Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Universitas Atma Jaya Yogyakarta
Akademisi

Platform publikasi karya akademik dari akademisi Universitas Atma Jaya Yogyakarta untuk khalayak luas demi Indonesia yang semakin maju.

Membangun Kesadaran Bahaya Polusi Udara

Kompas.com - 14/08/2023, 11:33 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Oleh: Pupung Arifin*

DISKURSUS buruknya kualitas udara kota-kota besar di Indonesia semakin riuh rendah dalam beberapa pekan terakhir.

Pemberitaan media massa banyak menyorot Daerah Khusus Ibu Kota (DKI) Jakarta yang sempat beberapa kali berada pada peringkat pertama sebagai kota dengan udara terkotor di dunia versi Lembaga Air Quality Index (AQI).

Berdasarkan data dari Lembaga Centre for Research on Energy and Clean Air CREA), DKI Jakarta memiliki tingkat PM 2.5 rata-rata yang selalu naik dari tahun ke tahun.

Sebagai contoh, pada 2020, rata-rata nilai PM 2.5 harian di Jakarta berada pada angka 42 mikrogram per meter kubik. Nilai tersebut sangat jauh dari ambang batas rekomendasi badan kesehatan dunia, WHO dengan nilai 10.

Data terbaru dari IQAir pada Minggu (13/8/2023), bahkan menunjukkan nilai PM 2.5 Jakarta yang senilai 96,8. Angka tersebut berarti 19,4 kali lipat dari rekomendasi batas normal dari WHO.

Bagi yang belum familiar, PM 2.5 adalah partikel polusi udara yang sangat kecil, yaitu sebesar 2.5 mikrometer (Fajri, 2021).

Karena ukurannya yang sangat kecil tersebut, maka PM 2.5 tidak bisa terlihat dengan kasat mata, dan sangat berbahaya bagi kesehatan manusia.

Berbagai pihak sepakat bahwa ada banyak faktor yang menjadi andil, antara lain iklim, emisi kendaraan bermotor, asap industri, pembangkit listrik tenaga batubara dan pembakaran sampah.

Solusi atas permasalahan ini juga menjadi tidak mudah karena kombinasi berbagai kebijakan pemerintah, kebiasaan masyarakat, skala prioritas dan pengabaian berpuluh tahun ke belakang.

Potret buruknya kualitas udara di Jakarta seakan menjadi sinyal atas potensi bahaya serupa pada kota-kota lain di Indonesia.

Bagi kota yang saat ini belum berada pada ambang “bahaya”, bukan berarti akan seterusnya aman pada tahun/dekade mendatang. Tanpa ada gebrakan bersama yang serentak, maka bahaya buruknya kualitas udara di Indonesia akan semakin meningkat.

Menarik jika membandingkan respons masyarakat akan bahaya polusi udara ini dengan ancaman pandemi covid-19 yang sudah dihadapi sejak tahun 2020 yang lalu.

Sirkulasi perbincangan dan perdebatan buruknya kualitas udara di Indonesia tidak sebesar pandemi covid-19.

Hal tersebut disinyalir karena ancaman kematian yang lebih menakutkan dan “nyata” pada pandemi covid-19, dibandingkan isu kualitas udara saat ini.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

CDP: Setengah Perusahaan Dunia Tak Gunakan Listrik Terbarukan

CDP: Setengah Perusahaan Dunia Tak Gunakan Listrik Terbarukan

LSM/Figur
PLN Jalin Kolaborasi dengan Pemain EBT Global untuk Transisi Energi

PLN Jalin Kolaborasi dengan Pemain EBT Global untuk Transisi Energi

Pemerintah
BP Taskin dan Genta Pangan Dorong Ketahanan Pangan Jadi Solusi Pengentasan Kemiskinan

BP Taskin dan Genta Pangan Dorong Ketahanan Pangan Jadi Solusi Pengentasan Kemiskinan

Pemerintah
Sistem Pangan Berkelanjutan Cegah 300 Juta Orang Kekurangan Gizi

Sistem Pangan Berkelanjutan Cegah 300 Juta Orang Kekurangan Gizi

Pemerintah
IFRS Foundation Terbitkan Panduan soal Keberlanjutan dalam Laporan Keuangan

IFRS Foundation Terbitkan Panduan soal Keberlanjutan dalam Laporan Keuangan

Swasta
WWF: Penurunan Populasi Satwa Liar Bisa Berdampak ke Ekonomi

WWF: Penurunan Populasi Satwa Liar Bisa Berdampak ke Ekonomi

LSM/Figur
Jakarta Dihantui Banjir Rob, Pemprov Bakal Bangun Tanggul Pantai

Jakarta Dihantui Banjir Rob, Pemprov Bakal Bangun Tanggul Pantai

Pemerintah
Perubahan Iklim Berakibat Kasus DBD Global Naik 19 Persen Tahun Ini

Perubahan Iklim Berakibat Kasus DBD Global Naik 19 Persen Tahun Ini

Pemerintah
5 Kerja Sama PLN untuk Transisi Energi pada COP29

5 Kerja Sama PLN untuk Transisi Energi pada COP29

Pemerintah
UMKM Butuh Dukungan 789 Miliar Dollar AS untuk Peluang Pertumbuhan Hijau

UMKM Butuh Dukungan 789 Miliar Dollar AS untuk Peluang Pertumbuhan Hijau

Pemerintah
Pemerintah Didesak Setop Perdagangan Karbon pada COP29

Pemerintah Didesak Setop Perdagangan Karbon pada COP29

LSM/Figur
Tanoto Foundation Gelar Simposium Perkuat Komitmen Kebijakan PAUD-HI

Tanoto Foundation Gelar Simposium Perkuat Komitmen Kebijakan PAUD-HI

LSM/Figur
90 Persen Pemimpin Bisnis Percaya AI Berdampak Positif pada Keberlanjutan

90 Persen Pemimpin Bisnis Percaya AI Berdampak Positif pada Keberlanjutan

Pemerintah
Sistem Penyimpanan Jadi Kunci Ketahanan Energi Terbarukan di Asia Tenggara

Sistem Penyimpanan Jadi Kunci Ketahanan Energi Terbarukan di Asia Tenggara

LSM/Figur
Bentuk Karakter Anak, KemenPPPA akan Hadirkan Ruang Bersama Merah Putih

Bentuk Karakter Anak, KemenPPPA akan Hadirkan Ruang Bersama Merah Putih

Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau