Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Daftar Taman Nasional di Pulau Kalimantan

Kompas.com - 23/05/2023, 13:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Taman Nasional Gunung Palung terketak di dua kabupaten di Kalimantan Barat yaitu Kabupaten Ketapang dan Kabupaten Kayong Utara.

Taman Nasional Gunung Palung memiliki luas 95.542,10 ha. Kawasan Taman Nasional Gunung Palung adalah salah satu kawasan konservasi daerah tropis yang sangat penting.

Di dalam kawasan terdapatpaling sedikit 10 tipe ekosistem berlapis-lapis dari puncak bukit hingga dataran rendah dan daerah pantai.

Fauna yang bisa dijumpai di Taman Nasional Gunung Palung adalah primata seperti orangutan, bekantan, beruk, owa dan kelasi.

Selain itu ada sekitar 200 jenis burung, beruang madu, babi hutan, kukang, kijang, kancil, bajing tanah bergaris empat, ayam hutan, rangkong badak, enggang gading, kura-kura gading, penyu tempayan, buaya siam dan tupai kenari.

Informasi mengenai Taman Nasional Gunung Palung dapat dilihat di sini.

  • Lokasi: Kalimantan Barat
  • Pengelola: Balai Taman Nasional Gunung Palung

Baca juga: Menparekraf Tanggapi Kenaikan Tarif Pemandu Taman Nasional Komodo

4. Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya

Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya adalah penggabungan dari dua kawasan cagar alam yang terletak di Provinsi Kalimantan Barat dan Provinsi Kalimantan Tengah.

Kedua cagar alam tersebut adalah Cagar Alam Bukit Baka dan Cagar Alam Bukit Raya. Total luas taman nasional ini adalah 234.624,30 ha.

Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya merupakan habitat dari berbagai flora dan fauna, tercatat terdapat 1.227 jenis tumbuhan dan 517 fauna.

Untuk fauna ada 60 jenis mamalia, 217 jenis aves, 112 jenis herpetofauna, 95 jenis kupu-kupu dan 33 jenis ikan dan krustacea.

Informasi mengenai Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya dapat dilihat di sini.

  • Lokasi: Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah
  • Pengelola: Balai Taman Nasional Bukit Baka-Bukit Raya

Baca juga: Jalur Trekking Loh Buaya di Taman Nasional Komodo Dibuka 1 April 2023

5. Taman Nasional Sebangau

Orangutan terlihat berkeliaran di Pulau Hampapak, di tengah Sungai Kahayan, Palangkaraya, Kalimantan Tengah, akhir Maret 2013. Aksi satwa dilindungi itu dapat disaksikan wisatawan yang menikmati paket wisata susur sungai. Paket-paket lain antara lain mengunjungi betang atau rumah khas Dayak, menjelajah Taman Nasional Sebangau, memancing, dan mengenal budaya masyarakat lokal.KOMPAS/DWI BAYU RADIUS Orangutan terlihat berkeliaran di Pulau Hampapak, di tengah Sungai Kahayan, Palangkaraya, Kalimantan Tengah, akhir Maret 2013. Aksi satwa dilindungi itu dapat disaksikan wisatawan yang menikmati paket wisata susur sungai. Paket-paket lain antara lain mengunjungi betang atau rumah khas Dayak, menjelajah Taman Nasional Sebangau, memancing, dan mengenal budaya masyarakat lokal.

Taman Nasional Sebangau terletak di tiga kabupaten/kota di Provinsi Kalimantan Tengah yaitu Kota Palangka Raya, Kabupaten Katingan, dan Kabupaten Pulang Pisau.

Dilansir dari Kompas.com, Taman Nasional Sebangau menjadi habitat dari 808 jenis tumbuhan, 15 jenis mamalia, 182 jenis burung, dan 54 spesies ular.

Jenis flora yang tumbuh di area rawa gambut ini sangat spesifik dan memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Luas Taman Nasional Sebangau sekitar 568.700 ha.

Beberapa satwa penghuni Luas Taman Nasional Sebangau ini adalah orangutan, bekantan, beruang madu, owa-owa, burung rangkong, juga monyet ekor panjang.

Informasi mengenai Taman Nasional Sebangau dapat dilihat di sini.

  • Lokasi: Kalimantan Tengah
  • Pengelola: Balai Taman Nasional Sebangau

Baca juga: Jalur Trekking Loh Buaya di Taman Nasional Komodo Dibuka 1 April 2023

6. Taman Nasional Tanjung Puting

Sungai Sekonyer kawasan Taman Nasional Tanjung PutingDok. Biro Komunikasi Publik Kemenparekraf Sungai Sekonyer kawasan Taman Nasional Tanjung Puting

Taman Nasional Tanjung Puting terletak di di Teluk Pulai, Kumai, Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah dan disebut sebagai konservasi orangutan terbesar di dunia.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Mahasiswa IPB Latih Petani Olah Limbah Ternak Jadi Pupuk Organik Cair
Mahasiswa IPB Latih Petani Olah Limbah Ternak Jadi Pupuk Organik Cair
LSM/Figur
Menteri LH: Jangan Eker-ekeran, Satukan Langkah Demi Biodiversitas
Menteri LH: Jangan Eker-ekeran, Satukan Langkah Demi Biodiversitas
Pemerintah
Ilmuwan Ingatkan, Kombinasi Krisis Iklim dan Badai Matahari Bahayakan Satelit
Ilmuwan Ingatkan, Kombinasi Krisis Iklim dan Badai Matahari Bahayakan Satelit
LSM/Figur
Peneiti BRIN: Koros dan Lanang Sapi Tepat untuk Basmi Hama Tikus Sawah
Peneiti BRIN: Koros dan Lanang Sapi Tepat untuk Basmi Hama Tikus Sawah
LSM/Figur
Hari Orangutan Sedunia, Populasinya yang Kian Mengkhawatirkan
Hari Orangutan Sedunia, Populasinya yang Kian Mengkhawatirkan
LSM/Figur
8 Kendaraan Berat Tak Lolos Uji Emisi, Pemilik Terancam 6 Bulan Penjara
8 Kendaraan Berat Tak Lolos Uji Emisi, Pemilik Terancam 6 Bulan Penjara
Pemerintah
Keaneakeragaman Hayati Berpotensi Jadi Tulang Punggung Ekonomi
Keaneakeragaman Hayati Berpotensi Jadi Tulang Punggung Ekonomi
Pemerintah
Aktivitas Manusia Pangkas Cadangan Karbon Daratan Sebanyak 24 Persen
Aktivitas Manusia Pangkas Cadangan Karbon Daratan Sebanyak 24 Persen
LSM/Figur
Hanya 2 Persen Perusahaan Penuhi Standar AI Bertanggung Jawab
Hanya 2 Persen Perusahaan Penuhi Standar AI Bertanggung Jawab
Swasta
Kisah Jojo, Orangutan Kalimantan yang Kini Hidup Bebas di Alam
Kisah Jojo, Orangutan Kalimantan yang Kini Hidup Bebas di Alam
LSM/Figur
Menteri LH Sebut Kebijakan Terkait Lingkungan Tak Bisa Sewenang-wenang
Menteri LH Sebut Kebijakan Terkait Lingkungan Tak Bisa Sewenang-wenang
Pemerintah
Guru Besar IPB: Lebah Madu Bisa Jadi Detektor Pencemaran Lingkungan
Guru Besar IPB: Lebah Madu Bisa Jadi Detektor Pencemaran Lingkungan
LSM/Figur
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem Berlangsung hingga 21 Agustus
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem Berlangsung hingga 21 Agustus
Pemerintah
Perubahan Iklim dan Gelombang Panas Picu Kebakaran Hutan Terburuk di Eropa Selatan
Perubahan Iklim dan Gelombang Panas Picu Kebakaran Hutan Terburuk di Eropa Selatan
Pemerintah
Pupuk Indonesia Gelar Svarna Bhumi Award 2025, Apresiasi Inovasi Petani dan Pegiat Pangan
Pupuk Indonesia Gelar Svarna Bhumi Award 2025, Apresiasi Inovasi Petani dan Pegiat Pangan
BUMN
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau