Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Darat dan Lautan Catatkan Rekor Terhangat, Upaya Perlawanan Pemanasan Global Dipertanyakan

Kompas.com, 1 Juli 2023, 13:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.com – Janji negara-negara di seluruh dunia dalam Perjanjian Paris agar suhu Bumi tidak memanas lebih dari 1,5 derajat celsius nampaknya tidak berada di jalur yang tepat.

Negara-negara di seluruh dunia gagal menetapkan tujuan mencegah pemanasan global yang lebih ambisius. Padahal, beberapa waktu terakhir suhu Bumi semakin memanas.

Diberitakan sebelumnya, awal Juni ini Bumi rupanya sudah mengalami lonjakan suhu yang drastis.

Baca juga: Eropa Jadi Benua yang Menghangat Paling Cepat karena Pemanasan Global

Copernicus Climate Change Service (C3S), sebuah misi bentukan Uni Eropa yang memantau perubahan iklim dan pemanasan global, melaporkan bahwa selama 11 hari pertama Juni, Bumi mencatat rekor suhu tertinggi sepanjang tahun ini.

C3S menyebutkan, suhu rata-rata global pada awal Juni 2023 ini melampaui ambang batas 1,5 derajat celsius yang sudah disepakati dalam Perjanjian Paris.

Ini bukan pertama kalinya suhu Bumi melampaui ambang batas 1,5 derajat celsius untuk sementara waktu.

Ambang batas 1,5 derajat celsius pertama kali terlampaui pada Desember 2015. Setelah itu, ambang batas terlampaui lagi pada musim dingin dan musim semi 2016 dan 2020.

Baca juga: Bagaimana Limbah Makanan Memperparah Perubahan Iklim dan Pemanasan Global?

Dampak

Beberapa kota dan negara telah merasakan dampaknya akibat Bumi yang makin panas ini karena pemanasan global yang tak terkendali.

Pada Juni, ibu kota China, Beijing, mencatatkan suhu yang sangat panas. Selain itu, gelombang panas ekstrem juga melanda Amerika Serikat (AS), sebagaimana dilansir Reuters.

Beberapa bagian di Amerika Utara mengalami kenaikan suhu di atas rata-rata musiman bulan ini.

Kebakaran hutan yang terjadi di Kanada dan Pantai Timur AS menimbulkan asap kabut yang berbahaya. Total emisi karbon yang lepas akibat kebakaran itu diperkirakan mencapai rekor 160 juta metrik ton.

Baca juga: 6 Dampak Mengerikan Mencairnya Es Kutub Akibat Pemanasan Global

Di India, kematian akibat suhu tinggi yang terus-menerus dilaporkan meningkat. Panas ekstrem tercatat di Spanyol, Iran, dan Vietnam, menimbulkan kekhawatiran bahwa musim panas yang mematikan tahun lalu bisa kembali lagi.

Organisasi Meteorologi Dunia (World Meteorological Organization/WMO) memprediksi suhu Bumi bakal lebih sering melampaui ambang batas 1,5 derajat celsius dalam lima tahun ke depan.

WMO menyebutkan dalam rilisnya pada Mei ini bahwa ada kemungkinan 66 persen bahwa rata-rata suhu global dalam satu tahun antara 2023 hingga 2027 akan lebih dari 1,5 derajat celsius.

Selain itu ada kemungkinan 98 persen persen bahwa setidaknya satu tahun dari lima tahun ke depan akan menjadi tahun terpanas.

Baca juga: 7 Mitos Pemanasan Global dan Perubahan Iklim Beserta Fakta Penyangkalnya

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
IWIP Libatkan UMKM dalam Rantai Pasok Industri, Nilai Kerja Sama Tembus Rp 4,4 Triliun
IWIP Libatkan UMKM dalam Rantai Pasok Industri, Nilai Kerja Sama Tembus Rp 4,4 Triliun
Swasta
Celios: Pembatasan Izin Smelter Harus Disertai Regulasi dan Peta Dekarbonisasi
Celios: Pembatasan Izin Smelter Harus Disertai Regulasi dan Peta Dekarbonisasi
Pemerintah
COP30 Buka Peluang RI Dapatkan Dana Proyek PLTS 100 GW
COP30 Buka Peluang RI Dapatkan Dana Proyek PLTS 100 GW
Pemerintah
Kemenhut: 6.000 ha TN Kerinci Seblat Dirambah, Satu Orang Jadi Tersangka
Kemenhut: 6.000 ha TN Kerinci Seblat Dirambah, Satu Orang Jadi Tersangka
Pemerintah
Masa Depan Keberlanjutan Sawit RI di Tengah Regulasi Anti Deforestasi UE dan Tekanan dari AS
Masa Depan Keberlanjutan Sawit RI di Tengah Regulasi Anti Deforestasi UE dan Tekanan dari AS
Swasta
Negara di COP30 Sepakati Deklarasi Memerangi Disinformasi
Negara di COP30 Sepakati Deklarasi Memerangi Disinformasi
Pemerintah
3.099 Kasus Iklim Diajukan Secara Global hingga Pertengahan 2025
3.099 Kasus Iklim Diajukan Secara Global hingga Pertengahan 2025
Pemerintah
Seruan UMKM di COP30: Desak agar Tak Diabaikan dalam Transisi Energi
Seruan UMKM di COP30: Desak agar Tak Diabaikan dalam Transisi Energi
Pemerintah
Mendobrak Stigma, Menafsir Ulang Calon Arang lewat Suara Perempuan dari Panggung Palegongan Satua Calonarang
Mendobrak Stigma, Menafsir Ulang Calon Arang lewat Suara Perempuan dari Panggung Palegongan Satua Calonarang
LSM/Figur
Fragmentasi Regulasi Hambat Keberlanjutan Industri Sawit RI
Fragmentasi Regulasi Hambat Keberlanjutan Industri Sawit RI
Swasta
Terkendala Harga, ESDM Pilih Solar dengan Kandungan Sulfur Tinggi untuk Campuran B50
Terkendala Harga, ESDM Pilih Solar dengan Kandungan Sulfur Tinggi untuk Campuran B50
Pemerintah
Inovasi Keimigrasian di KEK Gresik, Langkah Strategis Perkuat Ekonomi Hijau dan Iklim Investasi Indonesia
Inovasi Keimigrasian di KEK Gresik, Langkah Strategis Perkuat Ekonomi Hijau dan Iklim Investasi Indonesia
Pemerintah
Pendidikan dan Digitalisasi Jadi Motor Pembangunan Manusia di Kalimantan Tengah
Pendidikan dan Digitalisasi Jadi Motor Pembangunan Manusia di Kalimantan Tengah
Pemerintah
Climate Policy: Pangkas Emisi Tak Cukup dengan Jualan Karbon
Climate Policy: Pangkas Emisi Tak Cukup dengan Jualan Karbon
LSM/Figur
COP30: Peta Jalan untuk Hentikan Iklan Bahan Bakar Fosil Disepakati
COP30: Peta Jalan untuk Hentikan Iklan Bahan Bakar Fosil Disepakati
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau