Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

21,6 Persen Balita di Indonesia Stunting pada 2022, NTT Paling Banyak

Kompas.com - 14/05/2023, 18:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.com - Menurut Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022, persentase stunting bayi di bawah lima tahun (balita) di Indonesia tercatat 21,6 persen pada 2022.

Prevalensi balita stunting pada 2022 menurun bila dibandingkan 2021 yaitu 24,2 persen.

SSGI melakukan survei kepada populasi sampel sebanyak 334.848 balita yang tersebar di 486 kota di 33 provinsi.

Baca juga: 44 Persen Balita di Sumba Barat Daya Stunting karena Krisis Air Bersih

Dari data tersebut, Nusa Tenggara Timur (NTT) menjadi provinsi dengan balita stunting terbanyak yaitu 35,4 persen pada 2022.

Meski demikian, persentase balita di NTT yang mengalami stunting pada 2022 menurun bila dibandingkan pada 2021 yaitu 37,8 persen.

Sementara itu, provinsi dengan balita stunting paling sedikit adalah Bali dengan prevalensi 8 persen pada 2022.

Jumlah balita yang mengalami stunting di bali pada 2022 juga mengalami penurunan bila dibandingkan 2021 yaitu 10,9 persen.

Baca juga: Kepala BKKBN: Angka Stunting di Indonesia Turun Jadi 21,6 Persen

Persentase balita stunting tiap provinsi

Berikut daftar provinsi dengan prevalensi balita stunting paling banyak hingga paling sedikit menurut SSGI 2022.

  • NTT: 35,3 persen
  • Sulawesi Barat: 35 persen
  • Papua: 34,6 persen
  • Nusa Tenggara Barat (NTB): 32,7 persen
  • Aceh: 31,2 persen
  • Papua Barat: 30 persen
  • Sulawesi Tengah: 28,2 persen
  • Kalimantan Barat: 27,8 persen
  • Sulawesi Tenggara: 27,7 persen
  • Sulawesi Selatan: 27,2 persen
  • Kalimantan Tengah: 26,9 persen
  • Maluku Utara: 26,1 persen
  • Maluku: 26,1 persen
  • Sumatera Barat: 25,2 persen
  • Kalimantan Selatan: 24,6 persen
  • Kalimantan Timur: 23,9 persen
  • Gorontalo: 23,8 persen
  • Kalimantan Utara: 22,1 persen
  • Sumatera Utara: 21,1 persen
  • Jawa Tengah: 20,8 persen
  • Sulawesi Utara: 20,5 persen
  • Jawa Barat: 20,2 persen
  • Banten: 20 persen
  • Bengkulu: 19,8 persen
  • Jawa Timur: 19,2 persen
  • Sumatera Selatan: 18,6 persen
  • Kepulauan Bangka Belitung: 18,5 persen
  • Jambi: 18 persen
  • Riau: 17 persen
  • DI Yogyakarta: 16,4 persen
  • Kepulauan Riau: 15,4 persen
  • Lampung: 15,2 persen
  • DKI Jakarta: 14,8 persen
  • Bali: 8 persen

Baca juga: Atasi Stunting, Pemkab Nunukan Kucurkan APBD Bantuan Makanan Bergizi

Target 14 Persen

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menargetkan agar angka stunting di seluruh Nusantara ada di bawah 14 persen pada 2024.

Presiden Jokowi akan mengawal dan kembali meninjau data balita stunting pada 2023 dan 2024 mendatang.

"Saya minta seluruh gubernur, bupati, wali kota di seluruh Tanah Air juga akan saya sampaikan hal yang sama bahwa jangan sampai target angka 14 persen itu luput. Harus tercapai," kata Jokowi dalam pengarahannya di Kabupaten Timur Tengah Selatan, NTT, sebagaimana disiarkan YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (24/3/2022).

Jika menilik data yang dikeluarkan SSGI, hanya Provinsi Bali yang memiliki persentase balita stunting di bawah target 14 persen nasional pada 2024 yaitu 8 persen.

Sedangkan DKI Jakarta masih sedikit berada di atas target nasional 2024 yaitu 14,8 persen balita stunting pada 2022.

Baca juga: Anak Stunting di Madiun 400 Orang, Wali Kota Maidi: Bukan karena Kemiskinan

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
IPB Ajak Guru di Kediri Rancang Pembelajaran Gizi Seimbang Berbasis EcoFun
IPB Ajak Guru di Kediri Rancang Pembelajaran Gizi Seimbang Berbasis EcoFun
LSM/Figur
Debu Setara 300 Piramida Giza Melayang per Tahun, Ancam 330 Juta Jiwa
Debu Setara 300 Piramida Giza Melayang per Tahun, Ancam 330 Juta Jiwa
Pemerintah
Asia Dominasi Produksi Listrik Bersih, tetapi Masih Terpusat di China
Asia Dominasi Produksi Listrik Bersih, tetapi Masih Terpusat di China
Pemerintah
Pertamina Lestarikan Hutan di Besakih Bali dengan Tanaman Energi
Pertamina Lestarikan Hutan di Besakih Bali dengan Tanaman Energi
BUMN
Transisi Energi Eropa: Surya Meraja, Tendang Batu Bara ke Titik Terendahnya
Transisi Energi Eropa: Surya Meraja, Tendang Batu Bara ke Titik Terendahnya
Pemerintah
Sederet Tantangan Dekarbonisasi Transportasi, dari Bahan Bakar sampai Insentif EV
Sederet Tantangan Dekarbonisasi Transportasi, dari Bahan Bakar sampai Insentif EV
LSM/Figur
Di Mana Keadilan Iklim? Yang Kaya Boros Energi, Yang Miskin Tanggung Dampaknya
Di Mana Keadilan Iklim? Yang Kaya Boros Energi, Yang Miskin Tanggung Dampaknya
LSM/Figur
Kisah Relawan RS Kapal Nusa Waluya II - PIS, dari Operasi di Tengah Ombak hingga Mendapat Buah-buahan
Kisah Relawan RS Kapal Nusa Waluya II - PIS, dari Operasi di Tengah Ombak hingga Mendapat Buah-buahan
BUMN
China Terapkan Standar Energi Terbarukan Pertama untuk Sektor Baja dan Semen
China Terapkan Standar Energi Terbarukan Pertama untuk Sektor Baja dan Semen
Pemerintah
Satgas PKH Kuasai 2 Juta Hektar Lahan Sawit, Selanjutnya Apa?
Satgas PKH Kuasai 2 Juta Hektar Lahan Sawit, Selanjutnya Apa?
Pemerintah
Dorong Capaian SDGs, ITS Gelar Pemeriksaan Gratis Deteksi Kanker untuk Perempuan
Dorong Capaian SDGs, ITS Gelar Pemeriksaan Gratis Deteksi Kanker untuk Perempuan
Swasta
Susul Bank AS, HSBC Keluar dari Aliansi Iklim Perbankan Dunia
Susul Bank AS, HSBC Keluar dari Aliansi Iklim Perbankan Dunia
Swasta
Teknologi China Tembak CO2 dan Metana, Pangkas Dua Emisi Sekaligus
Teknologi China Tembak CO2 dan Metana, Pangkas Dua Emisi Sekaligus
Pemerintah
Inovasi Perekat Rendah Emisi, Lebih Aman untuk Rumah dan Lingkungan
Inovasi Perekat Rendah Emisi, Lebih Aman untuk Rumah dan Lingkungan
Pemerintah
Ahli Ungkap 3 Strategi Pengembangan Ternak Pedaging Berkelanjutan
Ahli Ungkap 3 Strategi Pengembangan Ternak Pedaging Berkelanjutan
LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau