Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com, 4 September 2023, 14:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.com – Indonesia memiliki total potensi energi panas bumi terbesar kedua di dunia yang mencapai 23.965,5 megawatt (MW).

Akan tetapi, pemanfaatan panas bumi untuk pembangkitan energi listrik masih rendah. Kapasitas terpasang pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) baru mencapai 2.342,63 MW.

Saat ini, PLTP yang ada di Indonesia mampu memproduksi listrik sebesar 4.524 gigawatt per jam (GWh).

Baca juga: Energi Panas Bumi: Masa Depan Ketenagalistrikan Indonesia

Berkaca dari besarnya potensi panas bumi yang belum tergarap, Pertamina berencana membidik kerja sama dengan sejumlah mitra global.

Apalagi, di era transisi energi saat ini, investor global semakin melirik pengembangan sumber energi terbarukan, tak terkecuali panas bumi.

Vice President Corporate Communication Pertamina Fadjar Djoko Santoso menuturkan, perusahaan pelat merah tersebut memiliki peran strategis dalam mengelola energi panas bumi.

Pertamina saat ini beroperasi di 15 wilayah kerja (WK). Dari jumlah tersebut, 13 WK dikelola sendiri dan dua WK dikelola bersama mitra.

Baca juga: Pertamina Jajaki Kerja Sama Energi di Afrika, Salah Satunya Panas Bumi

Menurut Fadjar, Pertamina akan terus mengembangkan energi panas bumi untuk menghasilkan listrik dari sumber energi terbarukan.

Fadjar menilai, infrastruktur hijau ini sangat diperlukan untuk menjamin keberlanjutan energi di masa depan.

Dia menambahkan, dalam agenda ASEAN Indo Pacific Forum (AIPF) yang akan digelar pada 5-6 September 2023 di Jakarta, Pertamina membidik kerja sama dan kolaborasi dengan mitra global.

“Dengan proyek-proyek strategis ini, Indonesia mengukuhkan posisinya sebagai pilar episentrum pertumbuhan ekonomi di ASEAN,” ujar Fadjar dalam keterangan tertulis, Kamis (31/8/2023).

Baca juga: Flores: Sang Pulau Panas Bumi

Fadjar mengungkapkan, Pertamina menargetkan pengembangan panas bumi pada 2026 bisa naik hingga dua kali lipat.

“Sesuai dengan masterplan Pertamina, pengembangan panas bumi hingga tahun 2026 akan terus ditingkatkan, ditargetkan akan naik 2 kali lipat menjadi 1.108 MW,” tutur Fadjar.

Dia menambahkan, Pertamina berkomitmen mendukung target netralitas karbon atau net zero emission 2060 dengan terus mendorong program-program yang berdampak langsung pada capaian Sustainable Development Goals (SDGs).

Baca juga: PGEO Targetkan Peningkatan Kapasitas Terpasang Kelola Panas Bumi Hingga 1 GW

Berikut daftar 15 WK yang dikelola oleh Pertamina:

  1. Gunung Sibuali-Buali, Sumatera Utara
  2. Gunung Sibayak-Sinabung, Sumatera Utara
  3. Sungai Penuh (Kerinci), Jambi
  4. Hululais, Bengkulu
  5. Lumut Balai dan Margabayur, Sumatera Selatan
  6. Way Panas, Lampung
  7. Kamojang Darajat, Jawa Barat
  8. Karaha Cakrabuana, Jawa Barat
  9. Pangalengan, Jawa Barat
  10. Cibeureum Parabakti, Jawa Barat
  11. Tabanan, Bali
  12. Lahendong, Sulawesi Utara
  13. Gunung Lawu, Jawa Tengah
  14. Seulawah, Aceh
  15. Kotamobagu, Sulawesi Utara

Baca juga: RI Kantongi Komitmen Pendanaan Rp 147,8 Miliar dari Selandia Baru buat Kembangkan Panas Bumi

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Inovasi Keimigrasian di KEK Gresik, Langkah Strategis Perkuat Ekonomi Hijau dan Iklim Investasi Indonesia
Inovasi Keimigrasian di KEK Gresik, Langkah Strategis Perkuat Ekonomi Hijau dan Iklim Investasi Indonesia
Pemerintah
Pendidikan dan Digitalisasi Jadi Motor Pembangunan Manusia di Kalimantan Tengah
Pendidikan dan Digitalisasi Jadi Motor Pembangunan Manusia di Kalimantan Tengah
Pemerintah
Climate Policy: Pangkas Emisi Tak Cukup dengan Jualan Karbon
Climate Policy: Pangkas Emisi Tak Cukup dengan Jualan Karbon
LSM/Figur
COP30: Peta Jalan untuk Hentikan Iklan Bahan Bakar Fosil Disepakati
COP30: Peta Jalan untuk Hentikan Iklan Bahan Bakar Fosil Disepakati
Pemerintah
Ciptakan Lingkungan Kerja yang Bahagiakan Pegawainya, PLN Raih Sertifikasi Great Place to Work 2025
Ciptakan Lingkungan Kerja yang Bahagiakan Pegawainya, PLN Raih Sertifikasi Great Place to Work 2025
BUMN
Perusahaan Terbesar Dunia Lanjutkan Target Nol-Bersih Usai Sempat Berhenti
Perusahaan Terbesar Dunia Lanjutkan Target Nol-Bersih Usai Sempat Berhenti
Swasta
Hadapi 'Triple Planetary Crisis', Uni Eropa Gandeng ASEAN Lestarikan Hutan Mangrove
Hadapi "Triple Planetary Crisis", Uni Eropa Gandeng ASEAN Lestarikan Hutan Mangrove
LSM/Figur
Permintaan AC Diprediksi Meningkat Tiga Kali Lipat pada Tahun 2050
Permintaan AC Diprediksi Meningkat Tiga Kali Lipat pada Tahun 2050
LSM/Figur
Bappenas Ingatkan Dampak Ekspansi Sawit yang Terlalu Cepat dan Kesampingkan Keberlanjutan
Bappenas Ingatkan Dampak Ekspansi Sawit yang Terlalu Cepat dan Kesampingkan Keberlanjutan
Pemerintah
BRIN Ciptakan Teknologi Ubah Air Kotor Jadi Layak Minum, Jawab Krisis Air di Daerah
BRIN Ciptakan Teknologi Ubah Air Kotor Jadi Layak Minum, Jawab Krisis Air di Daerah
Pemerintah
Bobibos dan Kewajiban Transparansi untuk Inovasi Energi
Bobibos dan Kewajiban Transparansi untuk Inovasi Energi
Pemerintah
LKC Dompet Dhuafa Gelar Seminar untuk Optimalkan Bahan Pangan Lokal Jadi MPASI
LKC Dompet Dhuafa Gelar Seminar untuk Optimalkan Bahan Pangan Lokal Jadi MPASI
LSM/Figur
Ironi, Studi Ungkap Situs Web Konferensi Iklim Lebih Berpolusi
Ironi, Studi Ungkap Situs Web Konferensi Iklim Lebih Berpolusi
Pemerintah
Uni Eropa Tindak Tegas 'Greenwashing' Maskapai yang Tebar Janji Keberlanjutan
Uni Eropa Tindak Tegas "Greenwashing" Maskapai yang Tebar Janji Keberlanjutan
Pemerintah
Kemenhut Godok 4 Regulasi Baru untuk Dongkrak Pasar Karbon Internasional
Kemenhut Godok 4 Regulasi Baru untuk Dongkrak Pasar Karbon Internasional
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau