Dalam setahun, ada dua kali sesi pelatihan. Setiap sesi pelatihan berisi sekitar 16 orang guru SMK jurusan kelistrikan hasil seleksi dari seluruh Indonesia.
"Nantinya, para guru yang sudah terlatih akan mengajarkan dan menularkan ilmu yang mereka peroleh kepada para siswa di sekolah masing-masing," tutur Rudi.
Para guru juga akan mendapat pelatihan lanjutan semisal on the job training sekitar dua minggu di Schneider Indonesia Cikarang.
Bantuan
Masih dalam lingkup CoE, Schneider Indonesia juga memberikan bantuan peralatan kelistrikan kepada SMK-SMK jurusan kelistrikan untuk tujuan pembelajaran.
Bantuan tersebut sesuai dengan karakteristik SMK bersangkutan. Di SMK Negeri 2 Kota Bekasi, misalnya, bantuan peralatan berkaitan dengan energi terbarukan.
Hal ini karena SMK Negeri 2 Kota Bekasi letaknya dekat dengan lokasi Tempat Pengolahan Akhir (TPA) Sampah Bantar Gebang.
Di TPA Sampah Bantar Gebang terdapat pengelolaan sampah menjadi energi terbarukan seperti gas untuk kelistrikan.
Sementara bantuan peralatan untuk pembelajaran lainnya, adalah piranti power monitoring expert dan sebagainya.
Rudi menambahkan, kolaborasi dengan sekolah-sekolah vokasi memberikan hal positif bagi Schneider Indonesia.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan.
Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.