Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pesisir Lestari Ajak Pemerintah dan Masyarakat Jaga Keanekaragaman Hayati Berkelanjutan

Kompas.com - 23/05/2023, 09:00 WIB
Josephus Primus,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Yayasan Pesisir Lestari menggandeng Wokring Group ICCAs Indonesia (WGII) mengajak pemerintah dan masyarakat menjaga keanekaragaman hayati berkelanjutan

Ajakan ini bersamaan momentumnya dengan Hari Keanekaragaman Hayati Internasional atau International Biodiversity Day pada 22 Mei setiap tahunnya.

"Berikanlah ruang lebih luas pada pendekatan konservasi berbasis HAM," kata pernyataan tertulis Manager Advokasi Kebijakan dan Tata Kelola Yayasan Pesisir Lestari Rayhan Dudayev, Senin (22/5/2023).

Selain itu, keanekragaman hayati berkelanjutan juga berbasis semangat kolaborasi serta perhatian pada hak-hak adat dan lokal, termasuk di pesisir.

Baca juga: Aktivis Lingkungan Desak G7 Setop Pendanaan Energi Fosil

Pendekatan konservasi berbasis HAM tidak terlepas dari komitmen Indonesia mendukung implementasi Kunming-Montreal Global Biodiversity Framework (KM-GBF).

Indonesia ikut menyepakati KM-GBF di dalam COP-15 Convention on Biological Biodiversity pada Desember 2022.

Temuan Yayasan Pesisir Lestari menunjukkan bahwa di Indonesia, nelayan skala kecil merupakan penyumbang 60 persen dari total produksi perikanan nasional.

Lebih dari 50 persen konsumsi protein warga Indonesia berasal dari makanan laut.

Dalam konteks konservasi, masyarakat adalah entitas yang paling dekat dengan wilayah konservasi. Masyarakat pun memiliki peran sentral berpartisipasi dalam menjaga dan mengelola kawasan secara efektif.

Fakta menunjukkan, masyarakat di Nusantara sudah melakukan berbagai praktik pengelolaan turun temurun.

Baca juga: Mengenal Tujuan 14 SDGs: Ekosistem Lautan

Rayhan mengungkapkan, di Wakatobi, Sulawesi Tenggara, ada praktik parimpari berupa model pengelolaan dan konservasi berbasis adat dengan menutup suatu wilayah tertentu dan/atau melarang penangkapan spesies ikan dan/atau tanaman dalam kurun waktu yang ditentukan musyawarah adat.

Di Maluku dan Papua, praktik dengan model pengelolaan sama biasa disebut sasi.

Sementara itu, Program Manager WGII Cindy Julianty mengatakan, pihaknya melakukan penyempurnaan pada draf Rancangan Undang-Undang Tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati Dan Ekosistemnya (RUU KSDAHE).

Maksud penyempurnaan RUU KSDAHE itu antara lain terkait dengan partisipasi yang bermakna dan pengakuan hak-hak masyarakat dan praktik konservasinya (ICCAs) yang seharusnya lebih mudah dan berbiaya murah.

Kondisi realistis menunjukkan bahwa masyarakat adat dan lokal sudah mempraktikkan konservasi sebelum adanya UU Nomor 5/1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dorong Pengembangan Berkelanjutan, BCA Luncurkan Kampanye Gandeng Nicholas Saputra

Dorong Pengembangan Berkelanjutan, BCA Luncurkan Kampanye Gandeng Nicholas Saputra

Swasta
Gandeng Konsorsium Perusahaan Jepang, Rekosistem Ikut Kelola Sampah di Mojokerto

Gandeng Konsorsium Perusahaan Jepang, Rekosistem Ikut Kelola Sampah di Mojokerto

LSM/Figur
Indonesia Peringkat 3 Indeks Ekonomi Hijau se-Asia Tenggara

Indonesia Peringkat 3 Indeks Ekonomi Hijau se-Asia Tenggara

LSM/Figur
Dunia Menanti Negosiasi Perjanjian Polusi Plastik di Kanada

Dunia Menanti Negosiasi Perjanjian Polusi Plastik di Kanada

Pemerintah
Sektor Pariwisata dan Ekonomi Bisa Jadi Pelopor Kesetaraan Gender

Sektor Pariwisata dan Ekonomi Bisa Jadi Pelopor Kesetaraan Gender

Pemerintah
Australia-Indonesia Kerja Sama Pajak Kripto, Deteksi Aset Kedua Negara

Australia-Indonesia Kerja Sama Pajak Kripto, Deteksi Aset Kedua Negara

Pemerintah
Tantangan Tingginya Kanker di Indonesia: Gaya Hidup Tak Sehat hingga Kurang Dana

Tantangan Tingginya Kanker di Indonesia: Gaya Hidup Tak Sehat hingga Kurang Dana

LSM/Figur
Asia Pasifik Punya Tiket Emas Capai SDGs, tapi Terganjal Paradoks

Asia Pasifik Punya Tiket Emas Capai SDGs, tapi Terganjal Paradoks

Pemerintah
YKI Luncurkan 2 Program Guna Edukasi Masyarakat Soal Kanker

YKI Luncurkan 2 Program Guna Edukasi Masyarakat Soal Kanker

LSM/Figur
Dunia Hadapi Masalah Air akibat Krisis Iklim, Ini Usul RI

Dunia Hadapi Masalah Air akibat Krisis Iklim, Ini Usul RI

Pemerintah
Hasilkan Data Stunting Sesuai, Pengukuran Balita di Posyandu Harus Seragam

Hasilkan Data Stunting Sesuai, Pengukuran Balita di Posyandu Harus Seragam

Pemerintah
KLHK Gelar Festival Pengendalian Lingkungan, Ajak Pulihkan Alam

KLHK Gelar Festival Pengendalian Lingkungan, Ajak Pulihkan Alam

Pemerintah
ANJ Gelar Sekolah Konservasi bagi Anak-anak Muda

ANJ Gelar Sekolah Konservasi bagi Anak-anak Muda

Swasta
Dampak Perubahan Iklim, Eropa Memanas 2 Kali Lipat Dibanding Benua Lainnya

Dampak Perubahan Iklim, Eropa Memanas 2 Kali Lipat Dibanding Benua Lainnya

LSM/Figur
Ford Foundation Dukung Registrasi Wilayah Adat Tapanuli Utara dan Luwu Utara

Ford Foundation Dukung Registrasi Wilayah Adat Tapanuli Utara dan Luwu Utara

Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com