KOMPAS.com - Pemerintah Indonesia berkomitmen melakukan transformasi kesehatan, salah satunya dengan peningkatanan layanan kesehatan. Hal ini sejalan dengan harapan Presiden Joko Widodo untuk dapat mengoptimalkan layanan kesehatan kepada masyarakat tanah air.
Presiden Jokowi mengungkapkan, Indonesia terpaksa kehilangan devisa negara setidaknya Rp 170 triliun per tahun karena banyak warga memilih pelayanan dan perawatan medis ke luar negeri.
RS MH Thamrin Salemba yang kini bertransformasi menjadi Radjak Hospital Salemba mendukung komitmen Pemerintah untuk memperkuat bidang kesehatan seiring kebutuhan kesehatan masyarakat yang terus berkembang.
Direktur Radjak Hospital Salemba, dr. Ika Sofrina melalui rilis resmi (11/9/2023) menyampaikan, untuk mengantisipasi kebutuhan masyarakat pihaknya harus komprehensif dalam melayani semua lapisan masyarakat dan semua bidang pelayanan.
"Tentu hal ini dilakukan dalam rangka mendukung program transformasi kesehatan pemerintah," ungkap dr. Ika Sofrina.
“Kami sekarang untuk mengantisipasi kebutuhan masyarakat, tentunya kami harus komprehensif melayani semua lapisan masyarakat dan semua bidang pelayanan,” ujarnya dalam keterangannya," lanjutnya.
Lebih jauh, dr. Ika menerangkan, di satu tahun terakhir pihaknya tengah mengembangkan beberapa center of excellent di berbagai bidang pelayanan kesehatan.
“Kami ingin melayani lebih komprehensif dan lebih maksimal. Jadi, saat ini kami mempunyai center of excellent seperti trauma, ortopedi, pain management, digestive, neuroscienc, cardiac center dan vascular-endovascular," tegas dr. Ika.
"Dengan adanya center of excellent ini kami menyediakan tenaga kesehatan para dokter spesialis dan sub spesialis yang memang mumpuni di bidangnya disertai dengan peralatan canggih itu yang kami hadirkan di tengah masyarakat,” jelasnya.
Baca juga: Kenalkan Layanan Kesehatan kepada Masyarakat, Bobby Nasution Promosikan Program MMT
Presiden Jokowi juga menyampaikan, hampir satu juta warga negara Indonesia melakukan pengobatan di negara tetangga setiap tahun yang menyebabkan Indonesia terpaksa kehilangan devisa Rp 170 triliun per tahun. Dari jumlah tersebut, 60 persen berasal dari Jakarta.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya