Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 05/05/2023, 13:00 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

Sumber The Spruce

KOMPAS.com – Pandemi Covid-19 memberi pelajaran berharga dan membawa dampak fundamental terhadap perubahan gaya hidup masyarakat. Terutama kalangan urban yang hidup di kota metropolitan.

Desain interior berkelanjutan yang lebih ramah lingkungan dan adaptif terhadap perubahan menjadi penting untuk diterapkan.

Desain interior berkelanjutan adalah perancangan rumah yang dilakukan tanpa memberikan dampak buruk terhadap lingkungan alam.

Ini bisa diartikan sebagai penggunaan bahan organik, bebas bahan kimia berbahaya, dan bisa digunakan secara berulang hingga mampu meningkatkan kualitas udara di rumah.

Baca juga: Ini 5 Tip Penggunaan Kulkas Agar Ramah Lingkungan

Secara sederhana, penerapan penggunaan desain interior berkelanjutan bisa dilakukan tanpa memerlukan renovasi.

Untuk itu, berikut 5 tips desain interior berkelanjutan yang bisa menjadi panduan:

1. Gunakan sprei berbahan linen

Linen adalah bahan yang terbuat dari serat rami tanpa limbah dan dapat didaur ulang. Bahan ini juga secara alami bisa mengatur suhu dan membuat ruangan menjadi lebih nyaman.

Selain itu, sprei dengan bahan linen juga bisa menjadi lebih lembut jika semakin lama digunakan, mudah diatur dan memiliki daya tahan penggunaan yang cukup lama.

“Sementara industri dekorasi rumah sering dianggap boros, dalam hal seberapa cepat kita bergerak melalui tren dan mengganti barang-barang di rumah kita menggunakan bahan seperti linen adalah salah satu cara Anda bisa lebih berkelanjutan,” ujar desainer bantal Elsie Home Lauren Meichtry.

2. Pilih cat dengan VOC rendah

Mikroplastik pada kandungan cat tradisional bisa mencemari lingkungan dan memberikan dampak buruk pada kesehatan.

Oleh karena itu, desainer interior Rebecca Hay Designs Rebecca Hay merekomendasikan untuk menggunakan cat dengan kandungan Volatile Organice Compound (VOC) yang rendah atau bahkan tanpa VOC.

Meskipun cat dengan VOC rendah belum sepenuhnya dikatakan aman, tetapi produk ini dirasa lebih berkelanjutan jika dibandingkan dengan penggunaan cat tradisional.

3. Maksimalkan pencahayaan alami

Mendesain rumah dengan pencahayaan alami yang baik mampu memberikan kenyamanan pada rumah serta bisa mengurangi konsumsi listrik pada siang hari.

Sementara itu, tips lain yang bisa Anda gunakan sebagai pencahayaan alami adalah dengan meletakkan cermin di depan atau di samping jendela untuk memaksimalkan cahaya masuk.

Lebih lanjut, Anda juga bisa mengurangi penggunaan listrik dengan mengganti penggunaan lampu biasa menjadi lampu LED.

4. Furnitur berbahan rotan, bambu atau kayu padat

Belakangan ini, furnitur yang dibuat dari bahan alami, seperti rotan dan bambu menjadi lebih diminati karena para desainer dan dekorator rumah turut mencari cara untuk mengurangi penggunaan plastik.

Bahan ini mampu diubah menjadi berbagai barang serbaguna, seperti kursi rotan, sandaran kepala rotan, kap lampu anyamana bambu dan lainnya.

Tidak hanya itu, perabotan yang terbuat dari kayu padat, misalnya walnut, jati, oak dan maple juga lebih bisa memberikan perlindungan dari paparan zat berbahaya.

Ahli menyarankan agar menghindari furnitur dari MDF atau papan partikel dari serbuk gergaji yang dikompresi dan disatukan dengan resin sintesis dan lem.

5. Tanaman hias

Selanjutnya adalah dengan memberikan tanaman hias pada ruangan. Selain untuk menambah keindahan rumah, beberapa tanaman hias juga bisa memberikan sirkulasi udara yang baik.

Adapun beberapa tanaman hias yang bisa memberikan sirkulasi udara yang baik untuk ruangan, antara lain peace lily, english ivy, lidah mertua, krisan, devil's ivy, dracaena dan gerbera daisy.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com