Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 05/09/2024, 07:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Editor

KOMPAS.com - Inovasi pembiayaan dibutuhkan untuk mencapai target Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs).

Hal tersebut disampaikan Koordinator Tim Ahli Sekretariat Nasional SDGs Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Bappenas Yanuar Nugroho di sela kegiatan High-Level Forum on Multi-Stakeholder Partnerships (HLF MSP) 2024 di Badung, Bali, Selasa (3/9/2024).

Yanuar mengungkapkan, kebutuhan pendanaan untuk SDGs dari target sebelum pandemi Covid-19 yakni dari 1 triliun dolar AS menjadi 1,7 triliun dolar AS, alias naik 700 miliar dolar AS.

Baca juga: Pembiayaan Alternatif Penting untuk Capai SDGs

Di satu sisi, sumber pendanaan tidak bisa sepenuhnya bergantung pada pemerintah.

"Ada pendanaan dari sektor swasta. Ada yang sifatnya investasi, ada juga yang sekarang disebut sebagai innovative financing atau pembiayaan inovatif. Indonesia sedang mengejar itu," ujar Yanuar, sebagaimana dilansir Antara.

Dia mencontohkan, Pemerintah Indonesia mengeluarkan Surat Utang Negara (SUN) SDG atau SDG bond. Langkah ini merupakan salah satu cara memobilisasi dana dari sektor non-pemerintah.

Skema lain yang penting adalah pembiayaan campuran atau blended finance.

Baca juga: Lestari Summit 2024: Pentingnya Peran Agen Perubahan Guna Mencapai Target SDGs

Skema tersebut menggabungkan dana pemerintah dengan dana swasta untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan.

Misalnya, investasi dalam infrastruktur air bersih, energi terbarukan, dan sanitasi, yang tidak hanya menghasilkan pengembalian finansial tetapi juga berdampak positif pada masyarakat.

Lebih lanjut, kemitraan multi-pemangku kepentingan juga menjadi langkah yang dinilai perlu dilakukan. Pasalnya, SGDs tidak bisa tercapai bila hanya satu negara yang memenuhi target.

Yanuar berujar, hanya 0,7 persen dari pendapatan negara-negara kaya yang dialokasikan untuk bantuan pembangunan internasional.

Baca juga: Transisi Energi Jadi Bagian Penting Capai SDGs

"Jadi, melalui HLF MSP ini, diharapkan dapat mendorong komitmen dari negara-negara kaya untuk membantu negara-negara berkembang dalam mencapai SDGs," papar Yanuar.

Dalam kesempatan terpisah, Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa menyampaikan pentingnya perubahan transformatif guna mencapai target SDGs.

Dia memaparkan, hanya 15 persen dari target SDGs yang berada di jalur yang benar, sementara banyak lainnya mengalami kemunduran.

Untuk itu, Indonesia menyerukan adanya langkah transformatif dan kerja sama internasional yang lebih kuat dan kritis dari sebelumnya.

Baca juga: Gandeng Berbagai Stakeholder, Lestari Summit 2024 Wujudkan Implementasi SDGs

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau