KOMPAS.com - Selain menyimpan keanekaragaman hayati dan ekosistem bagi makhluk hidup, lautan juga menyimpan potensi energi yang sangat besar.
Potensi energi di lautan sangat besar karena sekitar 70 persen wilayah Bumi adalah lautan.
Energi yang ada di laut juga merupakan jenis energi terbarukan karena terus menerus ada selama Bumi masih ada.
Jika pemanfaatannya energi laut dioptimalkan, adalah sebuah keniscayaan bisa mengganti energi fosil yang mencemari bumi.
Dilansir dari beberapa sumber, ada empat jenis energi di laut yaitu gelombang laut, pasang surut air laut, arus laut, dan panas laut.
Baca juga: Pembangkit Listrik Tenaga Gelombang Laut (PLTGL): Pengertian, Cara Kerja, dan Potensinya
Teknologi yang mengubah gelombang laut untuk diubah menjadi energi listrik dinamakan pembangkit listrik tenaga gelombang laut (PLTGL)
Cara kerja PLTGL adalah pertama-tama, potensi energi gelombang laut ditangkap oleh mesin konversi energi gelombang laut.
Dalam mesin konversi, energi kinetik yang dihasilkan oleh gelombang laut yang kemudian diteruskan ke turbin.
Turbin kemudian berputar menghasilkan energi mekanik dari energi kinetik gelombang laut di mesin konversi.
Setelah turbin bergerak, putarannya diteruskan ke generator dan menghasilkan energi listrik yang kemudian disalurkan ke jaringan atau konsumen akhir.
Baca juga: Pembangkit Listrik EBT 2060 Ditarget 700 GW, Capaian 2022 Masih 12,5 GW
Energi pasang surut air laut juga disebut sebagai energi tidal. Untuk membangkitkan energi listrik diperlukan pembangkit listrik tenaga pasang surut air laut.
Sesuai namanya, pembangkit tersebut memanfaatkan energi pasang surut air laut yang kemudian diubah menjadi listrik.
Sebelum teknologi pembangkit listriknya berkembang, energi pasang surut air laut rupanya telah dimanfaatkan di Eropa dan pantai timur Amerika Utara.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya