GRESIK, KOMPAS.com - Produk hijau asal Indonesia menjadi peluang ekspor seiring dengan peningkatan kesadaran masyarakat global akan pentingnya menjaga lingkungan hidup.
"Masyarakat global juga kian peduli pada perubahan iklim," tutur Direktur Utama PT Klinko Karya Imaji Tbk (KLIN) Anggun Satriya Supanji dalam informasi terkininya, Jumat (23/6/2023).
Anggun membeberkan hasil studi The Sustainability Imperative Nielsen edisi 2015 yang melibatkan 30.000 konsumen di 60 negara.
Sebanyak 66 persen dari responden mengaku bersedia membayar lebih untuk membeli produk berkelanjutan atau green product.
"Berbasis studi ini, kami yakin produk hijau kami diminati pasar global dan menjadi perluasan peluang ekspor," tutur Anggun.
Baca juga: Klinko Ekspor Alat Kebersihan Berbahan Limbah Tekstil
KLIN merupakan pionir manufaktur alat kebersihan daur ulang di Indonesia yang memanfaatkan benang daur ulang hingga 90 persen bagi keseluruhan material produknya.
“Produk kami menggunakan material daur ulang limbah tekstil sebagai unsur utama yang memiliki daya serap tinggi sehingga mempercepat dan mempermudah kegiatan membersihkan rumah," ucap Anggun.
Hingga sekarang, KLIN melakukan edukasi untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dunia akan produk yang ramah lingkungan.
Dia menjelaskan, industri tekstil di Indonesia telah menghasilkan limbah hingga 2,3 juta ton.
Dari jumlah tersebut, hanya sekitar 300.000 ton atau hanya sekitar 13 persen limbah tekstil yang dapat didaur ulang.
Diperkirakan pada 2030, limbah tekstil di Indonesia akan meningkat 68 persen menjadi 3,5 juta ton.
KLIN berkomitmen untuk berpartisipasi aktif dalam meningkatkan angka daur ulang limbah tekstil di Indonesia.
Baca juga: Waspada, 7 dari 10 Sumber Air Rumah Tangga Tercemar Limbah
Saat ini KLIN mampu mengolah rata-rata 8 ton limbah tekstil per bulan.
Tahun ini, Perusahaan menargetkan olah limbah tekstil sebesar 100 ton dan diharapkan dapat terus meningkat setiap tahunnya.
Limbah tekstil yang digunakan oleh KLIN berasal dari pre-consumed waste atau limbah garmen dari konveksi berupa potongan kain perca sisa produksi.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya