Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com, 24 Mei 2023, 15:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.com – Energi panas bumi adalah salah satu sumber energi terbarukan yang potensinya melimpah ruah di Indonesia.

Penyebab Indonesia memiliki banyak potensi energi panas bumi adalah karena dilewati cincin api Pasifik atau ring of fire.

Potensi ini tersebar dari Sabang Sampai Merauke. Salah satu pulau di Indonesia yang memiliki potensi panas bumi adalah Pulau Sulawesi.

Baca juga: Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP): Cara Kerja, Jenis, dan Komponennya

Menurut Kementerian ESDM dalam Handbook of Energy & Economic Statistics of Indonesia 2022, potensi energi panas bumi di Indonesia mencapai 23.766 megawatt (MW).

Masih menurut publikasi tersebut, Sulawesi memiliki potensi energi panas bumi sebesar 3.071 MW.

Berdasarkan Buku Potensi Panas Bumi yang dirilis Kementerian ESDM pada 2017, ada 331 titik potensi panas bumi yang tersebar di 30 provinsi.

Dari 331 titik potensi panas bumi tersebut, sebanyak 70 di antaranya telah ditetapkan sebagai 70 Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP).

Baca juga: Pemanfaatan Panas Bumi di Indonesia

Potensi panas bumi di Sulawesi

Dilansir dari Buku Potensi Panas Bumi, berikut WKP dan potensi yang ada di Sulawesi berdasarkan provinsi.

Provinsi Sulawesi Utara

  • WKP Kotamobagu
  • WKP Lahendong
  • Potensi Duasaudara
  • Potensi Wineru

Provinsi Gorontalo

  • WKP Suwawa
  • Potensi Diloniyohu
  • Potensi Dulangeya
  • Potensi Petandio
  • Potensi Pohuwato

Provinsi Sulawesi Tengah

  • WKP Bora Pulu
  • WKP Marana
  • Potensi Kadidia/Sapo
  • Potensi Kalemago-Wanga
  • Potensi Kuala Rawa/Kadidia Selatan
  • Potensi Langkapa
  • Potensi Lompio
  • Potensi Maranda-Kawende
  • Potensi Pantangolemba
  • Potensi Papanlulu
  • Potensi Parigi-Balesu
  • Potensi Pulodalagan
  • Potensi Ranang-Kasimbar
  • Potensi Sedoa
  • Potensi Tambu
  • Potensi Tatakalai
  • Potensi Torire-Katu
  • Potensi Toro
  • Potensi Tuare
  • Potensi Uwedaka
  • Potensi Watuneso
  • Potensi Wuasa

Provinsi Sulawesi Barat

  • Potensi Alu
  • Potensi Ampalas
  • Potensi Doda
  • Potensi Karema
  • Potensi Kona-Kaiyangan
  • Potensi Lilli-Sepporaki
  • Potensi Mamasa
  • Potensi Mambosa
  • Potensi Panusuan
  • Potensi Riso-Kalimbua
  • Potensi Somba
  • Potensi Tapalang
  • Provinsi Sulawesi Selatan
  • Potensi Baru
  • Potensi Bituang
  • Potensi Kampala/ Sinjai
  • Potensi Lemosusu
  • Potensi Limbong
  • Potensi Malawa
  • Potensi Massepe
  • Potensi Parara
  • Potensi Pincara
  • Potensi Sangalla
  • Potensi Sengkang/D Tempe
  • Potensi Sewang
  • Potensi Sulili
  • Potensi Todong
  • Potensi Watampone
  • Potensi Watansoppeng-Lejja

Provinsi Sulawesi Tenggara

  • WKP Lainea
  • Potensi Amohola
  • Potensi Gonda Baru (Sampolawa)
  • Potensi Kabungka - Wening
  • Potensi Kalende
  • Potensi Kanale
  • Potensi Loanti
  • Potensi Mangolo
  • Potensi Parora
  • Potensi Puriala
  • Potensi Sumber Sari
  • Potensi Torah
  • Potensi Wonco

Baca juga: Potensi Panas Bumi di Sumatera

PLTP di Sulawesi

Pengolahan produksi listrik milik PT Pertamina Geothermal Energy di PLTP Lahendong unit 5 dan 6 di Tompaso, Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara.KOMPAS.com/APRILLIA IKA Pengolahan produksi listrik milik PT Pertamina Geothermal Energy di PLTP Lahendong unit 5 dan 6 di Tompaso, Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara.

Meski memiliki potensi 3.071 MW, hingga 2021, panas bumi di Sulawesi yang baru dimanfaatkan menjadi pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) masih sangat sedikit yaitu baru sebesar 120 MW.

Satu-satunya PLTP di Sulawesi adalah PLTP Lahendong yang terletak di wilayah Sulawesi Utara.

Unit pertama PLTP Lahendong mulai beroperasi sejak 2001. Selanjutnya, pengembangan PLTP Lahendong terus dilakukan hingga menjadi 6 unit.

Unit 1 hingga 4, dengan kapasitas masing-masing 20 MW, dimiliki dan dioperasikan oleh PT PLN (Persero).

Sedangkan Unit 5 dan 6, dengan kapasitas masing-masing 20 MW, dioperasikan oleh PT Pertamina Geothermal Energy.

Baca juga: Kelebihan dan Kekurangan Energi Panas Bumi

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Limbah Plastik Diprediksi Capai 280 Juta Metrik Ton Tahun 2040, Apa Dampaknya?
Limbah Plastik Diprediksi Capai 280 Juta Metrik Ton Tahun 2040, Apa Dampaknya?
LSM/Figur
Koperasi Bisa Jadi Kunci Transisi Energi di Masyarakat
Koperasi Bisa Jadi Kunci Transisi Energi di Masyarakat
LSM/Figur
2025 Termasuk Tahun Paling Panas Sepanjang Sejarah, Mengapa?
2025 Termasuk Tahun Paling Panas Sepanjang Sejarah, Mengapa?
LSM/Figur
Jelajah Mangrove di Pulau Serangan Bali, Terancam Sampah dan Sedimentasi
Jelajah Mangrove di Pulau Serangan Bali, Terancam Sampah dan Sedimentasi
LSM/Figur
Guru Besar IPB Sebut Tak Tepat Kebun Sawit Penyebab Banjir Sumatera
Guru Besar IPB Sebut Tak Tepat Kebun Sawit Penyebab Banjir Sumatera
LSM/Figur
Perkuat Profesionalisme, AIIR Jadi Organisasi Profesi Investor Relations Pertama di Indonesia
Perkuat Profesionalisme, AIIR Jadi Organisasi Profesi Investor Relations Pertama di Indonesia
LSM/Figur
13 Perusahaan Dinilai Picu Banjir Sumatera, Walhi Desak Kemenhut Cabut Izinnya
13 Perusahaan Dinilai Picu Banjir Sumatera, Walhi Desak Kemenhut Cabut Izinnya
LSM/Figur
Agroforestri Karet di Kalimantan Barat Kian Tergerus karena Konversi Sawit
Agroforestri Karet di Kalimantan Barat Kian Tergerus karena Konversi Sawit
LSM/Figur
Perkebunan Sawit Tak Bisa Gantikan Hutan untuk Serap Karbon dan Cegah Banjir
Perkebunan Sawit Tak Bisa Gantikan Hutan untuk Serap Karbon dan Cegah Banjir
Pemerintah
Di Balik Kayu Gelondongan yang Terdampar
Di Balik Kayu Gelondongan yang Terdampar
LSM/Figur
Survei LinkedIn 2025 Sebut Permintaan Green Skills di Dunia Kerja Meningkat
Survei LinkedIn 2025 Sebut Permintaan Green Skills di Dunia Kerja Meningkat
Swasta
Menunda Net Zero Picu Gelombang Panas Ekstrem, Wilayah Dekat Khatulistiwa Paling Terdampak
Menunda Net Zero Picu Gelombang Panas Ekstrem, Wilayah Dekat Khatulistiwa Paling Terdampak
LSM/Figur
Guru Besar IPB Sebut Kebun Sawit di Sumatera Bisa Jadi Hutan Kembali
Guru Besar IPB Sebut Kebun Sawit di Sumatera Bisa Jadi Hutan Kembali
Pemerintah
Banjir Sumatera Jadi Pelajaran, Kalimantan Utara Siapkan Regulasi Cegah Ekspansi Sawit
Banjir Sumatera Jadi Pelajaran, Kalimantan Utara Siapkan Regulasi Cegah Ekspansi Sawit
Pemerintah
Panas Ekstrem Ganggu Perkembangan Belajar Anak Usia Dini
Panas Ekstrem Ganggu Perkembangan Belajar Anak Usia Dini
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau