Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com, 2 Juli 2023, 12:12 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - PBB merilis laporan yang ditulis oleh 15 ilmuwan untuk membantu memajukan implementasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sutainable Development Goals (SDGs) dan menjadi masukan utama untuk tindak lanjut dan peninjauan agenda SDGs 2030 oleh Negara-negara Anggota.

The Global Sustainable Development Report (GSDR) 2023 setebal 202 halaman itu bertujuan mempercepat transformasi melalui titik masuk yang penting dan memungkinkan sains untuk mendukung percepatan ini.

GSDR 2023 memperingatkan bahwa pada separuh jalan Agenda SDGs 2030, dunia jauh dari jalurnya dan bahwa situasinya jauh lebih mengkhawatirkan daripada tahun 2019.

Efek berkepanjangan dari pandemi, konflik, ketidakstabilan Covid-19, serta inflasi dan meningkatnya biaya hidup, telah menghapus kemajuan bertahun-tahun pada beberapa SDGs dan memperlambat kemajuan pada yang lain.

Baca juga: SDGs: Pengertian, Sejarah, dan 17 Tujuan Pembangunan Berkelanjutan

Laporan tersebut menggarisbawahi bahwa transformasi tak terelakkan dan harus segera dilakukan. Untuk itu perlu seruan penggunaan waktu dan sumber daya yang bijaksana dan efektif, dan merekomendasikan pekerjaan kolektif. Baik secara geopolitik, energi, iklim, air, makanan, dan jaminan sosial.

GSDR 2023 mengacu pada kerangka pengorganisasian GSDR 2019 dari enam titik masuk untuk transformasi, yang  tetap menjadi ranah penting di mana tindakan dapat berdampak pada SDGs.

Keenam titik masuk tersebut adalah kesejahteraan dan kemampuan manusia, ekonomi yang berkelanjutan dan adil, 
sistem pangan berkelanjutan dan pola gizi sehat, dekarbonisasi energi dengan akses universal, pembangunan perkotaan dan pinggiran kota, dan lingkungan bersama global.

Selain empat pengungkit GSDR 2019 untuk mewujudkan transformasi di titik masuk ini, terdapat tata kelola, ekonomi dan keuangan, sains dan teknologi, serta tindakan individu dan kolektif, laporan tahun 2023 mengidentifikasi pembangunan kapasitas sebagai pengungkit kelima.

Baca juga: Survei KG Media: Pembaca Sudah Sadar Pentingnya Program SDGs

GSDR menguraikan tiga fase transformasi yakni kemunculan, akselerasi, dan stabilisasi yang harus berakar pada sains.

Dengan demikian diharapkan lebih banyak lagi aktivitas ilmiah untuk dipahami dan diproduksi di luar negara berpenghasilan tinggi atau High Income Countries (HICs) dan untuk sains yang kuat secara sosial dan didukung oleh kepercayaan dan integritas.

Laporan diakhiri dengan serangkaian ajakan bertindak dengan usulan agar Negara Anggota PBB masing-masing menguraikan Kerangka Transformasi SDG bersama yang terdiri dari enam elemen.

Yakni rencana aksi nasional untuk melawan tren negatif atau stagnasi dalam implementasi SDG, perencanaan lokal dan khusus industri untuk dimasukkan ke dalam rencana nasional, inisiatif melalui Agenda Aksi Addis Ababa (AAAA) atau lainnya untuk meningkatkan ruang fiskal, termasuk reformasi pajak, restrukturisasi dan keringanan utang, dan peningkatan keterlibatan lembaga keuangan internasional untuk implementasi SDG.

Kemudian investasi dalam data terkait SDGs, perangkat berbasis sains, dan pembelajaran kebijakan, kemitraan untuk memperkuat antarmuka sains-kebijakan-masyarakat, dan langkah-langkah untuk meningkatkan akuntabilitas pemerintah dan pemangku kepentingan lainnya.

Baca juga: Survei KG Media: 68 Persen Pembaca Bersedia Pindah ke Merek yang Terapkan SDGs

GSDR 2023 juga menyerukan Negara Anggota untuk membangun kapasitas demi transformasi di tingkat individu, kelembagaan, dan jaringan, untuk menyusun strategi, berinovasi, mengelola konflik, mengidentifikasi dan mengatasi hambatan, dan mengatasi krisis dan risiko.

Berikutnya mengedepankan intervensi sinergis kunci di masing-masing dari enam titik masuk untuk transformasi keberlanjutan, untuk mencapai koherensi dan kesetaraan dan memastikan bahwa kemajuan kesejahteraan manusia tidak dilakukan dengan mengorbankan iklim, keanekaragaman hayati, dan ekosistem.

Kemudian mengusulkan lima langkah untuk memperbaiki kondisi dasar implementasi dengan berinvestasi dalam pencegahan dan resolusi konflik, meningkatkan ruang fiskal, mendukung kelompok marginal, memanfaatkan transformasi digital, dan berinvestasi dalam kesetaraan gender.

Selain itu, GSDR juga merekomendasikan alat untuk mengubah ilmu pengetahuan dan pendekatan guna memastikan bahwa ilmu pengetahuan, kebijakan, dan masyarakat bekerja sama untuk masa depan di mana manusia dan alam dapat berkembang menjadi satu.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Adaptasi Perubahan Iklim, Studi Temukan Beruang Kutub Kembangkan DNA Unik
Adaptasi Perubahan Iklim, Studi Temukan Beruang Kutub Kembangkan DNA Unik
Pemerintah
Permintaan Meningkat Tajam, PBB Peringatkan Potensi Krisis Air
Permintaan Meningkat Tajam, PBB Peringatkan Potensi Krisis Air
Pemerintah
Bibit Siklon Tropis Terpantau, Hujan Lebat Diprediksi Landa Sejumlah Wilayah
Bibit Siklon Tropis Terpantau, Hujan Lebat Diprediksi Landa Sejumlah Wilayah
Pemerintah
Masyarakat Adat Terdampak Ekspansi Sawit, Sulit Jalankan Tradisi hingga Alami Kekerasan
Masyarakat Adat Terdampak Ekspansi Sawit, Sulit Jalankan Tradisi hingga Alami Kekerasan
LSM/Figur
Limbah Cair Sawit dari RI Diterima sebagai Bahan Bakar Pesawat Berkelanjutan
Limbah Cair Sawit dari RI Diterima sebagai Bahan Bakar Pesawat Berkelanjutan
LSM/Figur
BRIN Catat Level Keasaman Laut Paparan Sunda 2 Kali Lebih Cepat
BRIN Catat Level Keasaman Laut Paparan Sunda 2 Kali Lebih Cepat
Pemerintah
Belajar dari Sulawesi Tengah, Membaca Peran Perempuan Ketika Bencana Menguji
Belajar dari Sulawesi Tengah, Membaca Peran Perempuan Ketika Bencana Menguji
LSM/Figur
ILO Dorong Literasi Keuangan Untuk Perkuat UMKM dan Pekerja Informal Indonesia
ILO Dorong Literasi Keuangan Untuk Perkuat UMKM dan Pekerja Informal Indonesia
Pemerintah
ULM dan Unmul Berkolaborasi Berdayakan Warga Desa Penggalaman lewat Program Kosabangsa
ULM dan Unmul Berkolaborasi Berdayakan Warga Desa Penggalaman lewat Program Kosabangsa
Pemerintah
PLTS 1 MW per Desa Bisa Buka Akses Energi Murah, tapi Berpotensi Terganjal Dana
PLTS 1 MW per Desa Bisa Buka Akses Energi Murah, tapi Berpotensi Terganjal Dana
LSM/Figur
Bulu Babi di Spanyol Terancam Punah akibat Penyakit Misterius
Bulu Babi di Spanyol Terancam Punah akibat Penyakit Misterius
LSM/Figur
Studi Iklim 2024 Direvisi, tapi Prediksi Dampak Ekonomi Global Tetap Parah
Studi Iklim 2024 Direvisi, tapi Prediksi Dampak Ekonomi Global Tetap Parah
LSM/Figur
Kemenhut Hentikan Sementara Pengangkutan Kayu di Sumatera, Cegah Peredaran Ilegal
Kemenhut Hentikan Sementara Pengangkutan Kayu di Sumatera, Cegah Peredaran Ilegal
Pemerintah
Kukang dan Trenggiling Dilepasliar ke Hutan Batang Hari Jambi
Kukang dan Trenggiling Dilepasliar ke Hutan Batang Hari Jambi
Pemerintah
Cerita Usaha Kerupuk Sirip Ikan Tuna di Bali, Terhambat Cuaca Tak Tentu
Cerita Usaha Kerupuk Sirip Ikan Tuna di Bali, Terhambat Cuaca Tak Tentu
LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau