Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 22/06/2023, 17:00 WIB
Josephus Primus,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Komunitas Tangan di Atas (TDA), komunitas bisnis wirausaha, menyiapkan level berkelanjutan bisnis wirausaha di Indonesia.

Presiden TDA Periode 7.0 Ibrahim M Bafaqih mengatakan, pencapaian TDA meliputi Gerakan Bangkit Bersama TDA, TDA Business School, 1.000 Kelompok Mentoring Bisnis, dan Digitalisasi 5000 UMKM Indonesia (Digdaya).

Ibrahim resmi menyerahkan estafet keberlanjutan kepemimpinan TDA kepada Eko Desriyanto, Presiden TDA Periode 8.0.

Menjaga nilai inti TDA membuat komunitas memiliki keanggotaan hingga 37.000 pengusaha pada 103 daerah.

Baca juga: Praktikkan Upaya Berkelanjutan, MMSGI-MHU Raih Proper Emas

"Kami membukukan Rp 6 triliun total nilai transaksi anggota sampai sekarang," tutur Eko, Rabu (20/6/2023).

Eko menyampaikan komitmen untuk menjaga dan menguatkan core value alias nilai inti TDA yaitu silaturahim, integritas, berpikir terbuka, berorientasi pada tindakan, keseimbangan.

Eko juga menerangkan bahwa pada kepengurusan Periode 8.0, TDA membawa semangat "To The Next Level".

Perwujudan semangat tersebut adalah kaderisasi dan sistem organisasi, serta aspek keuangan, aset, dan bisnis, kemudian aspek edukasi dan pengembangan bisnis anggota.

Target program unggulan di bawah kepemimpinan Eko meliputi bidikan baru 100.000 keanggotaan dalam 10 tahun mendatang dan pengembangan aset digital berupa platform TDA Passport, LMS, TDA TV, dan media sosial.

Baca juga: Astra Jaring Kontribusi Berkelanjutan Generasi Muda Lewat SATU Indonesia Awards 2023

Target lainnya adalah pendirian gedung Grha Wirausaha TDA, penciptaan 1000 member level bisnis korporasi, peningkatan performa kerja karyawan, berikut pendirian Universitas Bisnis Terapan TDA.

Eko memilih dan menempatkan wakil presiden serta direktur pemimpin direktorat yang telah teruji integritas, kapasitas, dan loyalitasnya untuk TDA.

Kepengurusan TDA Periode 8.0 ini diisi oleh para pebisnis inspiratif yang merata berasal dari pulau Papua, Sulawesi, Jawa, hingga Sumatera.

Dua hal ini menjadi upaya Eko untuk merealisasikan target di masa kepengurusannya.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

RI Perlu Terapkan Ekonomi Restoratif, Seimbangkan Pembangunan dan Lingkungan

RI Perlu Terapkan Ekonomi Restoratif, Seimbangkan Pembangunan dan Lingkungan

LSM/Figur
AI Bisa Prediksi Kemungkinan Migrasi yang Disebabkan Iklim

AI Bisa Prediksi Kemungkinan Migrasi yang Disebabkan Iklim

LSM/Figur
Kesenjangan Gender di Sektor Pendidikan STEM Masih Tinggi

Kesenjangan Gender di Sektor Pendidikan STEM Masih Tinggi

Pemerintah
Kasus “Greenwashing” Turun untuk Pertama Kalinya dalam 6 Tahun

Kasus “Greenwashing” Turun untuk Pertama Kalinya dalam 6 Tahun

Swasta
Di Masa Depan, Peluang Pekerjaan Berbasis Kelestarian Lingkungan Sangat Besar

Di Masa Depan, Peluang Pekerjaan Berbasis Kelestarian Lingkungan Sangat Besar

LSM/Figur
Bumi Makin Banyak Tunjukkan Tanda-Tanda Krisis Iklim

Bumi Makin Banyak Tunjukkan Tanda-Tanda Krisis Iklim

Pemerintah
Proyek Pompa Hidram MMSGI di Kolam Pascatambang Jadi Sumber Air Bersih untuk Warga

Proyek Pompa Hidram MMSGI di Kolam Pascatambang Jadi Sumber Air Bersih untuk Warga

Swasta
IESR: Transisi Energi Jadi Kunci Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen

IESR: Transisi Energi Jadi Kunci Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen

LSM/Figur
Ekonomi Restoratif Dinilai Paling Tepat untuk Indonesia, Mengapa?

Ekonomi Restoratif Dinilai Paling Tepat untuk Indonesia, Mengapa?

LSM/Figur
Populasi Satwa Liar Global Turun Rata-rata 73 Persen dalam 50 Tahun

Populasi Satwa Liar Global Turun Rata-rata 73 Persen dalam 50 Tahun

LSM/Figur
Logam Berat di Lautan Jadi Lebih Beracun akibat Perubahan Iklim

Logam Berat di Lautan Jadi Lebih Beracun akibat Perubahan Iklim

Pemerintah
Tak Hanya Tekan Abrasi, Mangrove juga Turut Dorong Perputaran Ekonomi Masyarakat

Tak Hanya Tekan Abrasi, Mangrove juga Turut Dorong Perputaran Ekonomi Masyarakat

LSM/Figur
Konsumsi Daging Berkontribusi terhadap Kerusakan Lingkungan, Kok Bisa?

Konsumsi Daging Berkontribusi terhadap Kerusakan Lingkungan, Kok Bisa?

Pemerintah
Selenggarakan CSR Berkelanjutan, PT GNI Dapat Penghargaan di PKM CSR Award 2024

Selenggarakan CSR Berkelanjutan, PT GNI Dapat Penghargaan di PKM CSR Award 2024

Swasta
Kisah Warga Desa Mayangan yang Terancam Abrasi dan Inisiatif Kompas.com Tanam Mangrove

Kisah Warga Desa Mayangan yang Terancam Abrasi dan Inisiatif Kompas.com Tanam Mangrove

LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau