JAKARTA, KOMPAS.com - Musim kemarau panjang telah menyebabkan sebagian wilayah di Kabupaten Kudus dan kota-kota lain di Jawa tengah mengalami kekeringan dan kesulitan mendapatkan air bersih untuk kebutuhan sehari-hari.
Menyikapi kondisi ini, Nojorono Kudus bekerja sama dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kudus melakukan kegiatan pemberian air bersih bagi masyarakat terdampak kekeringan.
Kegiatan secara langsung dilaksanakan sejak Rabu, 13 September 2023 hingga Jumat, 15 September 2023, di tiga desa terdampak kekeringan, yaitu Desa Kaliwungu, Desa Undaan, Desa Jekulo, dan Kota Kudus.
Baca juga: HK Bangun Fasilitas Air Bersih dan Renovasi Fasilitas Pendidikan di Sumatera Barat
Sebanyak 10.000 liter air bersih disalurkan kepada masyarakat yang membutuhkan dengan menggunakan mobil tangki pemadam kebakaran Nojorono Kudus dan, BPBD Kabupaten Kudus guna memenuhi kebutuhan air bersih bagi masyarakat yang membutuhkan.
Ketua BPBD Kabupaten Kudus Mundir menyampaikan, kegiatan ini merupakan bentuk sinergi antara pemerintah dan swasta dalam membantu masyarakat yang terdampak bencana.
“Kami mengapresiasi kerjasama yang baik dari Nojorono Kudus dalam memberikan bantuan air bersih ini. Kami berharap kegiatan ini dapat meringankan beban masyarakat yang mengalami kesulitan mendapatkan air bersih di musim kemarau ini,” ujar Mundir.
Sementara itu, CSR Department Head Nojorono Kudus T Sugiyanto menambahkan, inisiatif ini merupakan suatu keharusan yang perlu untuk dilakukan oleh Nojorono Kudus, terlebih panjangnya musim kemarau yang dihadapi masyarakat Jawa Tengah pada umumnya akibat fenomena El Nino dan faktor ketidakpastian iklim global yang kini tengah terjadi.
Baca juga: Laporan SDGs 2022: Miliaran Orang Masih Kekurangan Akses Air Bersih dan Sanitasi Layak
Nojorono Kudus sebagai bagian dari masyarakat Kabupaten Kudus merasa terpanggil untuk berkontribusi dalam membantu masyarakat yang membutuhkan, khususnya kebutuhan air bersih yang kini langka.
"Harapannya, sumbangan air bersih ini dapat meringankan beban yang dihadapi oleh masyarakat sekitar,” tutup T. Sugiyanto.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya