Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Daftar Negara Dunia dengan PLTS Terbesar, China Nomor Satu

Kompas.com - 22/06/2023, 13:00 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Penggunaan instalasi pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) Atap makin populer di seluruh dunia. Sepanjang tahun lalu saja, pertumbuhannya mencapai 49 persen.

Menurut SolarPower Europe, peningkatan panel surya atap senilai 118 miliar gigawatt (GW) sudah cukup untuk memberi daya 36 juta lebih banyak rumah secara global.

Masih mengutip data dari SolarPower Europe, tenaga surya pada umumnya tumbuh sebesar 45 persen mencapai 1,2 triliun terawatt (TW) energi, menempatkan energi terbarukan di jalur untuk menghasilkan 1.612 TW jam (TWh) listrik selama tahun 2023.

Presiden SolarPower Europe Aristotelis Chantavas mengatakan, angka ini setara dengan 57 persen dari total permintaan listrik di Uni Eropa

Baca juga: PLTS Terapung Jadi Salah Satu Solusi Keterbatasan Lahan

Hal ini karena dunia telah menyadari bahwa krisis bahan bakar fosil adalah krisis yang tidak pernah benar-benar hilang.

“Lebih dari sebelumnya, orang-orang di setiap bagian dunia beralih ke tenaga surya. Dalam satu tahun yang ditentukan oleh krisis energi dan iklim, harapan tenaga surya terus bersinar. Ini adalah tahun kesepuluh berturut-turut tenaga surya memecahkan rekor instalasi per tahunnya," ungkap Chantavas.

Butuh waktu 22 tahun bagi dunia untuk mencapai satu TW armada surya; tetapi laporan tersebut memperkirakan dunia dapat memasang 1 TW tenaga surya setiap tahun pada akhir dekade ini.

Negara dengan PLTS terbesar

Pada tahun 2022, jumlah negara dengan tenaga surya utama, tumbuh dari 12 menjadi 26 negara.

Baca juga: Berapa Lama Masa Pakai PLTS?

Negara dengan tenaga surya utama didefinisikan sebagai negara yang memasang setidaknya 1 GW per tahun. Pada tahun 2025, laporan tersebut memperkirakan bahwa lebih dari 50 negara akan memasang lebih dari 1 GW tenaga surya per tahun.

Berikut daftar lengkap dari 26 tenaga surya utama:

  1. China
  2. Amerika Serikat
  3. India
  4. Brazil
  5. Spanyol
  6. Jerman
  7. Jepang
  8. Polandia
  9. Belanda
  10. Australia
  11. Korea Selatan
  12. Italia
  13. Perancis
  14. Taiwan
  15. Chili
  16. Denmark
  17. Turkiye
  18. Yunani
  19. Afrika Selatan
  20. Austria
  21. Inggris
  22. Meksiko
  23. Hungaria
  24. Pakistan
  25. Israel
  26. Swiss
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

AS Pertimbangkan Tambang Laut Dalam untuk Cari Nikel dan Lawan China

AS Pertimbangkan Tambang Laut Dalam untuk Cari Nikel dan Lawan China

Pemerintah
LPEM UI: Penyitaan dan Penyegelan akan Rusak Tata Kelola Sawit RI

LPEM UI: Penyitaan dan Penyegelan akan Rusak Tata Kelola Sawit RI

Pemerintah
Jaga Iklim Investasi, LPEM FEB UI Tekankan Pentingnya Penataan Sawit yang Baik

Jaga Iklim Investasi, LPEM FEB UI Tekankan Pentingnya Penataan Sawit yang Baik

Pemerintah
Reklamasi: Permintaan Maaf yang Nyata kepada Alam

Reklamasi: Permintaan Maaf yang Nyata kepada Alam

LSM/Figur
Dampak Ekonomi Perubahan Iklim, Dunia Bisa Kehilangan 40 Persen GDP

Dampak Ekonomi Perubahan Iklim, Dunia Bisa Kehilangan 40 Persen GDP

LSM/Figur
Studi: Mikroplastik Ancam Ketahanan Pangan Global

Studi: Mikroplastik Ancam Ketahanan Pangan Global

LSM/Figur
Kebijakan Tak Berwawasan Lingkungan Trump Bisa Bikin AS Kembali ke Era Hujan Asam

Kebijakan Tak Berwawasan Lingkungan Trump Bisa Bikin AS Kembali ke Era Hujan Asam

Pemerintah
Nelayan di Nusa Tenggara Pakai “Cold Storage” Bertenaga Surya

Nelayan di Nusa Tenggara Pakai “Cold Storage” Bertenaga Surya

LSM/Figur
Pakar Pertanian UGM Sebut Pemanasan Global Ancam Ketahanan Pangan Indonesia

Pakar Pertanian UGM Sebut Pemanasan Global Ancam Ketahanan Pangan Indonesia

LSM/Figur
3 Akibat dari Perayaan Lebaran yang Tidak Ramah Lingkungan

3 Akibat dari Perayaan Lebaran yang Tidak Ramah Lingkungan

LSM/Figur
1.620 Km Garis Pantai Greenland Tersingkap karena Perubahan Iklim, Lebih Panjang dari Jalur Pantura

1.620 Km Garis Pantai Greenland Tersingkap karena Perubahan Iklim, Lebih Panjang dari Jalur Pantura

LSM/Figur
Semakin Ditunda, Ongkos Atasi Krisis Iklim Semakin Besar

Semakin Ditunda, Ongkos Atasi Krisis Iklim Semakin Besar

LSM/Figur
Harus 'Segmented', Kunci Bisnis Sewa Pakaian untuk Dukung Lingkungan

Harus "Segmented", Kunci Bisnis Sewa Pakaian untuk Dukung Lingkungan

Swasta
ING Jadi Bank Global Pertama dengan Target Iklim yang Divalidasi SBTi

ING Jadi Bank Global Pertama dengan Target Iklim yang Divalidasi SBTi

Swasta
Dekarbonisasi Baja dan Logam, Uni Eropa Luncurkan Rencana Aksi

Dekarbonisasi Baja dan Logam, Uni Eropa Luncurkan Rencana Aksi

Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau