JAKARTA, KOMPAS.com - Schneider Electric Indonesia merilis solusi bangunan berkelanjutan. Solusi berjenama ecostruxure ini berkaitan dengan digitalisasi dan elektrifikasi pada bangunan.
Mulai dari gedung hingga perumahan baik yang sudah ada maupun yang akan dibangun.
Building Vice President Schneider Electric Indonesia Hery Saputra menuturkan alasan di balik penciptaan solusi ini, yakni 40 persen emisi karbon seturut data Sustainable Development Goals (SDGs) berasal dari bangunan.
Kedua, sekitar 30 persen penggunaan listrik di gedung tidak efisien. Contohnya penggunaan AC, sementara ruangan itu kosong atau tidak ada orang.
Ketiga, sebanyak 90 persen waktu seseorang dihabiskan di dalam bangunan baik itu apartemen, kantor, hingga rumah.
Baca juga: Singkong dan Sekam Padi, Material Bangunan Sekolah Ramah Lingkungan
"Karena inilah, orang harus bisa dalam kondisi nyaman selama tinggal di dalam rumah, misalnya," ucap Hery dalam rilis resmi, Senin (29/5/2023).
Hery menambahkan, solusi ecostruxure ini bisa terwujud melalui kerja sama lintas sektor, termasuk mitra kerja, klien, dan pemerintah.
Selain itu, solusi ini juga bertujuan mewujudkan bangunan ramah energi (cerdas) dan ramah lingkungan (rendah karbon) dalam konteks revitalisasi fasilitas bangunan eksisting dan pembangunan fasilitas bangunan baru.
"Output-nya kami harapkan dapat mengurangi emisi karbon, efisiensi biaya operasional, berikut sustainability atau keberlanjutan," imbuh Hery.
Pada ecostruxure, terdapat produk pendukung yakni Building Automation and Control Devices atau programmable logic controller (PLC), sensor, actuator, dan controller.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan.
Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.