Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perubahan Perilaku Masyarakat Tantangan Tersulit Atasi Stunting 2023

Kompas.com - 15/06/2023, 09:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.com - Perubahan perilaku dan pola pikir masyarakat, terutama pada keluarga yang baru menikah, dinilai menjadi tantangan tersulit mengatasi masalah stunting pada 2023.

Hal tersebut disampaikan Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo, Rabu (14/6/2023).

"Sebetulnya tantangan terbesar (yang BKKBN dan pemerintah hadapi) itu ada pada perilaku dan pola pikir masyarakat untuk berubah," kata Hasto kepada Antara usai acara Pelayanan KB Serentak Sejuta Akseptor Dalam Rangka Hari Keluarga Nasional ke-30 yang diadakan di Jakarta.

Baca juga: Penyelesaian Stunting di 378 Daerah Tidak Sesuai Target

Menanggapi ucapan Menteri PPN dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi IX DPR RI yang menilai target penyelesaian kasus stunting di Indonesia yang terancam tidak tercapai 14 persen pada 2024, Hasto mengatakan pemerintah sudah berupaya mengintervensi berbagai faktor penyebab stunting.

Contohnya, jika terkait dengan akses sanitasi dan air bersih di sejumlah daerah, pemerintah sudah berupaya membuka akses tersebut dengan membangun saluran air beserta jamban.

Namun masih ada masyarakat yang memilih untuk beraktivitas, seperti buang air besar (BAB) atau mencuci, di sungai.

Kemudian terkait dengan bantuan dana, pemerintah melalui Kementerian Sosial (Kemensos) sudah mengadakan Program Keluarga Harapan (PKH).

Baca juga: Kejar 10 Sasaran RPJMN 2020-2024, Salah Satunya Stunting

Salah satu tujuan dalam program tersebut membantu masyarakat untuk membeli makanan yang bergizi bagi anggota keluarga.

Namun berdasarkan temuan di lapangan, bantuan tersebut bukannya digunakan membeli makanan berprotein hewani seperti ikan atau telur, tetapi ada keluarga yang menggunakannya untuk membeli rokok.

"Dalam hal ini kita harus terus memberikan masukan-masukan pada keluarga, agar bisa berubah pola pikirnya," kata Hasto.

"Kadang dalam mengasuh anak, diberikan saja apa yang mau dimakan seperti mi, tapi lupa ditambahi protein hewani lainnya," imbuhnya.

Baca juga: Penanganan Stunting Rupanya Sudah Diamanatkan Pembukaan UUD 1945

Masalah lain yang dihadapi dalam pengentasan stunting tahun ini juga tidak terlepas dari perilaku reproduksi dalam keluarga yang masih bisa dibilang minim.

Hasto menyoroti banyak keluarga yang baru menikah tidak paham pentingnya merencanakan kehamilan ataupun cara menjaga kesehatan reproduksi.

"Saya kira kemampuan keluarga baru untuk hidup berkeluarga yang sehat masih minim dan itu tantangan," kata Hasto.

"Kemampuan mereka masih sebatas mengadakan pesta atau beli make up. Jadi bukan bagaimana hamil sehat, bukan bagaimana menyiapkan kehamilan yang baik," imbuhnya.

Baca juga: Penurunan Stunting Hingga 14 Persen Butuh Sinkronisasi Hingga Daerah

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Studi: 2024 Jadi Era Transisi Energi Betulan, Emisi Segera Capai Puncak

Studi: 2024 Jadi Era Transisi Energi Betulan, Emisi Segera Capai Puncak

LSM/Figur
Bisakah Negara-negara di Asia Hentikan Penggunaan Batu Bara?

Bisakah Negara-negara di Asia Hentikan Penggunaan Batu Bara?

Pemerintah
Harga PLTS dan PLTB Turun Drastis, ASEAN Harus Ambil Kesempatan

Harga PLTS dan PLTB Turun Drastis, ASEAN Harus Ambil Kesempatan

LSM/Figur
“Social Enterprise” yang Ramah Lingkungan Masih Hadapi Stigma Negatif

“Social Enterprise” yang Ramah Lingkungan Masih Hadapi Stigma Negatif

Swasta
Singapura Putuskan Ikut Danai Studi Kelayakan CCS di Negaranya

Singapura Putuskan Ikut Danai Studi Kelayakan CCS di Negaranya

Pemerintah
Perluasan Hutan Tanaman Energi Dinilai Percepat Deforestasi di Kalimantan Barat

Perluasan Hutan Tanaman Energi Dinilai Percepat Deforestasi di Kalimantan Barat

LSM/Figur
Penegakan Hukum dan Rendahnya Kesadaran Masyarakat jadi Tantangan Kelola Sampah

Penegakan Hukum dan Rendahnya Kesadaran Masyarakat jadi Tantangan Kelola Sampah

LSM/Figur
Pengajar dan Praktisi Minta Prabowo Revolusi Ketenagakerjaan ke Arah Berkelanjutan

Pengajar dan Praktisi Minta Prabowo Revolusi Ketenagakerjaan ke Arah Berkelanjutan

LSM/Figur
Seruan Pendanaan Pelestarian Alam Menggema dalam KTT Keanekaragaman Hayati COP16

Seruan Pendanaan Pelestarian Alam Menggema dalam KTT Keanekaragaman Hayati COP16

Pemerintah
79 Persen Eksekutif Agrifood Laporkan Pertumbuhan Pendapatan dari Investasi Keberlanjutan

79 Persen Eksekutif Agrifood Laporkan Pertumbuhan Pendapatan dari Investasi Keberlanjutan

Pemerintah
 Bank Belum Siap Hadapi Perubahan Iklim

Bank Belum Siap Hadapi Perubahan Iklim

Pemerintah
Emisi CO2 Global dari Kebakaran Hutan meningkat 60 Persen Sejak 2001

Emisi CO2 Global dari Kebakaran Hutan meningkat 60 Persen Sejak 2001

LSM/Figur
Tolak PLTU Captive, Koalisi Sulawesi Tanpa Polusi Minta Prabowo Revisi Perpres 112/2022

Tolak PLTU Captive, Koalisi Sulawesi Tanpa Polusi Minta Prabowo Revisi Perpres 112/2022

LSM/Figur
Google Bakal Manfaatkan Nuklir untuk Pasok Listrik Data Center

Google Bakal Manfaatkan Nuklir untuk Pasok Listrik Data Center

Swasta
Ilmuwan Eksplorasi Rumput Laut Jadi Sumber Energi dan Pakan Ternak

Ilmuwan Eksplorasi Rumput Laut Jadi Sumber Energi dan Pakan Ternak

Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau