Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gender dan Perubahan Iklim Jadi Topik dalam Dialog Nasional yang Digelar KPPPA dan KLHK

Kompas.com - 02/08/2023, 20:13 WIB
Eirenopoios Timothy,
Sri Noviyanti

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA) dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menyelenggarakan Dialog Nasional: Gender dan Perubahan Iklim.

Gelaran tersebut dibuat untuk menyambut Konferensi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tentang Perubahan Iklim ke-28 atau COP-28 di Dubai, Uni Emirat Arab, pada akhir 2023.

Sebagai informasi, COP-28 diikuti oleh 100 peserta yang terdiri dari pemerintah, swasta, organisasi masyarakat sipil, donor dan filantropi.

Adapun COP merupakan lanjutan dari pelaksanaan Paris Agreement To The United Nations Framework Convention On Climate Change atau Persetujuan Paris Atas Konvensi Kerangka Kerja Perserikatan Bangsa-Bangsa mengenai Perubahan Iklim yang telah diratifikasi oleh Indonesia melalu Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2016.

Baca juga: Jadi Tuan Rumah Temu Pejabat Lingkungan ASEAN, Indonesia Ajak Atasi Perubahan Iklim

Deputy V Bidang Kesetaraan Gender KPPPA, Leny Rosalin mengatakan bahwa perubahan iklim memberikan dampak yang berbeda kepada laki-laki dan perempuan karena perbedaan gender.

“Perempuan dan laki-laki berpotensi menjadi korban dari perubahan iklim. Namun, pada saat yang sama, perempuan dan laki-laki berpotensi menjadi champion atau pelopor untuk mengatasi perubahan iklim melalui aksi mitigasi dan adaptasi,” ujarnya dalam keterangan pers yang diterima Kompas.com, Rabu (2/8/2023).

Ia juga menjelaskan bahwa sebelumnya, pada COP-27 yang digelar pada November 2022, pihaknya sudah menyampaikan komitmen untuk meningkatkan peran perempuan dalam aksi mitigasi dan adaptasi perubahan iklim. Hal lain yang dikemukakan adalah komitmen melaksanakaan mandat dari Lima Work Programme on Gender (LWPG) di Indonesia dengan sejumlah langkah.

Pertama, memulai penyusunan Rencana Aksi Nasional Gender dan Perubahan Iklim dengan pendekatan partisipatori.

Baca juga: Laporan SDGs 2022: Kesetaraan Gender Jauh Panggang dari Api

Kedua, membentuk Sekretariat Nasional (Seknas) Gender dan Perubahan Iklim untuk mendukung penyusunan Rencana Aksi Nasional Gender dan Perubahan Iklim, serta pelaksanaannya dengan melibatkan seluruh Kementerian/Lembaga (K/L) terkait pengendalian perubahan iklim,

Ketiga, membentuk Kelompok Kerja Multistakeholder dalam Seknas yang terdiri dari K/L dan unsur lain, seperti dunia usaha, lembaga masyarakat, organisasi nirlaba nonpemerintah (NGO), dan filantropi.

Di sisi lain, ia juga menjelaskan LWPG meliputi lima prioritas, yaitu Prioritas A yang menekankan pada pembangunan kapasitas, manajemen pengetahuan, dan komunikasi.

Lalu, Prioritas B yang mengedepankan keseimbangan gender, partisipasi, dan kepemimpinan perempuan.

Kemudian, Prioritas C yang fokus pada koherensi, koordinasi, dan penguatan kelembagaan.
Ada lagi, Prioritas D yang fokus pada implementasi dan sarana implementasi yang tanggap gender. Terakhir, Prioritas E, yakni pemantauan dan pelaporan.

“Dialog nasional diselenggarakan untuk menyepakati berbagai isu penting perubahan iklim yang dihadapi oleh perempuan, seperti ketidakamanan pangan, kesehatan, air bersih, sanitasi, migrasi dan kebencanaan,” paparnya.

Ia juga menegaskan beberapa isu yang tak kalah penting lainnya untuk diangkat, yakni meningkatnya gender based violence, meningkatnya kemiskinan dan rendahnya akses perempuan terhadap ekonomi dan sumber daya alam seiring dengan terjadinya bencana akibat perubahan iklim.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Perusahaan Bahan Bakar Fosil Wajib Kembangkan Teknologi Penghilang Karbon
Perusahaan Bahan Bakar Fosil Wajib Kembangkan Teknologi Penghilang Karbon
Pemerintah
Pajak Makanan, Solusi Ganda Selamatkan Nyawa Sekaligus Iklim
Pajak Makanan, Solusi Ganda Selamatkan Nyawa Sekaligus Iklim
Pemerintah
Mengubah Wajah Kampung Nelayan di Pesisir untuk Entaskan Kemiskinan
Mengubah Wajah Kampung Nelayan di Pesisir untuk Entaskan Kemiskinan
Pemerintah
Ancaman Abadi Sampah Plastik, Bertahan di Permukaan Laut Lebih dari 100 Tahun
Ancaman Abadi Sampah Plastik, Bertahan di Permukaan Laut Lebih dari 100 Tahun
LSM/Figur
Pemerintah Singapura: Dekarbonisasi Penting, Tapi Tak Boleh Korbankan Semua Hal
Pemerintah Singapura: Dekarbonisasi Penting, Tapi Tak Boleh Korbankan Semua Hal
Pemerintah
Sembcorp Luncurkan Proyek Energi Bersih Berskala Besar di Jurong Island
Sembcorp Luncurkan Proyek Energi Bersih Berskala Besar di Jurong Island
Swasta
Kasus Radiasi Cikande Jadi Peringatan, BRIN Minta Daerah Ekspor Perketat Pengawasan
Kasus Radiasi Cikande Jadi Peringatan, BRIN Minta Daerah Ekspor Perketat Pengawasan
Pemerintah
SIEW 2025: Singapura Perkuat Konektivitas Energi dengan Asean untuk Maksimalkan Energi Terbarukan
SIEW 2025: Singapura Perkuat Konektivitas Energi dengan Asean untuk Maksimalkan Energi Terbarukan
Pemerintah
BSN Dorong Tata Kelola Sertifikasi Produk yang Baik, Industri TIC Diminta Jaga Iklim Usaha
BSN Dorong Tata Kelola Sertifikasi Produk yang Baik, Industri TIC Diminta Jaga Iklim Usaha
Swasta
KLH Relokasi 91 Warga Cikande, Dekontaminasi Area Terus Digencarkan
KLH Relokasi 91 Warga Cikande, Dekontaminasi Area Terus Digencarkan
Pemerintah
SIEW 2025: Mengintip Upaya Singapura Maksimalkan Renewable Energy untuk Ketahanan Energi
SIEW 2025: Mengintip Upaya Singapura Maksimalkan Renewable Energy untuk Ketahanan Energi
Pemerintah
Air Pegunungan atau Air Tanah Dalam? Saatnya Kita Jujur
Air Pegunungan atau Air Tanah Dalam? Saatnya Kita Jujur
Pemerintah
Hutan Terbuka di Desa Kenanga, Keriang dan Tradisi Gasing yang Menghilang
Hutan Terbuka di Desa Kenanga, Keriang dan Tradisi Gasing yang Menghilang
LSM/Figur
Kisah Alexius Atep, Pilih Pertanian Organik dan Agroforestri hingga Raih Penghargaan Lingkungan
Kisah Alexius Atep, Pilih Pertanian Organik dan Agroforestri hingga Raih Penghargaan Lingkungan
LSM/Figur
IUCN dan APRIL Perkuat Ilmu Konservasi lewat Kolaborasi Global
IUCN dan APRIL Perkuat Ilmu Konservasi lewat Kolaborasi Global
BrandzView
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau