Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com, 11 Juli 2023, 13:00 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

KOMPAS.com - Keberlanjutan telah menjadi isu penting di dunia saat ini, tidak terkecuali industri penerbangan. Bandara sebagai bagian dari industri penerbangan, memainkan peran krusial dalam transportasi global, dan sangat penting untuk beroperasi dengan cara yang meminimalkan dampaknya terhadap lingkungan.

Tak hanya itu, industri penerbangan menghadapi tekanan yang meningkat untuk membersihkan tindakannya terkait perubahan iklim, pesawat yang boros bahan bakar adalah pemicunya.

Seiring berkembangnya bandara, begitu pula jejak karbonnya. Hal ini karena lebih banyak energi yang dibutuhkan untuk menggerakkan terminal baru, kendaraan transportasi darat, dan pembangunan infrastruktur.

Membangun kapasitas untuk pesawat tambahan juga dapat menciptakan reaksi balik di kalangan pencinta lingkungan. Lihat saja hiruk pikuk atas potensi landasan pacu ketiga di Bandara Heathrow Inggris.

Baca juga: Kurangi Dampak Krisis Iklim, Bandara Wajib Terapkan Konsep Eco Airport

Oleh karena itu, banyak bandara di seluruh dunia mengadopsi elemen yang lebih ramah lingkungan ke dalam desain dan strategi operasi mereka, serta mengikuti inisiatif ramah lingkungan.

Program Akreditasi Karbon Bandara yang dijalankan oleh Airports Council International (ACI), membantu lebih dari 200 bandara untuk mengelola emisi mereka, dengan tujuan akhir netralitas karbon.

Melalui praktik berkelanjutan dan penggunaan sumber bahan bakar terbarukan, terdapat sejumlah bandara yang bisa menjadi contoh untuk diikuti oleh hub penerbangan lainnya.

Berikut 8 bandara paling berkelanjutan di dunia:

Bandara Changi SingapuraShutterstock Bandara Changi Singapura
1. Changi, Singapura

Tidak hanya salah satu terbaik di duni, Bandara Changi Singapura juga memiliki silsilah untuk sadar lingkungan.

Dua penambahan terminal terbarunya dirancang untuk menyoroti komitmen bandara terhadap prinsip hijau, dengan skylight untuk meningkatkan cahaya alami, AC ditempatkan lebih dekat ke lantai, dan tanaman hijau yang berlimpah.

Terminal 4 yang baru dibuka menampilkan dinding hijau yang dihiasi lebih dari 20.000 spesies tanaman, dan dapat mengurangi suhu sekitar bandara serta meningkatkan kualitas udara.

Fitur lain yang digunakan di Changi termasuk sensor gerak dan pencahayaan hemat energi, perlengkapan hemat air, dan panel surya yang dipasang di atap.

Zurich Airport, SwitzerlandShutterstock Zurich Airport, Switzerland
2. Zurich, Swiss

Bandara Zurich telah mengurangi emisi karbonnya sekitar 30 persen sejak tahun 1991, dan bertujuan untuk menguranginya lebih jauh lagi pada tahun 2030.

Sistem fotovoltaik dipasang di atas dermaga pesawat dan tempat parkir mobil, sementara tumpukan energi bawah tanah digunakan untuk memanaskan dan mendinginkan terminalnya. 

Konsumsi air di bandara juga menurun, dengan air limbah domestik dialirkan ke instalasi pengolahan di luar lokasi, dan air hujan dikumpulkan untuk digunakan di toilet.

Air dari operasi de-icing juga didaur ulang melalui proses alami yang unik, mikro-organisme khusus digunakan untuk memecah residu padat dalam cairan.

Sikap Zurich terhadap emisi kebisingan juga dipuji, karena membebankan biaya penerbangan untuk kebisingan pesawat berdasarkan kategorinya dan menghitung tingkat paparan kebisingan dari pergerakan penerbangan menggunakan program pemetaan yang sangat terperinci.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
KLH Identifikasi Hutan di Aceh Dibuka untuk Sawit dan Tambang Ilegal
KLH Identifikasi Hutan di Aceh Dibuka untuk Sawit dan Tambang Ilegal
Pemerintah
Menjaga Bumi Nusantara Melalui Kearifan Lokal
Menjaga Bumi Nusantara Melalui Kearifan Lokal
Pemerintah
Tingkatkan Produktivitas Lahan, IPB Latih Petani Kuasai Teknik Agroforestri
Tingkatkan Produktivitas Lahan, IPB Latih Petani Kuasai Teknik Agroforestri
Pemerintah
Desa Utak Atik di Serangan Bali Hadirkan Inovasi Lampu Nelayan hingga Teknologi Hijau
Desa Utak Atik di Serangan Bali Hadirkan Inovasi Lampu Nelayan hingga Teknologi Hijau
LSM/Figur
Pasca-Siklon Senyar, Ilmuwan Khawatir Populasi Orangutan Tapanuli Makin Terancam
Pasca-Siklon Senyar, Ilmuwan Khawatir Populasi Orangutan Tapanuli Makin Terancam
Pemerintah
Adaptasi Perubahan Iklim, Studi Temukan Beruang Kutub Kembangkan DNA Unik
Adaptasi Perubahan Iklim, Studi Temukan Beruang Kutub Kembangkan DNA Unik
Pemerintah
Permintaan Meningkat Tajam, PBB Peringatkan Potensi Krisis Air
Permintaan Meningkat Tajam, PBB Peringatkan Potensi Krisis Air
Pemerintah
Bibit Siklon Tropis Terpantau, Hujan Lebat Diprediksi Landa Sejumlah Wilayah
Bibit Siklon Tropis Terpantau, Hujan Lebat Diprediksi Landa Sejumlah Wilayah
Pemerintah
Masyarakat Adat Terdampak Ekspansi Sawit, Sulit Jalankan Tradisi hingga Alami Kekerasan
Masyarakat Adat Terdampak Ekspansi Sawit, Sulit Jalankan Tradisi hingga Alami Kekerasan
LSM/Figur
Limbah Cair Sawit dari RI Diterima sebagai Bahan Bakar Pesawat Berkelanjutan
Limbah Cair Sawit dari RI Diterima sebagai Bahan Bakar Pesawat Berkelanjutan
LSM/Figur
BRIN Catat Level Keasaman Laut Paparan Sunda 2 Kali Lebih Cepat
BRIN Catat Level Keasaman Laut Paparan Sunda 2 Kali Lebih Cepat
Pemerintah
Belajar dari Sulawesi Tengah, Membaca Peran Perempuan Ketika Bencana Menguji
Belajar dari Sulawesi Tengah, Membaca Peran Perempuan Ketika Bencana Menguji
LSM/Figur
ILO Dorong Literasi Keuangan Untuk Perkuat UMKM dan Pekerja Informal Indonesia
ILO Dorong Literasi Keuangan Untuk Perkuat UMKM dan Pekerja Informal Indonesia
Pemerintah
ULM dan Unmul Berkolaborasi Berdayakan Warga Desa Penggalaman lewat Program Kosabangsa
ULM dan Unmul Berkolaborasi Berdayakan Warga Desa Penggalaman lewat Program Kosabangsa
Pemerintah
PLTS 1 MW per Desa Bisa Buka Akses Energi Murah, tapi Berpotensi Terganjal Dana
PLTS 1 MW per Desa Bisa Buka Akses Energi Murah, tapi Berpotensi Terganjal Dana
LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau