Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waspada, Ini 4 Klasifikasi Tingkat Obesitas Beserta Dampaknya

Kompas.com - 11/07/2023, 19:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

  • Tingkat ketiga

Pada tingkat ketiga, organ tubuh mulai mengalami kerusakan. Penderita juga sudah mengalami gangguan psikopatologi yang signifikan diikuti dengan keterbatasan fungsional tubuhnya.

Penyakit ikutan yang berpotensi mengenai penderita adalah strok, komplikasi pembuluh darah, bahkan gagal jantung.

Em Yunir menuturkan, berbagai komplikasi tersebut muncul umumnya karena kerusakan dinding pembuluh darah.

“Dan akan berisiko terjadinya strok atau ada pembuluh darah yang tersumbat dan penyakit jantung koroner dan seterusnya,” kata Em Yunir.

“Jadi, obesitas itu biasanya tidak hanya berat saja, tetapi juga disertai dengan hipertensi tinggi, kolesterol tinggi, atau kandungan gula darahnya meningkat,” imbuhnya.

  • Tingkat keempat

Pada tingkat empat, orang dengan obesitas berpotensi memasuki tahap akhir.

Tubuh sudah mengalami gangguan parah seperti sudah tidak bisa bergerak, penyakit kronis yang sudah memasuki stadium lebih lanjut hingga penurunan kepercayaan diri yang drastis.

Em Yunir menambahkan bahwa selain itu, obesitas juga membuat beberapa hormon menurun.

“Seperti pada laki-laki, ada hormon testosteron dan hormon tiroid, sehingga makin banyak penyulit yang akan dihadapi seseorang yang obesitas,” ucapnya.

Baca juga: 6 Komplikasi Obesitas, Termasuk Penyakit Jantung dan Kanker

Penyebab obesitas

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Eva Susanti mengatakan, kasus obesitas di Indonesia saat ini telah digolongkan sebagai penyakit yang perlu diintervensi secara komprehensif.

Dia mengatakan, obesitas merupakan masalah multifaktor yang dipengaruhi peningkatan asupan energi, perubahan pola makan dari tradisional ke modern, urbanisasi, dan penurunan aktivitas fisik.

Faktor tersebut didukung oleh kontribusi faktor lain seperti aspek sosial ekonomi, budaya, perilaku, dan lingkungan, sebagaimana dilansir Antara, Senin.

Selain itu, obesitas juga dipicu oleh kurangnya aktivitas fisik. Hal ini berkaitan dengan fenomena khas daerah urban yaitu berkurangnya ruang publik sebagai arena bermain dan berolahraga.

Kemudahan mengakses sarana modern berteknologi tinggi, menurutnya juga menjadi faktor penyebab kurangnya aktivitas fisik remaja, terutama di perkotaan.

Eva mengatakan, obesitas berkontribusi pada penyebab kematian akibat penyakit kardiovaskular sebesar 5,87 persen dari total kematian serta penyakit diabetes dan ginjal 1,84 persen dari total kematian.

Baca juga: 5 Olahraga untuk Menurunkan Berat Badan bagi Penderita Obesitas Turunan

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com