KOMPAS.com – Salah satu energi terbarukan yang melimpah ruah di Indonesia adalah energi surya. Pemanfaatan energi surya salah satu caranya bisa menggunakan panel surya untuk mengubahnya menjadi energi listrik.
Panel surya terdiri atas sejumlah sel surya yang membentuk satu kesatuan berupa satu panel yang saling terintegrasi.
Setiap sel surya terdiri atas beberapa komponen fotovoltaik atau komponen yang dapat mengubah cahaya menjadi energi listrik.
Baca juga: Bagaimana Pembangkit Listrik Tenaga Surya Ditemukan?
Saat ini, pemakaian panel surya sudah bukan lagi menjadi sesuatu yang mewah. Sudah banyak rumah tangga yang memasang panel surya di rumah.
Bahkan, pengembangan panel surya sudah menjadi tren di beberapa negara karena menjadi lebih mandiri energi.
Terlepas dari hal itu, setiap teknologi memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Apa kelebihan dan kekurangan energi surya? Artikel ini akan membahasnya, sebagaimana dilansir Investopedia.
Baca juga: Mahasiswa UI Inovasi Pelacak Energi Surya, Sederhana Lebih Ekonomis
Energi surya adalah sumber daya yang melimpah dan terbarukan. Sumber daya ini tidak akan pernah habis kecuali matahari berhenti memancarkan sinarnya.
Energi surya ramah lingkungan karena tidak menghasilkan emisi gas rumah kaca (GRK). Proses perubahan dari cahaya menjadi energi listrik tidak mengeluarkan polusi.
Setiap tempat di dunia mendapatkan sinar matahari. Yang membedakan adalah intensitasnya dan durasi mendapatkan sinarnya.
Oleh karena itu, setiap negara memiliki potensi energi surya dengan variasi yang berbeda-beda.
Jika dikembangkan secara optimal, energi surya bisa mendorong kemandirian energi dan melepaskan diri dari ketergantungan energi fosil.
Baca juga: Membangun Masa Depan dengan Memanfaatkan Listrik dari Energi Surya
Salah satu kekurangan energi surya adalah pancaran sinar yang tidak tetap alias intermiten. Perubahan energi di panel surya hanya terjadi ketika matahari memancarkan sinarnya.
Jika matahari bersinar terang, maka prosesnya menjadi optimal. Sedangkan bila tertutupi mendung menjadi tidak maksimal.
Akan tetapi, teknologi terus berkembang dan diharapkan ke depan akan ada semakin banyak teknologi panel surya yang bisa mengoptimalkan konversi energi matahari meski sedang mendung.
Panel surya membutuhkan lahan yang cukup besar bila menginginkan kapasitas pembangkitan yang besar pula. Salah satu solusinya adalah dengan memasang panel surya di atap-atap rumah.
Teknologi tertentu dalam panel surya membutuhkan bahan langka dalam produksinya. Kondisi ini lebih kepada ketidakmampuan teknologi saat ini untuk mendapatkan material yang lebih tepat.
Baca juga: Kurangi Emisi Karbon, 2 Pabrik Kayu Lapis di Jombang Manfaatkan Energi Surya
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya