JAKARTA, KOMPAS.com - Ruas Jalan Tol Sedyatmo dibangun untuk melengkapi kawasan Bandara Internasional Soekarno-Hatta di Cengkareng, Tangerang, Banten.
Jalan tol sepanjang 14,30 kilometer ini memiliki keistimewaan berupa adopsi teknologi konstruksi Cakar Ayam sebagai pondasi jalan.
Teknologi ini ditemukan oleh Prof. DR. Ir. Sedyatmo yang kemudian namanya diabadikan sebagai nama jalan tol yang beroperasi sejak 1987.
Jalan Tol Sedyatmo sebagai akses utama menuju Bandara Internasional Soekarno-Hatta menjadi penghubung empat ruas jalan tol yaitu Ruas Tol Cawang-Tomang-Pluit, Cawang-Tanjung Priok-Pluit, Jalantol Lingkar Barat (JORR W1) dan Cengkareng-Batuceper-Kunciran (JORR II).
Baca juga: Mewujudkan Kota Hutan Berkelanjutan IKN Melalui Konsorsium
Keberadannya sangat penting dan krusial dalam mempermudah masyarakat yang ingin menuju bandara Internasional Soekarno-Hatta dan juga menggerakkan pertumbuhan ekonomi kawasan di sekitarnya.
Tol Sedyatmo juga mendapatkan penghargaan sebagai ruas terbaik untuk kategori Jalan Tol di bawah 15 kilometer dari Kementerian PUPR dalam rangka penilaian Jalan Tol Berkelanjutan tahun 2022.
Jasa Marga Metropolitan Tollroad (JMT) selaku pengelola Ruas Tol Sedyatmo, terus mengupayakan peningkatan pelayanan kepada pengguna jalan tol baik di bidang fisik, seperti beautifikasi sepanjang ruas dengan tanaman bougenvaille.
Selain itu, dilakukan juga peningkatan layanan transaksi, layanan lalu lintas dan layanan pemeliharaan.
Peningkatan layanan di bidang transaksi antara lain peningkatan kapasitas transaksi dengan penambahan Oblique Approach Booth (OAB), dan penambahan 11 unit mobile reader untuk mempercepat waktu transaksi, Implementasi dan pengembangan transaksi Single Lane Free Flow (SLFF).
Kemudian mengintegrasikan tarif tol dengan ruas yang dikelola oleh BUJT lain, dan meningkatan kapasitas tansaksi yang terdiri dari 8 Gerbang Tol (GT) dengan gardu operasi sebanyak 63 gardu yang terdiri dari 26 Gardu Tol Otomatis (GTO) Single dan 37 GTO Multi.
Baca juga: Penerapan Konsep ESG dalam Membangun Bisnis Berkelanjutan
Pada bidang layanan lalu lintas dilakukan Peningkatan kegiatan penertiban kendaraan Overload Over Dimensi (ODOL), Penambahan Dynamic Message Sign (DMS) pada akses Pluit dan PIK, Pemasangan 1 speed camera dan 71 CCTV, dan Pemeliharaan sarana keselamatan lalu lintas dengan jumlah kendaraan Operasional sebanyak 10 armada.
Sementara dalam hal layanan konstruksi, dilakukan Pekerjaan Pemeliharaan Periodik (Scrapping, Filling dan Overlay), Pemeliharan Penerangan Jalan Umum (PJU), Pekerjaan Beautifikasi dan Penataan Lansekap diwilayah simpang Susun Penjaringan, Pekerjaan pemeliharaan rambu, Median Concrete Barrier (MCB) Guardrail, Reflector dan pengaman jalan tol, dan Pekerjaan pembuatan tanggul dan saluran.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya