Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tanpa Kesetaraan Gender, 340 Juta Perempuan Rawan Miskin

Kompas.com - 11/09/2023, 19:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.com - Lebih dari 340 juta perempuan dan anak perempuan di seluruh dunia bakal hidup dalam kemiskinan ekstrem pada 2030 apabila kesenjangan gender terus terjadi.

Prediksi tersebut tertuang dalam laporan terbaru badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang fokus mengangkat pemberdayaan perempuan, UN Women, pada Kamis (7/9/2023).

Laporan terbaru dari UN Women tersebut menunjukkan gambaran suram capaian kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan dalam Sustainable Development Goals (SDGs).

Baca juga: Dorong Kesetaraan Gender Bisnis Digital, FWD Insurance Luncurkan InnovateHer Academy

Menurut laporan tersebut, dunia masih gagal mencapai kesetaraan gender meski sudah ada berbagai upaya.

Kegagalan menciptakan kesetaraan gender mengakibatkan perempuan dan anak perempuan berpotensi besar terjerembab dalam kemiskinan.

Dari segi pendapatan, masih terjadi ketimpangan yang besar. Jika tenaga kerja laki-laki dihargai 1 dollar AS, dengan beban yang sama perempuan hanya dibayar 51 sen dollar AS.

Jika tren yang ada saat ini terus berlanjut, hampir satu dari empat perempuan akan mengalami kerawanan pangan tingkat sedang atau parah, sebagaimana dilansir Anadolu Agency.

Baca juga: Butuh Tambahan Rp 5.520 Triliun untuk Capai Kesetaraan Gender di Dunia

Bila kondisi ini terus berlanjut, generasi perempuan berikutnya akan menghabiskan rata-rata 2,3 jam lebih banyak per hari untuk perawatan tidak berbayar dan pekerjaan rumah tangga dibandingkan laki-laki.

Untuk pertama kalinya, laporan tersebut juga memuat data perubahan iklim.

Pada pertengahan abad ini, perubahan iklim mungkin akan mendorong 158,3 juta lebih perempuan dan anak perempuan ke dalam kemiskinan.

Angka ini 16 juta lebih banyak dari jumlah total laki-laki dan anak laki-laki, menurut laporan tersebut.

''Kerawanan pangan diperkirakan akan berdampak pada lebih dari 236 juta perempuan dan anak perempuan akibat perubahan iklim,'' bunyi laporan tersebut.

Baca juga: Permasalahan Stunting Berkaitan Erat dengan Isu Gender

Menurut laporan tersebut, jumlah perempuan dan anak perempuan yang terkena dampak konflik mencapai 614 juta pada 2022,

Angka tersebut 50 persen lebih tinggi dibandingkan pada 2017.

''Secara global, dengan tingkat kemajuan saat ini, diperkirakan 110 juta anak perempuan dan perempuan muda akan putus sekolah pada 2030,'' tulis laporan itu.

Laporan tersebut menyatakan bahwa diperlukan tambahan 360 miliar dollar AS per tahun untuk mencapai kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan di dunia

Kegagalan untuk memprioritaskan kesetaraan gender saat ini dapat membahayakan seluruh tujuan dalam SDGs yang ingin dicapai pada 2030.

Baca juga: Gender dan Perubahan Iklim Jadi Topik dalam Dialog Nasional yang Digelar KPPPA dan KLHK

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

Mengukur Jejak Karbon dengan Kalkulator Hijau

Mengukur Jejak Karbon dengan Kalkulator Hijau

Pemerintah
UE Setujui Peraturan Pemeringkatan ESG Baru

UE Setujui Peraturan Pemeringkatan ESG Baru

Pemerintah
Dukung Capaian SDG, PT GNI Raih Penghargaan di Ajang Perhumas PT Excellence Awards 2024

Dukung Capaian SDG, PT GNI Raih Penghargaan di Ajang Perhumas PT Excellence Awards 2024

Swasta
IFRS S1 dan S2 Diberlakukan, Indonesia Masuki Era Baru Pelaporan Keberlanjutan

IFRS S1 dan S2 Diberlakukan, Indonesia Masuki Era Baru Pelaporan Keberlanjutan

LSM/Figur
KKP Gandeng WWF untuk Lindungi Habitat Hiu dan Pari

KKP Gandeng WWF untuk Lindungi Habitat Hiu dan Pari

Pemerintah
Konferensi Karet Internasional 2024: Paradigma Baru untuk Industri Karet Alam Berkelanjutan

Konferensi Karet Internasional 2024: Paradigma Baru untuk Industri Karet Alam Berkelanjutan

LSM/Figur
Polygon Group Kembangkan Manufaktur Baterai Lithium melalui PT Greenway Indonesia

Polygon Group Kembangkan Manufaktur Baterai Lithium melalui PT Greenway Indonesia

Swasta
Temukan Partikel Plastik, Ecoton Minta BPOM Awasi Produk Kosmetik

Temukan Partikel Plastik, Ecoton Minta BPOM Awasi Produk Kosmetik

Pemerintah
COP29 Belum Sepakati Pendanaan Iklim untuk Negara Berkembang

COP29 Belum Sepakati Pendanaan Iklim untuk Negara Berkembang

Pemerintah
CDP: Setengah Perusahaan Dunia Tak Gunakan Listrik Terbarukan

CDP: Setengah Perusahaan Dunia Tak Gunakan Listrik Terbarukan

LSM/Figur
PLN Jalin Kolaborasi dengan Pemain EBT Global untuk Transisi Energi

PLN Jalin Kolaborasi dengan Pemain EBT Global untuk Transisi Energi

Pemerintah
BP Taskin dan Genta Pangan Dorong Ketahanan Pangan Jadi Solusi Pengentasan Kemiskinan

BP Taskin dan Genta Pangan Dorong Ketahanan Pangan Jadi Solusi Pengentasan Kemiskinan

Pemerintah
Sistem Pangan Berkelanjutan Cegah 300 Juta Orang Kekurangan Gizi

Sistem Pangan Berkelanjutan Cegah 300 Juta Orang Kekurangan Gizi

Pemerintah
IFRS Foundation Terbitkan Panduan soal Keberlanjutan dalam Laporan Keuangan

IFRS Foundation Terbitkan Panduan soal Keberlanjutan dalam Laporan Keuangan

Swasta
WWF: Penurunan Populasi Satwa Liar Bisa Berdampak ke Ekonomi

WWF: Penurunan Populasi Satwa Liar Bisa Berdampak ke Ekonomi

LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau