KOMPAS.com - Penanganan kemiskinan ekstrem memerlukan inovasi guna mencapai target nol persen pada 2024 mendatang.
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengatakan, per September 2022 angka kemiskinan ekstrem sudah turun menjadi 1,76 persen menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS)
"Pemerintah berharap pada tahun 2024 mendatang angka kemiskinan ekstrem dapat menjadi nol persen," kata Muhadjir dalam keterangan tertulis, Jumat (26/5/2023).
Baca juga: Kemiskinan Ekstrem Ditarget Musnah 2024, Begini Strateginya
Muhadjir menambahkan, masyarakat dengan miskin ekstrem dapat memperoleh bantuan multi-program, sebagaimana dilansir Antara.
"Beberapa hari lalu telah dilaksanakan Rapat Pleno Perkembangan Penanganan Kemiskinan Ekstrem, dan bapak Wakil Presiden Ma'ruf Amin telah memberikan arahan dan persetujuan agar masyarakat dengan miskin ekstrem dapat memperoleh bantuan multi-program," ucap Muhadjir.
Nantinya, kata dia, masyarakat akan dapat memperoleh bantuan dari Kemensos berupa program keluarga harapan (PKH) atau Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT), bantuan dari dana desa, bansos dari pemerintah daerah, atau bahkan dari CSR sekaligus.
"Wapres juga mendorong perbaikan data Pensasaran Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem atau P3KE untuk terus disempurnakan," kata Muhadjir.
Baca juga: Pengertian Kemiskinan, Jenis, dan Dampaknya
Muhadjir menambahkan, perbaikan data diperlukan agar dapat ditindaklanjuti dengan intervensi yang tepat sasaran.
Saat ini, pemerintah akan terus berupaya melakukan berbagai inovasi program dalam rangka mempercepat penanganan kemiskinan ekstrem.
"Salah satunya dengan memotong tahapan untuk mempercepat proses penanganan kemiskinan ekstrem," paparnya.
Sementara itu, dia juga kembali mengajak seluruh pemangku kepentingan untuk melakukan konvergensi program penanganan stunting dan kemiskinan ekstrem secara simultan.
Baca juga: Indonesia Ambisi Akhiri Kemiskinan Ekstrem Lebih Cepat dari Target SDGs
"Konvergensi program dengan melibatkan semua pemangku kepentingan menjadi kunci utama dalam penghapusan kemiskinan ekstrem dan penurunan angka stunting," katanya.
Muhadjir menjelaskan bahwa permasalahan stunting dan kemiskinan ekstrem saling beririsan sehingga upaya penanganan yang dilakukan dapat berjalan simultan dan berkesinambungan.
Konvergensi program, kata dia, merupakan pendekatan penyampaian intervensi yang dilakukan secara terkoordinasi, terintegrasi, dan bersama-sama untuk mencegah stunting dan sekaligus menghapus kemiskinan ekstrem kepada sasaran prioritas.
Baca juga: Mengenal Tujuan 1 SDGs: Tanpa Kemiskinan
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya