Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dukungan Orangtua, Kunci Kesuksesan Penyandang Cerebral Palsy

Kompas.com - 23/05/2023, 10:00 WIB
Josephus Primus,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Penyandang cerebral palsy masuk dalam kateogori Orang Berkebutuhan Khusus (OBK).

Penyandang cerebral palsy dalam usia anak-anak juga disebut Anak Berkebutuhan Khusus (ABK).

Sejatinya, cerebral palsy adalah gangguan pada otak yang membuat seseorang terkendala pada otot gerak dan koordinasi tubuh.

Cerebral palsy yang cenderung menetap sepanjang umur dapat juga terdeteksi sejak bayi dalam kandungan.

Kendati begitu, lazimnya, cerebral palsy terdeteksi pada usia balita.

Lantas bagaimana kisah perjuangan para orangtua dari anak penyandang cerebral palsy.

Orangtua penyandang cerebral palsy Daniel Purba dan Lisa Zen bercerita kepada awak media. Mereka dikaruniai anak kedua, Teresa Olivia Purba, penyandang cerebral palsy yang kini berusia 17 tahun.

Sementara, kakak kandung Olivia, Abigail Purba terlahir dengan kondisi normal.

Seturut pengalaman Daniel, tantangan mendampingi Olivia adalah mencari bakat dan kemampuannya, terlebih melalui pendidikan.

"Penyandang cerebral palsy memiliki kemampuan dalam bermusik, menulis, dan mengingat meski kemampuan motoriknya terkendala," ujar Daniel.

Saat Teresa Olivia Purba berusia 9 tahun, barulah sedikit demi sedikit terungkap kemampuannya.

Bantuan orang terdekat selain keluarga, seperti pengasuh Olivia sejak kecil serta para guru di Sekolah Luar Biasa Kyriakon, Jakarta, juga menjadi support tersendiri yang utama.

Pendampingan dan pendidikan yang terus-menerus, kata Daniel, membuahkan hasil buku dan pameran lukisan pertama karya Olivia saat kini berusia 17 tahun.

Buku berjudul Beyond The Limit serta 22 lukisan Olivia itu dipajang dalam pameran lukisan Ashta Eccentric 2023 di Ashta 8, Jakarta Selatan, Sabtu (20/5/2023).

Pameran berlangsung mulai Jumat (19/5/2023) sampai dengan Minggu (18/6/2023).

Pameran tersebut juga mengisyaratkan catatan bahwa penyandang cerebral palsy bisa mencapai kesetaraan pendidikan di dalam masyarakat.

"Saya berharap Olivia akan melanjutkan dengan buku kedua serta keikutsertaan pada pameran lukisan internasional ke depannya," pungkas Daniel.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau