JAKARTA, KOMPAS.com - PT Onduline Indonesia secara resmi membuka Onduline Green Rood Award (OGRA) 2023 Asia, kompetisi desain konstruksi atap bangunan berkelanjutan (sustainable construction).
Melalui sayembara desain OGRA 2023 Asia, PT Onduline Indonesia yang berkomitmen membangun dunia lebih baik, kembali menantang para profesional arsitektur dan turunannya untuk menciptakan disain atap yang memungkinkan konsumsi energi di rumah menjadi lebih hemat.
Country Director PT Onduline Indonesia Esther Pane mengungkapkan, OGRA 2023 Asia terbuka untuk arsitek perorangan dan proyek, desainer, pengembang properti, pelaksana dan perancang bangunan yang memiliki tekad membuat perubahan besar dan inovatif di dunia desain Asia Pasifik.
“Kami menggelar kompetisi ini untuk menampilkan bakat-bakat terbaik dalam desain dan inovasi, serta menyediakan platform bagi para arsitek dan disainer berbakat agar mereka bisa menampilkan karya dan proyek-proyek yang luar biasa,” ujar Esther, Jumat (14/4/2023).
Baca juga: Ramadan, Saatnya Bersihkan Hati, Pikiran, dan Lingkungan
Para juri terdiri dari Onduline Asia Pacific Director Olivier Guilly, Ketua Green Building Council Indonesia Iwan Prijanto, Principal Architect Archimetric Ivan Priatman, serta arsitek terkemuka, perencana kota, ahli lingkungan dari Filipina yang juga salah satu dari 48 pahlawan filantropi di dunia menurut Majalah Forbes, Felino 'Jun' Palafox Jr.
Diplotnya tema kompetisi desain atap bangunan hijau (green building) sebagai wujud respon Onduline terhadap isu kualitas ligkungan yang makin merosot akibat sifat manusia yang konsumtif terhadap energi dan kegiatan yang memicu pemanasan global (global warming).
Beberapa kriteria untuk dapat disebut sebagai green building, sekaligus menjadi poin penilaian karya desain antara lain hemat penggunaan air, tata guna lahannya baik, kualitas udara di dalam ruangan (indoor quality), material yang digunakan, termasuk pemakaian energi di dalam rumah.
Ketua Green Building Council Indonesia Iwan Prijanto mengatakan, suka tidak suka, saat ini Indonesia dan seluruh negara di dunia yang cenderung memiliki iklim tropis sudah seharusnya memasuki panggung hemat energi.
Pengembang, arsitek, desainer interior, dan desainer bangunan lainnya diajak bersama-sama untuk mengembangkan bangunan hijau sebagai wujud tanggung jawab terhadap lingkungan.
“Yang dimaksud dengan hemat energi adalah jumlah energi yang dikonsumsi rumah setara dengan jumlah energi yang dihasilkan dari sumbernya sendiri, baik berupa panel surya maupun sumber energi terbarukan lainnya,” ujarnya.
Kompetisi resmi dibuka pada 14 April 2023 dengan batas penerimaan karya hingga 30 Agustus 2023. Peserta diharuskan lebih dulu mengisi formulir pendaftaran melalui laman ogra-contest.com. Pengumuman pemenang dijadwalkan pada akhir September 2023.
Onduline menyiapkan total hadiah uang tunai sebesar 9.200 dollar AS atau setara Rp 145 juta dan piala eksklusif untuk semua pemenang.
Pemenang pertama akan menerima 3.300 dollar AS (Rp 52 juta), juara kedua 2.300 dollar AS (Rp 36 juta), juara ketiga 1.600 dollar AS (Rp 25 juta), serta juara 4 dan 5 masing-masing 1.000 dollar AS (Rp15 juta).
Juara 1 dan 2 juga akan diundang sebagai pembicara utama di sejumlah kegiatan Onduline. Bermitra dengan Archify sebagai Media Partner dan Green Building Council se-Asia mulai dari Green Building Council India, Green Building Council India, Green Building Council Malaysia dan Green Building Council Filipina, kompetisi OGRA 2023 Asia diharapkan mampu menekam dampak buruk konstruksi terhadap lingkungan dan alam.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya