JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah terus mendorong berbagai inovasi dan mendukung pelaku usaha dalam upaya percepatan pengembangan energi baru terbarukan (EBT) di Indonesia.
Dengan target pemenuhan 25 persen bauran EBT pada tahun 2025 dan pengurangan emisi hingga nol karbon atau Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2060, Pemerintah tengah melaksanakan berbagai program percepatan.
Salah satunya pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Atap secara masih pada berbagai sektor termasuk sektor industri.
Direktur Aneka Energi Baru dan Energi Terbarukan Kementerian ESDM Andriah Feby Misna menuturkan, PLTS Atap merupakan salah satu program untuk mengisi gap pencapaian target bauran EBT.
Baca juga: Potensi PLTS Atap Indonesia Tembus 32,5 Gigawatt
PLTS Atap juga menjadi solusi pemanfaatan EBT di perkotaan yang lahannya terbatas sekaligus menjadi peluang bagi seluruh pihak untuk turut berkontribusi dalam pengembangan energi terbarukan.
Berdasarkan identifikasi Pemerintah, PLTS Atap secara Nasional mencapai 32,5 GigaWatt dari pelanggan golongan rumah tangga, industri, bisnis, sosial maupun pemerintah.
Pemanfaatan PLTS Atap pelanggan PLN secara Nasional per Mei 2023 mencapai 95 MegaWatt yang berasal dari 7.075 Pelanggan.
Jumlah pelanggan terbesar dari sektor rumah tangga sebesar 72 persen dan kapasitas terbesar dari sektor industri sebesar 47 persen, sedangkan total kapasitas PLTS Atap sektor bisnis/komersial baru mencapai 16 persen dari total kapasitas PLTS Atap Nasional.
“Berbagai upaya sedang kami lakukan untuk mendorong semua pihak untuk mulai memanfaatkan PLTS Atap. Kami mendorong perubahan dari sisi regulasi agar masyarakat lebih terdorong untuk berpartisipasi dalam program PLTS Atap ini,” ungkap Feby, Selasa (13/6/2023).
Baca juga: Pasang PLTS Atap, Bluebird Siap Reduksi 2.000 Ton Emisi Karbon Per Tahun
Lebih lanjut Febby mengungkapkan sektor bisnis dan komersial seperti perkantoran memiliki konsumsi energi yang cukup besar.
Tren global saat ini menuntut perkantoran untuk menerapkan “Nett Zero Energy Building”, para pengelola gedung diharapkan melakukan inovasi dan terobosan yang dapat meminimalkan penggunaan energi dan memenuhi konsep green environment.
Oleh karena itu, implementasi PLTS Atap dapat menjadi salah satu pilihan optimal di sektor bisnis dengan konsumsi energi yang sangat intensif dan profil beban yang cukup merata sepanjang hari untuk memenuhi tren global saat ini.
Cukup banyak faktor yang semakin memudahkan kita untuk memanfaatkan PLTS Atap antara lain perkembangan teknologi, tersedianya beragam alternatif skema pembiayaannya, serta fleksibilitas skala aplikasi PLTS Atap dalam beragam skala sesuai dengan kebutuhan pengguna.
"Dengan memasang PLTS Atap, pelaku bisnis dapat menggantikan sebagian kebutuhan listriknya di siang hari menjadi energi terbarukan sekaligus menghemat tagihan listrik,” tuntas Feby.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya