KOMPAS.com – Krisis air bersih yang terjadi di Kabupaten Sumba Barat Daya memicu banyak bayi di bawah lima tahun (balita) mengalami stunting.
Dilansir dari situs web BRIN, data balita stunting di Kabupaten Sumba Barat Daya hingga periode Februari 2022 mencapai 13.150 anak atau sekitar 44 persen.
Organisasi kemanusiaan Wahana Visi Indonesia (WVI) menilai, air bersih sangat penting untuk memenuhi gizi anak.
Baca juga: Tekan Angka Stunting, Pemprov Banten Gelar Lokakarya Bersama FKUI
Head of Social Impact & Sustainability WVI Franky Banfatin menyampaikan, sebanyak lima desa di Sumba Barat Daya bahkan tidak memiliki sumber air di permukaan tanah dan tidak ada sungai atau mata air.
Sehingga, lanjut Franky, masyarakat sangat bergantung pada penampung air hujan (PAH) untuk kebutuhan air mereka. Namun, rupanya tidak semua punya PAH.
"Keluarga yang tidak punya PAH harus membeli air seharga Rp 400-Rp 1000 per jeriken untuk keperluan sehari-hari, khususnya makan minum. Jika ditotal, keluarga yang tidak memiliki PAH harus mengeluarkan Rp 480.000 hingga Rp 1.200.000 per bulan dengan kualitas air yang tidak layak konsumsi," kata Franky, Selasa (9/5/2023).
Baca juga: Tekan Angka Stunting, Pemprov Banten Gelar Lokakarya Bersama FKUI
Kondisi PAH yang tidak tertutup menyebabkan bak menjadi tidak steril dan terkontaminasi dengan berbagai kotoran, lumut, dan bakteri.
Hal ini menyebabkan timbulnya banyak penyakit, khususnya pada anak-anak, seperti diare, muntaber, hingga stunting. Tidak heran provinsi NTT menempati urutan pertama angka stunting tertinggi di Indonesia.
Di sisi lain, musim penghujan di Sumba Barat Daya juga berlangsung singkat yaitu empat bulan. Sedangkan musim kemarau bisa berlansung selama delapan bulan.
Baca juga: Penting! 5 Cara Mencegah Stunting pada Anak
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan.
Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.