Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Ada Tujuan SDGs yang Tercapai Tanpa Libatkan Perempuan

Kompas.com - 07/10/2024, 11:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Editor

KOMPAS.com - Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs) dinilai tak akan tercapai tanpa adanya keterlibatan aktif perempuan.

Hal tersebut disampaikan pPnasihat Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Dinda Shafira dalam acara Road to Sustainable Annual Conference (SAC) 2024: SDGs Festival for Women, Minggu (6/10/2024).

Dia menuturkan, perempuan merupakan setengah dari potensi kekuatan bangsa Indonesia. Oleh karenanya, untuk mewujudkan pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan harus membutuhkan peran perempuan.

Baca juga: PBB Indonesia Luncurkan Laporan Capaian SDGs, Ini Rangkumannya

Dinda menuturkan, 17 tujuan SDGs, tidak ada satu tujuan pun yang dapat tercapai tanpa keterlibatan aktif perempuan.

"Mulai dari pengentasan kemiskinan, pendidikan berkualitas, kesehatan, hingga aksi iklim, semua membutuhkan peran aktif perempuan," ujar Dinda, sebagaimana dilansir Antara.

Perempuan disebut memiliki peran berlapis yang sangat istimewa di berbagai lini kehidupan.

Di keluarga, perempuan berperan sebagai pendidik utama bagi anak, arsitek gaya hidup, ramah lingkungan, manajer keuangan, sekaligus sebagai penyokong ekonomi keluarga.

Baca juga: Kolaborasi Multipihak Jadi Kunci Tercapainya SDGs

Di komunitas dan masyarakat, perempuan menjadi penggerak ekonomi lokal dan penggerak untuk gerakan peduli lingkungan.

Pada tingkat negara, kontribusi perempuan juga luar biasa, karena memiliki kekuatan untuk mendorong lahirnya berbagai kebijakan penting.

“Kita memiliki menteri-menteri perempuan yang kompeten, anggota legislatif yang kritis, dan tokoh-tokoh yang inspiratif,” ujar Dian.

Di sisi lain, harus diakui bahwa perempuan tak mudah menjalankan multiperan karena ada pelbagai tantangan yang perlu diatasi.

Beberapa di antaranya adalah kesenjangan upah antara laki-laki dan perempuan, kekerasan terhadap perempuan masih terus terjadi, stereotipe yang membatasi ruang gerak perempuan untuk berkembang, hingga beban ganda harus dipikul dalam mengelola rumah tangga dan meniti karier.

Baca juga: Kebutuhan Pendanaan SDGs Naik, Butuh Inovasi Pembiayaan

Dian menuturkan, dari berbagai tantangan tersebut, perlu upaya menciptakan ekosistem pendukung yang responsif terhadap kebutuhan perempuan.

Contohnya kebijakan kerja yang fleksibel, fasilitas yang mendukung keseimbangan antara karier dan keluarga, infrastruktur yang ramah perempuan, serta keberadaan komunitas yang saling mendukung dan memperkuat.

Tak kalah penting adalah edukasi untuk mengubah pola pikir masyarakat tentang kesetaraan gender dan pentingnya peran aktif perempuan.

"Dengan lingkungan yang mendukung, kita dapat menjalankan berbagai tanggung jawab dengan lebih percaya diri dan bahagia," papar Dinda.

Baca juga: Pembiayaan Alternatif Penting untuk Capai SDGs

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau