JAKARTA, KOMPAS.com - Daur ulang kemasan bekas minum (KBM) menjadi pilihan Tetra Pak yang memilih untuk lebih fokus pada bisnis makanan dan minuman atau food and beverage (FnB) berkelanjutan.
"Kelestarian itu penting untuk bisnis makanan dan minuman berkelanjutan," kata Direktur Marketing Tetra Pak untuk Filipina, Indonesia, Malaysia, dan Singapura John Jose, Selasa (9/5/2023).
John menerangkan, Tetra Pak Indonesia sudah melaksanakan program daur ulang KBM sejak 2005, diawali dengan pengumpulan dari berbagai titik.
Hingga 2022 usai, sudah ada enam kemitraan berkenaan dengan pengumpulan KBM meliputi wilayah Jawa dan Bali.
Dasar pertimbangan daur ulang KBM adalah riset bersama Balai Besar Pulp dan Kertas Kementerian Perindustrian. Hasil riset menunjukkan, KBM bisa didaur ulang sepenuhnya sesuai dengan jenis industri pendaur.
Baca juga: Pimpin Kampanye Daur Ulang, Danone Ingatkan Pengelolaan Sampah Plastik
Tentang kelestarian bisnis F&B, Tetra Pak juga melakukan edukasi kepada konsumen, yang berfokus pada pemilahan kemasan KBM sejak dari sumbernya.
Hingga kini, terdapat 80.000 konsumen yang mendapatkan edukasi tersebut.
Hal yang juga penting, imbuh John, Tetra Pak menggunakan bahan baku KBM dari kayu hutan lestari bersertifikat Forest Stewardship Council (FSC).
Kayu hutan lestari bersertifikat FSC ini ada dalam pegelolaan bertanggung jawab untuk pembaruan berkelanjutan.
Pada bagian selanjutnya, Tetra Pak mencermati perilaku konsumen pada industri makanan dan minuman melalui laporan Trendipedia 2023.
Pada laporan itu termaktub tiga tren utama konsumen di empat negara yakni Indonesia, Singaoura, Malaysia, dan Filipina yang mencakup flexi-shopping, in control, dan eatertainment.
Tren flexi-shopping bisa diartikan sebagai perilaku konsumen pemilik pola pikir fleksibel untuk selalu membeli makanan dan minuman pendukungn aspek kesehatan maupun berkelanjutan menjadi lebih penting dari harga.
Sementara in control artinya konsumen yang memiliki perilaku untuk mengendalikan cara makan dan minum. Dengan cara itu, konsumen mendapatkan perasaan kotrol dalam kehidupannya.
Kemudian, eatertainment yang menunjukkan bahwa konsumen sering mengikuti saran dari influencer di media sosial untuk membeli makanan dan minuman.
Menurut John, cara mengikuti Trendipedia ini membuat konsumen memiliki kebiasaan mencoba hal-hal baru tentang makanan dan minuman mulai dari resep, rasa, dan tren baru dari dunia maya.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya