KOMPAS.com - Akademi Komunitas Negeri Putra Sang Fajar Blitar (AKB) melakukan pemberdayaan masyarakat membantu petani melon binaan di Kecamatan Gurah Kabupaten Kediri, Jawa Timur. Hal ini merupakan bagian program Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) AKB.
Tim peneliti AKB terdiri dari Adimas Ketut Nalendra, M Mujiono, Dona Wahyudi serta tiga mahasiswa semester akhir membantu kelompok petani binaan Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Swadaya (P4S) Pertanian Terpadu Organik (PTO) dalam penerapkan Intenet of Things (IoT) untuk memantau kondisi lingkungan dan pemberian nutrisi/pupuk pada tanaman.
“Kami membantu penerapan iptek alat kontrol nutrisi serta irigasi berbasis IoT, yang harapannya petani dapat melakukan kontrol nutrisi dengan presisi, sehingga petani dapat melakukan efisiensi penggunaan pupuk serta SDM dan efektif dalam pemberian pupuk ke tanaman melon,” jelas Adimas Ketut Nalendra, Dosen AKB melalui rilis resmi (1/9/2023).
Ia menambahkan, melalui penerapan IoT ini terdapat dua solusi untuk permasalahan yang dihadapi saat ini yakni terkait bidang produksi dan dan manajemen usaha.
Di bidang produksi, penggunaan IoT akan membantu petani memantau kondisi lingkungan secara akurat seperti suhu, kelembapan dan curah hujan.
“Dari parameter ini petani dapat melakukan pencegahan terhadap hama yang menyerang tanaman melon sehingga diharapkan dapat mengurangi penggunaan pestisida dan hama atau penyakit dapat berkurang,” terang Adimas.
Sedangkan di bidang manajemen, bantuan teknologi diharapkan membuat budidaya tanaman melon menjadi lebih efisien dan efektif dari segi penggunaan pupuk dan SDM mengingat salah satu komponen biaya paling tinggi adalah penggunaan nutrisi pupuk yang dilarutkan ke dalam air dan tenaga kerja untuk penyiraman ke tanaman.
“Harapan kami, pengabdian masyarakat melalui pemberdayaan petani ini mengalami peningkatan dalam penerapan iptek teknologi IoT pada kelompok tani melon sehingga menciptakan model pertanian presisi sehingga dapat meningkatkan ekonomi petani,” papar Adimas.
Kegiatan PKM ini berlangsung hingga akhir Agustus 2023 melibatkan kelompok tani melon binaan sebanyak 30 anggota, dengan sasaran awal yang menjadi percontohan 5 petani. Setiap anggota kelompok memiliki greenhouse tersendiri dengan lahan seluas 200 meter persegi.
Baca juga: Pentingnya Inovasi Ramah Lingkungan dalam Produk Rumah Tangga
Para petani ini merupakan eks karyawan yang terdampak PHK akibat pandemi Covid-19 yang dikumpulkan untuk diberdayakan oleh Pemda.
Adimas juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada Direktorat Jenderal Vokasi, Kemendikbudristek yang telah mendanai kegiatan pengabdian masyarakat ini serta Akademi Komunitas Negeri Putra Sang Fajar yang telah mendorong dosen dan mahasiswa menerapkan hasil penelitian di masyarakat.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya