Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 06/10/2024, 19:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Editor

KOMPAS.com - Pakar energi panas bumi dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta Pri Utami mengatakan, pemerintah perlu meningkatkan kualitas data eksplorasi potensi geotermal untuk mengoptimalkan pemanfaatan sumber energi terbarukan tersebut.

Pri mengatakan, peningkatan data diperlukan mengingat keberadaan potensi energi panas bumi sangat minim terlihat di permukaan.

"Ada dua hal mendasar yang harus dilakukan yaitu peningkatan kualitas data eksplorasi dan peningkatan pemahaman masyarakat," ujar Pri, Sebagaimana dilansir Antara, Sabtu (5/10/2024).

Baca juga: Indonesia-Selandia Baru Kerja Sama Program Eksplorasi Panas Bumi

Pri menilai, sejauh ini pemanfaatan energi panas di Indonesia masih rendah. Sehingga data yang lebih akurat tentang potensi-potensi geotermal perlu digenjot.

Hingga kini, pemanfaatan energi panas bumi di Indonesia masih di angka 11 persen dari total potensi yang ada.

Padahal, potensi energi panas bumi di Indonesia mencapai 40 persen dari total potensi dunia, yakni sebanyak 23.965,5 megawatt (MW).

Potensi energi tersebut tersebar merata di Pulau Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi, hingga Papua sehingga berpeluang mencukupi kebutuhan energi nasional sekaligus menurunkan emisi karbon.

Baca juga: Investasi Pembangkit Panas Bumi Naik 8 Kali Lipat dalam 10 Tahun

Dibandingkan energi terbarukan lainnya, menurut Pri, energi panas bumi memiliki kadar karbon dioksida, sulfur dioksida, nitrogen oksida, dan partikel padat yang jauh lebih rendah.

Selain itu, energi panas bumi juga memiliki kelebihan dari segi keberlanjutannya.

Penginjeksian kembali fluida yang telah diekstraksi tenaganya ke reservoir panas bumi dapat menjamin keseimbangan panas dan massa dalam sistem pembangkitan listriknya.

"Serangkaian kelebihan ini menjadikan energi panas bumi sebagai energi terbarukan yang stabil," ujar Pri.

Baca juga: Konvensi Panas Bumi IIGCE Berpotensi Hadirkan Investasi Rp 57,02 Triliun

Di samping itu, Pri menuturkan, pemanfaatan energi panas bumi juga perlu disertai peningkatan pemahaman masyarakat akan potensi panas bumi.

Menurut dia, masyarakat perlu dilibatkan dalam aktivitas perekonomian berbasis panas bumi, di antaranya melalui sinergi antara sektor panas bumi dengan pertanian serta pariwisata.

Seperti diketahui, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan akan membangun tiga pembangkit listrik tenaga panas (PLTP) dengan total  kapasitas 90 MW sampai akhir tahun ini.

Baca juga: 7 Wilayah Ini Akan Integrasikan Pembangkit Panas Bumi Co-Generation

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau