Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 03/05/2023, 11:00 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Tahukah Anda, bahwa gedung yang menerapkan desain berkelanjutan dapat menghemat energi 40 persen lebih banyak dibandingkan dengan properti tradisional?

Selain itu, gedung dengan desain berkelanjutan, tercatat meningkatkan efisiensi energi dan mengurangi emisi karbpn dioksida (CO2).

Untuk diketahui, gedung yang menggunakan material rendah karbon juga telah terbukti dapat mengurangi emisi bangunan hingga 30 persen.

Untuk itu, PT ICI Paints Indonesia (AkzoNobel Decorative Paints Indonesia) mendukung penerapan desain berkelanjutan dalam pembangunan atau renovasi properti residensial, properti komersial dan fasilitas umum di Indonesia.

Baca juga: Cat Susu Bebas VOC, Tak Berbau Usai Diaplikasikan

Country Commercial Head PT ICI Paints Indonesia (AkzoNobel Decorative Paints Indonesia) Yudhy Aryanto mengatakan, pada sektor properti, desain berkelanjutan semakin penting.

"Kita perlu mencari cara untuk memperpanjang masa pakai produk dan menghindari penipisan sumber daya alam. Hal ini dapat mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan, serta meningkatkan kesehatan dan kenyamanan penghuni bangunan, sehingga meningkatkan kinerja bangunan," tutur Yudhy dalam keterangan kepada Kompas.com, Rabu (3/5/2023).

AkzoNobel berkomitmen untuk berperan dalam pengembangan berkelanjutan industri cat dan pelapis melalui pendekatan People.Planet.Paint. yang berkelanjutan.

Melalui pendekatan ini, perusahaan memastikan lingkungan kerja yang aman dan beragam untuk mengembangkan sumber daya manusia (SDM) yang memiliki potensi, mengurangi dampak terhadap lingkungan, dan menghadirkan produk yang lebih berkelanjutan dan sehat.

Perusahaan juga terus bekerja sama dengan mitra dan pemangku kepentingan terkait untuk mendukung pembangunan berkelanjutan demi masa depan yang lebih baik.

Aspek keberlanjutan juga mendapat perhatian serius dari pemangku kepentingan terkait seperti Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) dan Himpunan Interior Designer Indonesia (HDII).

Mereka senantiasa menyuarakan pentingnya aspek keberlanjutan dalam desain bangunan. Edukasi mengenai pemilihan material yang berkelanjutan baik kepada sesama rekan arsitek, interior desainer maupun pelanggan industri dan bisnis juga dilakukan secara konsisten.

Principal Quadratua Indonesia dan juga Ketua IAI Jakarta Doti Windajani menambahkan, saat ini pemanasan global harus disikapi dengan serius karena memengaruhi suhu di kota-kota termasuk di Jakarta.

Fenomena ini dikenal sebagai urban heat island yang merupakan fenomena peningkatan suhu udara di wilayah perkotaan. Untuk mengatasi peningkatan suhu ini, diperlukan partisipasi dan kerja sama dari seluruh pihak terkait.

"Kami para arsitek perlu senantiasa berinovasi dalam merancang gedung dan bangunan yang berkelanjutan sehingga mendukung terciptanya kota layak huni," imbuh Doti.

Principal GMDI yang juga Ketua HDII Jakarta Ranu Scarvia menimpali, merancang interior bangunan harus dilakukan dengan seksama, termasuk memahami jenis material yang akan digunakan, perilaku orang di dalamnya serta memenuhi kenyamanan penghuninya.

Selain itu juga harus memperhatikan suhu dalam ruangan, tingkat keterangan dalam ruangan dari sinar lampu maupun sinar matahari yang masuk, dan tingkat kebisingan dalam ruangan akan mempengaruhi kualitas hidup dan kinerja para penghuninya.

"Merancang interior bangunan juga harus memperhatikan aspek keberlanjutan seperti pemilihan material atau cat untuk interior yang berkelanjutan dan meningkatkan kenyamana," kata Ranu.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Peralihan Musim, BMKG Prediksi Hujan Landa Sejumlah Daerah 3 Hari ke Depan
Peralihan Musim, BMKG Prediksi Hujan Landa Sejumlah Daerah 3 Hari ke Depan
Pemerintah
14 Perusahaan Bertanggung Jawab Atas Sepertiga Pemanasan Global
14 Perusahaan Bertanggung Jawab Atas Sepertiga Pemanasan Global
Pemerintah
Reklamasi Pasca-Tambang Hanya Simbolis, Menteri LH Soroti Hilangnya Biodiversitas
Reklamasi Pasca-Tambang Hanya Simbolis, Menteri LH Soroti Hilangnya Biodiversitas
Pemerintah
Perubahan Iklim, Makluk Laut yang Tak Kasat Mata Pun Terancam
Perubahan Iklim, Makluk Laut yang Tak Kasat Mata Pun Terancam
LSM/Figur
UE Patok Target Limbah Pangan dan Skema Baru Daur Ulang Tekstil
UE Patok Target Limbah Pangan dan Skema Baru Daur Ulang Tekstil
Pemerintah
Aksi Iklim Sederhana dan Berbiaya Rendah Bisa Selamatkan 725.000 Jiwa per Tahun
Aksi Iklim Sederhana dan Berbiaya Rendah Bisa Selamatkan 725.000 Jiwa per Tahun
Pemerintah
Tekan Polusi Udara di Jakarta, DLH Semprotkan 4.000 Liter 'Water Mist'
Tekan Polusi Udara di Jakarta, DLH Semprotkan 4.000 Liter "Water Mist"
Pemerintah
Menteri LH: Stop Slogan Sampah Berkah, Itu Masalah Besar yang Harus Diselesaikan
Menteri LH: Stop Slogan Sampah Berkah, Itu Masalah Besar yang Harus Diselesaikan
Pemerintah
Metana Jadi Berkah, Kisah Suami Istri Balikpapan Hidup dari Sampah
Metana Jadi Berkah, Kisah Suami Istri Balikpapan Hidup dari Sampah
Swasta
Menteri LH Rindukan Langit Biru Jakarta Seperti saat Covid-19
Menteri LH Rindukan Langit Biru Jakarta Seperti saat Covid-19
Pemerintah
Survei Tunjukkan Pembeli Korporat akan Pilih Pemasok Berkelanjutan
Survei Tunjukkan Pembeli Korporat akan Pilih Pemasok Berkelanjutan
Swasta
Ditunjuk Jadi Wamenhut, Rohmat Marzuki Akui Belum Ada Pesan Khusus Presiden
Ditunjuk Jadi Wamenhut, Rohmat Marzuki Akui Belum Ada Pesan Khusus Presiden
Pemerintah
Gantikan Sulaiman Umar, Rohmat Marzuki Resmi Jabat Wakil Menteri Kehutanan
Gantikan Sulaiman Umar, Rohmat Marzuki Resmi Jabat Wakil Menteri Kehutanan
Pemerintah
Stop Lagi Ekspor Benih Lobster, Indonesia Tak Mau Jadi Pemasok Murah
Stop Lagi Ekspor Benih Lobster, Indonesia Tak Mau Jadi Pemasok Murah
Pemerintah
Karhutla, KLH Awasi Praktik 38 Perusahaan
Karhutla, KLH Awasi Praktik 38 Perusahaan
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau