Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 03/05/2023, 19:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.comPembangkit listrik tenaga surya (PLTS) adalah salah satu teknologi ramah lingkungan yang mengubah energi surya atau matahari menjadi listrik.

Energi surya sendiri adalah salah satu energi terbarukan yang memiliki sumber daya melimpah di seluruh dunia.

Pemanfaatan PLTS untuk memanen energi surya menjadi salah satu langkah untuk melawan perubahan iklim dan pemanasan global.

Baca juga: Dukung Transisi Energi, Harita Akan Bangun PLTS 300 MegaWatt

Penggunaan PLTS secara masif juga sejalan dengan dua tujuan Sustainable Development Goals (SDGs) yaitu energi bersih dan terjangkau dan penanganan perubahan iklim.

Negara-negara di seluruh dunia saat ini berlomba-lomba meningkatkan kapasitas terpasang PLTS-nya.

Negara manakah yang banyak menggunakan PLTS? Hingga Januari 2023, China menjadi negara terbanyak di dunia yang memiliki PLTS dengan total kapasitas terpasang 175.767 megawatt (MW).

Baca juga: Amman Mineral Operasikan PLTS 26,8 MW, Targetkan Kurangi Emisi CO2 hingga 40.000 Ton Per Tahun

20 negara dengan PLTS terbanyak

Dilansir dari Global Energy Monitor, berikut 20 negara dengan kapasitas PLTS terbesar di dunia hingga Januari 2023.

  1. Cina: 175.767 MW
  2. Amerika Serikat (AS): 50.147 MW
  3. India: 37.820 MW
  4. Vietnam: 12.300 MW
  5. Meksiko: 12.119 MW
  6. Jepang: 8.434 MW
  7. Australia: 7.840
  8. Spanyol: 6.220 MW
  9. Chile: 6.129 MW
  10. Brasil: 5.392 MW
  11. Afrika Selatan: 2.926 MW
  12. Uni Emirat Arab (UEA): 2.899 MW
  13. Jerman: 2.580 MW
  14. Inggris: 2.413 MW
  15. Mesir: 2.048 MW
  16. Taiwan: 1.769 MW
  17. Filipina: 1.757 MW
  18. Ukraina: 1.703 MW
  19. Rusia: 1.206 MW
  20. Perancis: 1.191 MW

Baca juga: PLN Operasikan PLTS Terapung Terbesar di Indonesia

PLTS tumbuh cepat

PLTS adalah salah satu teknologi energi terbarukan dengan pertumbuhan tercepat di dunia.

International Energy Agency (IEA) melaporkan bahwa pada PLTS merupakan teknologi energi terbarukan dengan pertumbuhan paling cepat kedua di dunia setelah pembangkit listrik tenaga bayu (PLTB).

Di sebagian besar negara-negara di dunia, PLTS menjadi pilihan teknologi energi terbarukan berbiaya rendah.

Pertumbuhan PLTS di dunia beberapa tahun mendatang diprediksi akan terus tumbuh dan akan masih banyak investor yang berminat.

Baca juga: Terbesar di Asia Tenggara, PLTS Terapung Cirata Ditargetkan Beroperasi Awal Tahun Depan

PLTS terbesar di dunia

Jika China menjadi negara dengan PLTS terbanyak, lalu di mana PLTS terbesar di dunia?

PLTS terbesar di dunia terdapat di India dengan nama Bhadla Solar Park. Bhadla Solar Park memiliki kapasitas terpasang sebesar 2.250 MW.

Melansir NS Energy, PLTS Bhadla Solar Park terletak di desa Bhadla, distrik Jodhpur Rajasthan, India.

Panel-panel surya di PLTS terbesar di dunia ini terpasang di lahan seluah sekitar 5.783 hektar atau sekitar 57,8 kilometer persegi.

Jika dikomparasikan, luas PLTS Bhadla Solar Park lebih besar dibandingkan Jakarta Pusat dengan luas 47,9 kilometer persegi.

Proyek ini dikembangkan oleh beberapa entitas seperti Rajasthan Solar Park Development Company Limited, Saurya Urja Company, dan Adani Renewable Energy Park Rajasthan.

Baca juga: Kementerian ESDM: Aturan PLTS Atap Diharapkan Jadi Peluang Bisnis bagi Industri

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Genjot Pemanfaatan EBT, PLN akan Bangun 'Smart Grid' dan Jaringan Transmisi

Genjot Pemanfaatan EBT, PLN akan Bangun "Smart Grid" dan Jaringan Transmisi

BUMN
Rektor IPB: Tak Hanya Sawit, Indonesia Punya Banyak Sumber Bioenergi

Rektor IPB: Tak Hanya Sawit, Indonesia Punya Banyak Sumber Bioenergi

LSM/Figur
Teknologi Baru Ini Diklaim Bisa Ubah Air Limbah Jadi Avtur Berkelanjutan

Teknologi Baru Ini Diklaim Bisa Ubah Air Limbah Jadi Avtur Berkelanjutan

Pemerintah
Bahlil: Industri Mobil Listrik Global Andalkan RI untuk Pasok Nikel

Bahlil: Industri Mobil Listrik Global Andalkan RI untuk Pasok Nikel

Pemerintah
Berbagai Cara Pelestarian Mangrove, Rehabilitasi sampai Libatkan Masyarakat

Berbagai Cara Pelestarian Mangrove, Rehabilitasi sampai Libatkan Masyarakat

LSM/Figur
Ketahui Sumber-sumber Jejak Karbon yang Dihasilkan Manusia

Ketahui Sumber-sumber Jejak Karbon yang Dihasilkan Manusia

Pemerintah
15 Tahun The Climate Reality Indonesia, Amanda Katili Niode Luncurkan 'Memoar Pegiat Harmoni Bumi'

15 Tahun The Climate Reality Indonesia, Amanda Katili Niode Luncurkan "Memoar Pegiat Harmoni Bumi"

LSM/Figur
Penolakan Proyek Geothermal di Padarincang: Dilema Energi Terbarukan

Penolakan Proyek Geothermal di Padarincang: Dilema Energi Terbarukan

Pemerintah
Mengenal 'Net Zero Emission' hingga Strateginya

Mengenal "Net Zero Emission" hingga Strateginya

LSM/Figur
Deforestasi RI Terburuk Kedua di Dunia, 1,18 Juta Hektare Hutan Rusak

Deforestasi RI Terburuk Kedua di Dunia, 1,18 Juta Hektare Hutan Rusak

LSM/Figur
Peta Jalan Penyelenggaraan dan Pembinaan Bangunan Gedung Hijau Diluncurkan, Ini Isinya

Peta Jalan Penyelenggaraan dan Pembinaan Bangunan Gedung Hijau Diluncurkan, Ini Isinya

Pemerintah
Prancis Berencana Jadikan 'Spare Part' PLTN yang Ditutup jadi Alat Dapur, Amankah?

Prancis Berencana Jadikan "Spare Part" PLTN yang Ditutup jadi Alat Dapur, Amankah?

Pemerintah
Akibat Krisis Iklim, Risiko Tabrakan Hiu Paus dengan Kapal Semakin Tinggi

Akibat Krisis Iklim, Risiko Tabrakan Hiu Paus dengan Kapal Semakin Tinggi

Pemerintah
Koalisi Masyarakat Minta Pemerintah Tingkatkan Perlindungan Nelayan Kecil

Koalisi Masyarakat Minta Pemerintah Tingkatkan Perlindungan Nelayan Kecil

LSM/Figur
KLHK dan UNEP Jalin Kolaborasi di Bidang Hutan dan Lingkungan

KLHK dan UNEP Jalin Kolaborasi di Bidang Hutan dan Lingkungan

Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau