Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 24/06/2023, 10:14 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Hingga 2025 mendatang, Huawei Indonesia menargetkan dapat melahirkan 100.000 talenta digital di Indonesia yang memiliki kompetensi tinggi.

Director of ICT Strategy and Business Huawei Indonesia Mohamad Rosidi mengungkapkan hal itu, saat seremoni kegiatan berbagi hewan kurban sebagai bagian dari komitmen "Huawei I Do Care", Jumat (23/6/2023).

Menurut Rosidi, berdasarkan data State of the Global Islamic Economy Report 2022, Indonesia tercatat sebagai negara ekonomi berbasis syariah terbesar keempat di dunia.

"Oleh karena itu, Indonesia membutuhkan lebih banyak SDM di bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yang berkualitas guna memperkuat posisinya sebagai salah satu pelaku utama ekonomi berbasis syariah di dunia," ujar Rosidi.

Baca juga: Mubazir Makanan di Indonesia Tinggi, Butuh Penanganan Menyeluruh

Salah satu langkah yang dilakukan Perusahaan adalah menjalin sinergi dengan dukungan pemerintah antara lain memberdayakan komunitas muslim yang berasal dari berbagai tingkatan.

Mulai dari pelajar atau santri, generasi muda calon pemimpin masa depan, hingga technopreneur guna mampu mendorong pertumbuhan ekonomi kreatif yang lebih baik.

Mereka kelak menjadi tulang punggung pertumbuhan ekonomi, termasuk ekonomi syariah, yang sangat dipengaruhi oleh aktivitas digitalisasi dan transformasi digital.

Huawei telah memberikan pelatihan, pembekalan dan sertifikasi kepada lebih dari 80.000 talenta digital yang tersebar dari seluruh wilayah Indonesia.

Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Digital, Ketenagakerjaan, dan UMKM Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Rudy Salahuddin menambahkan, dengan populasi muslim terbesar di dunia dan penetrasi internet yang semakin meningkat, Indonesia memiliki potensi besar untuk ekonomi digital syariah.

Baca juga: Cara Menyimpan Bahan Makanan agar Awet Saat Ditinggal Mudik

Melalui kolaborasi sinergis antara pemerintah, dunia usaha, komunitas masyarakat ekonomi syariah, serta korporasi, Indonesia dapat mengoptimalkan berbagai potensi tersebut serta mendorong pemanfaatan ekonomi digital syariah yang lebih maju dan adaptif.

15 kota

Adapun penyaluran hewan kurban ini, merupakan tindak lanjut tradisi berbagi kebaikan dan kepedulian kepada masyarakat Indonesia yang tersebar di 15 kota di Indonesia.

Ke-15 kota tersebut meliputi Jakarta, Bandung, Magelang, Yogyakarta, Solo, Surabaya, Denpasar, Mataram, Medan, Pekanbaru, Palembang, Pontianak, Makassar, Sorong, dan Fak-Fak.

Aksi kepedulian berbagi hewan kurban yang digelar secara bersamaan melalui 15 masjid tersebut juga dilaksanakan sebagai bagian dari peringatan Hari Raya Idul Adha 1444 H yang diselenggarakan dengan melibatkan komunitas muslim, kalangan dunia pendidikan, dan ekosistem masyarakat ekonomi syariah.

Baca juga: SwissCham Ingatkan Pentingnya Pertanian Berkelanjutan di Indonesia

Selain merupakan representasi dari semangat berkontribusi yang terus berkelanjutan dalam turut meningkatkan kualitas hidup masyarakat di Indonesia, aksi kepedulian ini juga menjadi momentum bagi Huawei Indonesia dalam menunjukkan dukungannya terhadap penguatan ekonomi syariah di Indonesia.

Selain menyalurkan hewan kurban, Huawei juga menggelar ajang apresiasi bagi masyarakat yang telah menyebar kebaikan bagi sesama. Huawei memberikan “Anugerah Masyarakat Cerdas dan Insipratif 2023” kepada beberapa sosok inspiratif di bidang masing-masing.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

China Berencana Bangun PLTS di Luar Angkasa, Bisa Terus Panen Energi Matahari

China Berencana Bangun PLTS di Luar Angkasa, Bisa Terus Panen Energi Matahari

Pemerintah
AS Pertimbangkan Tambang Laut Dalam untuk Cari Nikel dan Lawan China

AS Pertimbangkan Tambang Laut Dalam untuk Cari Nikel dan Lawan China

Pemerintah
LPEM UI: Penyitaan dan Penyegelan akan Rusak Tata Kelola Sawit RI

LPEM UI: Penyitaan dan Penyegelan akan Rusak Tata Kelola Sawit RI

Pemerintah
Jaga Iklim Investasi, LPEM FEB UI Tekankan Pentingnya Penataan Sawit yang Baik

Jaga Iklim Investasi, LPEM FEB UI Tekankan Pentingnya Penataan Sawit yang Baik

Pemerintah
Reklamasi: Permintaan Maaf yang Nyata kepada Alam

Reklamasi: Permintaan Maaf yang Nyata kepada Alam

LSM/Figur
Dampak Ekonomi Perubahan Iklim, Dunia Bisa Kehilangan 40 Persen GDP

Dampak Ekonomi Perubahan Iklim, Dunia Bisa Kehilangan 40 Persen GDP

LSM/Figur
Studi: Mikroplastik Ancam Ketahanan Pangan Global

Studi: Mikroplastik Ancam Ketahanan Pangan Global

LSM/Figur
Kebijakan Tak Berwawasan Lingkungan Trump Bisa Bikin AS Kembali ke Era Hujan Asam

Kebijakan Tak Berwawasan Lingkungan Trump Bisa Bikin AS Kembali ke Era Hujan Asam

Pemerintah
Nelayan di Nusa Tenggara Pakai “Cold Storage” Bertenaga Surya

Nelayan di Nusa Tenggara Pakai “Cold Storage” Bertenaga Surya

LSM/Figur
Pakar Pertanian UGM Sebut Pemanasan Global Ancam Ketahanan Pangan Indonesia

Pakar Pertanian UGM Sebut Pemanasan Global Ancam Ketahanan Pangan Indonesia

LSM/Figur
3 Akibat dari Perayaan Lebaran yang Tidak Ramah Lingkungan

3 Akibat dari Perayaan Lebaran yang Tidak Ramah Lingkungan

LSM/Figur
1.620 Km Garis Pantai Greenland Tersingkap karena Perubahan Iklim, Lebih Panjang dari Jalur Pantura

1.620 Km Garis Pantai Greenland Tersingkap karena Perubahan Iklim, Lebih Panjang dari Jalur Pantura

LSM/Figur
Semakin Ditunda, Ongkos Atasi Krisis Iklim Semakin Besar

Semakin Ditunda, Ongkos Atasi Krisis Iklim Semakin Besar

LSM/Figur
Harus 'Segmented', Kunci Bisnis Sewa Pakaian untuk Dukung Lingkungan

Harus "Segmented", Kunci Bisnis Sewa Pakaian untuk Dukung Lingkungan

Swasta
ING Jadi Bank Global Pertama dengan Target Iklim yang Divalidasi SBTi

ING Jadi Bank Global Pertama dengan Target Iklim yang Divalidasi SBTi

Swasta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau