JAKARTA, KOMPAS.com - Dunia teknologi aviasi tak henti berinovasi. Teranyar adalah desain pesawat jet (hipersonik) bertenaga hidrogen.
Pesawat jet hidrogen ini diramalkan sebagai era baru penerbangan hipersonik yang akan memangkas waktu perjalanan keliling dunia menjadi lebih singkat.
Pesawat terakhir yang berhasil melakukannya adalah Concorde, supersonik dari teknologi yang dikembangkan secara kolaboratif oleh Perancis.
Pada masa kejayaannya, Concorde mampu melintasi Atlantik dalam waktu singkat sekitar 3,5 jam, terbang dengan kecepatan lebih dari 2.100 kilometer per jam.
Baca juga: Mana Lebih Buruk bagi Lingkungan, Naik Jet Pribadi atau Pelihara Anabul?
Nah, kecanggihan Concorde ini tampaknya bakal tersaingi oleh jet hidrogen buatan perusahaan rintisan atau start-up asal Swiss.
Mereka merancang hipersonik hidrogen yang memungkinkan rekor perjalanan udara keliling dunia, dari Paris ke New York, bisa ditempuh cuma 90 menit atau satu setengah jam.
Tak hanya start up asal Swiss, perusahaan lain yang juga berkecimpung dengan penerbangan supersonik, Destinus, tengah membangun pesawat bertenaga hidrogen komersial pertama yang dapat melakukan perjalanan dengan kecepatan suara lima kali lipat pada ketinggian lebih dari 33 kilometer (lebih dari 100.000 kaki).
Perusahaan telah menguji pesawat prototipenya selama beberapa tahun terakhir, mengumumkan uji terbang yang sukses dari prototipe keduanya, Eiger, pada akhir tahun 2022.
"Prototipe terlihat berbeda dari produk akhir karena produk akhir memiliki teknologi propulsi yang sangat canggih," kata Kepala Studi lanjutan Destinus Bart Van Hove, seperti dikutip dari euronews, Sabtu (24/6/2023).
Baca juga: Menyusul Belanda, Perancis Bakal Larang Penerbangan Jet Pribadi
Pesawat ini memiliki berbagai jenis mesin, yakni turbo jet, dan ramjet, yang semuanya bertenaga dan berpendingin hidrogen.
Menurut Van Hove, ini sesuai dengan konfigurasi kendaraan tertentu sebagai bentuk dari sebuah pesawat yang mengakomodasi udara dalam jumlah besar dan memiliki saluran pusat yang terbagi menjadi berbagai saluran mesin.
"Ini tidak terjadi pada prototipe awal. Ini lebih merupakan konfigurasi klasik karena kami berjalan selangkah demi selangkah," imbuhnya.
Dalam merealisasikan rancangan jet hipersonik ini, Destinus mendapat dana hibah dari Pemerintah Spanyol yang telah terlibat sejak April 2023.
Kementerian Sains Spanyol berinvestasi mengembangkan penerbangan hipersonik ini melalui badan pengawas, Centro para el Desarrollo Tecnológico e Industrial.
Baca juga: Siap-siap, Jet Pribadi Tak Bisa Lagi Mendarat di Schiphol Amsterdam
Mereka memilih proyek tersebut sebagai inisiatif strategis di bawah Plan de Tecnologías Aeronáuticas (PTA), dengan keseluruhan investasi sebesar 12 juta Euro.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya