KOMPAS.com - Luas es laut Antarktika di Kutub Selatan mencapai rekor terendahnya pada bulan Juni ini.
Dilansir dari Financial Times, Sabtu (24/6/2023), permukaan es laut Antarktika pada Juni lebih rendah 2,4 juta kilometer persegi di bawah rata-rata jangka panjang untuk sepanjang tahun.
Luas es laut Antarktika pada Juni ini hampir 1,1 juta km persegi lebih kecil dari periode yang sama tahun lalu.
Baca juga: 6 Dampak Mengerikan Mencairnya Es Kutub Akibat Pemanasan Global
Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) sebelumnya telah memperingatkan bahwa es laut secara global menurun pada tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Besarnya penurunan es kutub tak hanya berimplikasi serius terhadap ekosistem di sana, tetapi juga cuaca dan iklim global.
Situasi ini membuat para ilmuwan meningkatkan seruannya untuk mengintensifkan penelitian dan pemantauan lapisan es kutub Bumi.
Dilansir dari The Economist, Pada 12 Juni, luas es laut di Antarktika hanya menutupi 10,7 juta kilometer persegi.
Baca juga: Disinformasi soal Lapisan Es di Antarktika Tidak Mencair
Di belahan bumi lain, laut es di Arktika di Kutub Utara secara konsisten terus menurun karena pemanasan global akibat menumpuknya gas rumah kaca menumpuk di atmosfer.
Sejak 1979, luas permukaan es di Arktika saat musim panas turun sekitar 12,6 persen per 10 tahun.
Meskipun suhu rata-rata meningkat di Arktika, Antarktika bernasib agak berbeda.
Antara tahun 1979 hingga 2014, luas es laut tahunannya (wilayah lautan yang tertutup es) sedikit meningkat secara keseluruhan.
Baca juga: Lapisan Es Antarktika Timur Mulai Mencair, Sang Raksasa Tidur Dikhawatirkan Bangun
Kemudian menurun dengan cepat, jatuh dari rekor tertinggi sepanjang masa pada 2014 ke rekor terendah sepanjang masa pada 2017.
Rekor penurunan es laut Antarktika itu kemudian dipecahkan pada 2022 dan lagi pada Februari 2023. Ada dua rekor terendah lagi tahun ini.
Belum jelas mengapa baru-baru ini terjadi penurunan yang begitu tajam di laut es Antartika, atau mengapa luas laut es di sana naik sebelumnya.
Kepala Polar Climate Group Ed Blockley mengatakan, biasanya luas es laut Antartika mencapai titik minimum sekitar akhir Februari dan maksimum sekitar akhir September.
Baca juga: Apakah Ada Negara di Antarktika?
"Pada akhir Juni, luas es laut akan terbentuk di titik tengah antara maksimum dan minimum," kata Blockley, sebagaimana dilansir The Independent, Jumat (30/6/2023).
"Namun, tahun ini es mengembang sangat lambat dengan konsekuensi luasnya jauh di bawah rata-rata jangka panjang (1981-2010)," sambungnya.
Beberapa ilmuwan menduga bahwa fenomena El Nino dan pola sirkulasi atmosfer yang tidak normal di sekitar Antartika mencegah es laut pulih seperti biasanya di musim dingin.
Suhu di Kutub Selatan akan terus turun seiring dengan berjalannya musim dingin yang akan memberi es laut lebih banyak waktu untuk meluas lebih jauh.
"Masih terlalu dini untuk berspekulasi apakah tingkat es laut akan tetap pada tingkat yang sangat rendah. Masih ada waktu musim ini untuk es pulih tetapi mengingat rekor terendah yang telah kami lihat, kami harus tetap khawatir tentang kemungkinan rekor terendah musim dingin maksimum," ucap Blockley.
Baca juga: INFOGRAFIK: Hoaks, Foto Antarktika Diklaim Bukti Tak Ada Perubahan Iklim
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya