nasional sebagai penyangga utama, yang secara efektif melindungi 90 persen tipe ekosistem daratan dan 74 persen spesies hewan dan tumbuhan liar utama yang berada di bawah perlindungan negara.

Visi China Mengelola Keanekaragaman Hayati

Harmoni antara manusia dan alam merupakan salah satu persyaratan penting bagi modernisasi China.

Baca juga: Kaimana Papua Barat Jadi Lokasi Prioritas Konservasi Hiu Paus

Ke depan, Huang menyampaikan bahwa China akan menjunjung tinggi gagasan membangun komunitas kehidupan bersama antara manusia dan alam, terus memperkuat konservasi keanekaragaman hayati, dan memberikan kontribusi yang lebih besar untuk membangun dunia yang bersih dan indah.

Kesempatan ini juga ia manfaatkan untuk mengajak masyarakat internasional untuk memberikan tolok ukur terhadap Kunming Montreal Global Biodiversity Framework (GBF) untuk mempercepat konservasi dan memperbarui strategi dan rencana aksi keanekaragaman hayati nasional, serta memobilisasi lebih banyak sumber daya untuk konservasi keanekaragaman hayati.

"Kami juga mendesak negara maju untuk memenuhi komitmen dukungan mereka kepada negara-negara berkembang dalam hal keuangan, teknologi, dan pengembangan kapasitas, sehingga dapat mendorong implementasi GBF yang komprehensif, seimbang, dan efektif," papar Huang.

Baca juga: Lahan Bekas Tambang Batu Bara di China Diubah Jadi Sawah

Terakhir, ia mengingatkan kembali untuk bergandengan tangan dalam menjaga tatanan global yang adil dan wajar untuk konservasi keanekaragaman hayati, membawa tata kelola keanekaragaman hayati global ke tingkat yang lebih tinggi, dan mengubah bumi menjadi tanah air yang indah bagi semua makhluk untuk hidup.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Selenggarakan CSR Berkelanjutan, PT GNI Dapat Penghargaan di PKM CSR Award 2024

Selenggarakan CSR Berkelanjutan, PT GNI Dapat Penghargaan di PKM CSR Award 2024

Swasta
Kisah Warga Desa Mayangan yang Terancam Abrasi dan Inisiatif Kompas.com Tanam Mangrove

Kisah Warga Desa Mayangan yang Terancam Abrasi dan Inisiatif Kompas.com Tanam Mangrove

LSM/Figur
Langkah Hijau Kompas.com, Penanaman Mangrove untuk Selamatkan Pesisir Subang

Langkah Hijau Kompas.com, Penanaman Mangrove untuk Selamatkan Pesisir Subang

Swasta
Konsumen Bingung dengan Klaim Keberlanjutan pada Kemasan Produk

Konsumen Bingung dengan Klaim Keberlanjutan pada Kemasan Produk

Pemerintah
Pemanasan Global Picu Siklon dan Hujan Badai di Seluruh Asia

Pemanasan Global Picu Siklon dan Hujan Badai di Seluruh Asia

Pemerintah
Bank Tetap Biayai Investasi Batu Bara meski Ada Target Iklim

Bank Tetap Biayai Investasi Batu Bara meski Ada Target Iklim

Pemerintah
IEEFA Sebut 'Power Wheeling' Bisa Dorong Investasi Hijau

IEEFA Sebut "Power Wheeling" Bisa Dorong Investasi Hijau

LSM/Figur
Penerapan Karbon Dioksida Tak Lagi Berguna Jika Suhu Bumi Lampaui Batas

Penerapan Karbon Dioksida Tak Lagi Berguna Jika Suhu Bumi Lampaui Batas

Pemerintah
Dosen UI Teliti Limbah Plastik Jadi Penangkap Karbon Dioksida

Dosen UI Teliti Limbah Plastik Jadi Penangkap Karbon Dioksida

LSM/Figur
Berbagai Ancaman Kerusakan Ekosistem Mangrove di Indonesia

Berbagai Ancaman Kerusakan Ekosistem Mangrove di Indonesia

LSM/Figur
APP Group Raih Penghargaan Primaniyarta 'Eksportir Sustainable' di Ajang TEI 2024

APP Group Raih Penghargaan Primaniyarta "Eksportir Sustainable" di Ajang TEI 2024

Swasta
Kualitas BBM di Indonesia Tertinggal Dibandingkan Negara Asia Tenggara

Kualitas BBM di Indonesia Tertinggal Dibandingkan Negara Asia Tenggara

LSM/Figur
Ini Sejumlah Kendala dalam Mengejar Target Transisi Energi di Indonesia

Ini Sejumlah Kendala dalam Mengejar Target Transisi Energi di Indonesia

Swasta
Warga DKI Jakarta Bakal Ditarik Retribusi Sampah Tahun Depan

Warga DKI Jakarta Bakal Ditarik Retribusi Sampah Tahun Depan

Pemerintah
Emisi Karbon Naik 50.000 persen Akhir Abad Ini Akibat Hutan Mangrove Rusak

Emisi Karbon Naik 50.000 persen Akhir Abad Ini Akibat Hutan Mangrove Rusak

Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau