Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

6 Dampak Mengerikan Mencairnya Es Kutub Akibat Pemanasan Global

Kompas.com - 21/06/2023, 18:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.com - Mencairnya es di kutub adalah salah satu dampak terburuk yang disebabkan oleh pemanasan global karena meningkatnya suhu bumi.

Beberapa tahun terakhir, kerap terdengar kabar mengenai mencairnya es di kutub yang semakin sering terjadi.

Dilansir pemberitaan Kompas.com, selama musim panas 2020, Laut Wandel di bagian timur dari Area Es Terakhir (Last Ice Area) di Kutub Utara telah kehilangan 50 persen es lapisan atasnya.

Es di kutub yang mencair menimbulkan dampak yang mengerikan bagi seluruh kehidupan di Bumi, terutama manusia.

Dilansir dari berbagai sumber, berikut enam dampak mengerikan mencairnya es di kutub akibat pemanasan global.

Baca juga: 16 Dampak Pemanasan Global Terhadap Dunia

1. Permukaan laut meninggi

Salah satu dampak mencairnya es di kutub adalah permukaan air laut yang meninggi. Akibatnya, desa-desa pesisir dan kepulauan kecil terancam tenggela.

Karena permukaan laut yang meninggi, bencana seperti banjir rob, rosi pantai, dan ancaman terhadap pulau-pulau kecil juga semakin sering terjadi.

2. Terumbu karang terancam musnah

Terumbu karang membutuhkan sinar matahari untuk proses fotosintesis. Ketika permukaan air meninggi karena pencairan es kutub. sinar matahari yang cukup tidak akan dapat mencapai terumbu karang.

Situasi ini akan membuat terumbu karang kesulitan berfotosintesis dan mungkin akan mengancam kehidupannya dalam jangka panjang. Beberapa spesies ikan bergantung pada karang untuk makanan dan tanpa terumbu karang, mereka juga akan mati.

3. Perubahan iklim

Es kutub berperan penting dalam mengatur iklim global. Es kutub yang mengapung di laut kemudian mencair berubah menjadi air tawar dan lepas ke lautan.

Perubahan salinitas di lautan dapat mengganggu pola arus laut dan sirkulasi termal. Hal ini dapat menyebabkan perubahan suhu, cuaca yang ekstrem, dan gangguan pada iklim global secara keseluruhan.

Baca juga: 7 Mitos Pemanasan Global dan Perubahan Iklim Beserta Fakta Penyangkalnya

4. Habitat satwa liar terancam menghilang

Ilustrasi pemanasan global. Es di arktik mencair.SHUTTERSTOCK/FloridaStock Ilustrasi pemanasan global. Es di arktik mencair.

Mencairnya es kutub berdampak besar pada satwa-satwa yang ada di sana seperti beruang kutub, anjing laut, penguin, dan spesies lainnya. Banyak spesies ini bergantung pada es untuk mencari makan, berlindung, dan berkembang biak.

Mencairnya es di kutub dengan cepat mengancam habitat mereka dan dapat menyebabkan penurunan populasi dan bahkan kepunahan.

5. Kerusakan lingkungan dan ekosistem

Selain mengancam satwa, mencairnya es di kutub juga berpotensi merusak ekosistem yang sensitif di wilayah tersebut. Ini termasuk kehilangan zona perairan es, alga, krustasea, dan organisme lain yang hidup di bawah es.

Selain itu, perubahan suhu dan salinitas air laut akibat mencairnya es kutub juga dapat memengaruhi kehidupan laut yang kompleks dan memicu penurunan keanekaragaman hayati.

6. Suhu Bumi makin panas

Mencairnya es kutub juga berkontribusi pada peningkatan suhu global. Kondisi ini seperti lingkaran setan akibat pemanasan global.

Permukaan es berfungi memantulkan sinar matahari kembali ke angkasa. Jika mencair, kapabilitasnya menurun.

Di sisi lain, air laut yang lebih gelap menyerap lebih banyak energi matahari. Kombinasi antara mencairnya es di kutub dan meningkatnya permukaan laut menyebabkan peningkatan suhu global.

Baca juga: Pakai AC Bisa Tingkatkan Pemanasan Global, Ini Penjelasannya

 

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

AS Pertimbangkan Tambang Laut Dalam untuk Cari Nikel dan Lawan China

AS Pertimbangkan Tambang Laut Dalam untuk Cari Nikel dan Lawan China

Pemerintah
LPEM UI: Penyitaan dan Penyegelan akan Rusak Tata Kelola Sawit RI

LPEM UI: Penyitaan dan Penyegelan akan Rusak Tata Kelola Sawit RI

Pemerintah
Jaga Iklim Investasi, LPEM FEB UI Tekankan Pentingnya Penataan Sawit yang Baik

Jaga Iklim Investasi, LPEM FEB UI Tekankan Pentingnya Penataan Sawit yang Baik

Pemerintah
Reklamasi: Permintaan Maaf yang Nyata kepada Alam

Reklamasi: Permintaan Maaf yang Nyata kepada Alam

LSM/Figur
Dampak Ekonomi Perubahan Iklim, Dunia Bisa Kehilangan 40 Persen GDP

Dampak Ekonomi Perubahan Iklim, Dunia Bisa Kehilangan 40 Persen GDP

LSM/Figur
Studi: Mikroplastik Ancam Ketahanan Pangan Global

Studi: Mikroplastik Ancam Ketahanan Pangan Global

LSM/Figur
Kebijakan Tak Berwawasan Lingkungan Trump Bisa Bikin AS Kembali ke Era Hujan Asam

Kebijakan Tak Berwawasan Lingkungan Trump Bisa Bikin AS Kembali ke Era Hujan Asam

Pemerintah
Nelayan di Nusa Tenggara Pakai “Cold Storage” Bertenaga Surya

Nelayan di Nusa Tenggara Pakai “Cold Storage” Bertenaga Surya

LSM/Figur
Pakar Pertanian UGM Sebut Pemanasan Global Ancam Ketahanan Pangan Indonesia

Pakar Pertanian UGM Sebut Pemanasan Global Ancam Ketahanan Pangan Indonesia

LSM/Figur
3 Akibat dari Perayaan Lebaran yang Tidak Ramah Lingkungan

3 Akibat dari Perayaan Lebaran yang Tidak Ramah Lingkungan

LSM/Figur
1.620 Km Garis Pantai Greenland Tersingkap karena Perubahan Iklim, Lebih Panjang dari Jalur Pantura

1.620 Km Garis Pantai Greenland Tersingkap karena Perubahan Iklim, Lebih Panjang dari Jalur Pantura

LSM/Figur
Semakin Ditunda, Ongkos Atasi Krisis Iklim Semakin Besar

Semakin Ditunda, Ongkos Atasi Krisis Iklim Semakin Besar

LSM/Figur
Harus 'Segmented', Kunci Bisnis Sewa Pakaian untuk Dukung Lingkungan

Harus "Segmented", Kunci Bisnis Sewa Pakaian untuk Dukung Lingkungan

Swasta
ING Jadi Bank Global Pertama dengan Target Iklim yang Divalidasi SBTi

ING Jadi Bank Global Pertama dengan Target Iklim yang Divalidasi SBTi

Swasta
Dekarbonisasi Baja dan Logam, Uni Eropa Luncurkan Rencana Aksi

Dekarbonisasi Baja dan Logam, Uni Eropa Luncurkan Rencana Aksi

Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau