KOMPAS.com - Semua umat Muslim menyambut hari raya Idulfitri dan Lebaran dengan gegap gempita.
Para perantau pun berbondong-bondong kembali ke kampung halaman untuk merayakan Lebaran bersama keluarga tercinta.
Selama Lebaran, berbagai perayaan muncul karena rasa sukacita. Mobilitas serta konsumsi warga pun meningkat.
Di satu sisi, gegap gempita aktvitas selama Lebaran berpotensi menimbulkan efek samping yang berdampak buruk.
Lebaran yang tidak berkelanjutan menimbulkan dampak buruk terhadap lingkungan dan Bumi yang kita tempati ini.
Dilansir dari tulisan Herlina Agustin, peneliti Environmental Communication Center Universitas Padjadjaran di The Conversation, berikut empat dampak buruk terhadap lingkungan bila perayaan Lebaran tidak berkelanjutan.
Baca juga: Kurangi Sampah Lebaran, Akademisi Ajak Shalat Id Tanpa Koran
Limbah makanan merupakan salah satu masalah yang perlu penanganan serius. Apalagi, saat Lebaran konsumsi cenderung meningkat sehingga sampah makanan bisa terkerek naik.
Menurut Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, mudik Lebaran 2024 saja diproyeksikan menimbulkan sampah 58.000 ton. Dari jumlah tersebut, sampah makanan diprediksi mencapai 40 persen.
Limbah makanan yang tidak terkelola dengan baik dapat menimbulkan masalah kesehatan karena menjadi tempat berkembang biaknya kuman serta mengundang hewan liar yang mengkonsumsi limbah tersebut.
Organisme ini dapat membawa penyakit bisa menular dari hewan ke manusia atau biasa disebut zoonosis.
Sisa makanan yang membusuk juga mengeluarkan gas metana, salah satu gas rumah kaca. Emisi gas metana yang berlebihan amat berbahaya karena bisa memerangkap panas 25 kali lebih besar dibandingkan karbon dioksida.
Oleh sebab itu, diperlukan kesadaran bersama untuk membatasi konsumsi dan makan secara bertanggung jawab guna meminimalisai lonjakan sampah makanan saat hari raya.
Baca juga: Mudik Lebaran Bisa Pakai Aplikasi BNPB untuk Pantau Risiko Bencana
Saat Lebaran, mobilitas masyarakat meningkat pesat, terutama di daerah-daerah tujuan pemudik.
Penggunaan kendaraan bermotor pribadi pun menjadi pilihan utama karena fleksibilitasnya saat Lebaran.
Meningkatnya pergerakan kendaraan pribadi ini dapat meningkatkan polusi udara dari pembakaran bahan bakar bensin.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya