Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cara Efektif Menyembuhkan Penyakit Katarak

Kompas.com - 22/09/2023, 07:43 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

KOMPAS.com - Katarak merupakan penyakit mata yang menjadi penyebab utama terjadinya kebutaan di seluruh dunia. Menurut laporan data, terdapat lebih dari 50 persen kasus kebutaan disebabkan oleh katarak.

Di Indonesia, terdapat 240.000 kasus penderita katarak yang membutuhkan tindakan operasi setiap tahun dan diperkirakan jumlah ini akan terus meningkat seiring dengan meningkatnya penduduk lanjut usia.

Menurut Menurut Dr. Maria Magdalena Purba, SpM dari KMN EyeCare, katarak terjadi karena adanya kelainan pada lensa mata yang biasanya jernih, tetapi menjadi keruh seiring dengan bertambahnya usia.

Penderita katarak seringkali mengeluhkan penglihatan kabur, kesulitan melihat dengan cahaya redup serta gangguan dalam menjalani aktivitas sehari-hari.

Baca juga: Dukung Penguatan Kesehatan, Radjak Hospital Salemba Hadirkan Center of Excellent

Pertanyaan yang sering muncul adalah apakah katarak dapat disembuhkan? Lalu, bagaimana penyembuhan mata katarak yang paling efektif?

Sebelum membahas apakah katarak dapat disembuhkan, penting untuk memahami lebih lanjut tentang katarak dan penyebabnya.

Katarak adalah suatu kondisi mata yang ditandai oleh keruhnya lensa alami mata, yang seharusnya bening. Lensa mata yang jernih memungkinkan cahaya masuk ke dalam mata dan difokuskan pada retina, yang akhirnya menghasilkan gambar yang tajam dan jelas.

Pada mata katarak, protein lensa mata mengalami denaturasi karena beberapa faktor sehingga membentuk endapan berwarna abu-abu yang menghalangi cahaya masuk ke mata. Akibatnya, penglihatan menjadi kabur dan kurang jelas.

Baca juga: Bonus Demografi Buka Peluang Investasi Kesehatan Rp 1.200 Triliun

Katarak merupakan proses degeneratif yang sangat dipengaruhi oleh faktor usia. Tidak heran jika kasus ini akan terus meningkat seiring dengan bertambahnya usia. Kondisi ini dapat berkembang seiring waktu dan terjadi pada satu atau kedua mata.

Namun katarak juga dapat diderita oleh bayi dan anak yang disebut dengan katarak Kongenital, meskipun kasusnya sangat jarang dijumpai.

Perawatan Mata Katarak

Pada tahap awal perkembangan katarak, gejala mungkin belum signifikan. Dalam beberapa kasus, mengganti kacamata dengan resep yang sesuai atau menggunakan pencahayaan yang lebih baik mungkin sudah cukup membantu mengatasi gangguan penglihatan awal.

Selain itu, menjalani gaya hidup sehat seperti makan makanan bergizi, tidak merokok dan melindungi mata dari sinar ultraviolet (UV) dapat membantu mengurangi risiko perkembangan katarak.

Baca juga: Tidak Perlu Malu, Jalan-jalan Sendirian Ternyata Baik untuk Kesehatan Mental

Pada beberapa kasus, penggunaan lensa kontak atau kacamata khusus dapat membantu mengoreksi penglihatan yang terganggu akibat katarak.

Namun, opsi ini mungkin hanya efektif pada tahap awal katarak dan tidak dapat mencegah perkembangan lebih lanjut.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

Resmi, Utang Indonesia ke AS Rp 573 Miliar Ditukar untuk Konservasi Terumbu Karang

Resmi, Utang Indonesia ke AS Rp 573 Miliar Ditukar untuk Konservasi Terumbu Karang

LSM/Figur
Rektor IPB: Masih Ada Kesenjangan Pembiayaan SDGs, Perlu Inovasi

Rektor IPB: Masih Ada Kesenjangan Pembiayaan SDGs, Perlu Inovasi

LSM/Figur
Karbon Indonesia Dijual ke Luar Negeri, Pengamat: Pembeli Cari yang Berkualitas

Karbon Indonesia Dijual ke Luar Negeri, Pengamat: Pembeli Cari yang Berkualitas

LSM/Figur
Produksi Listrik dari PLTU China Naik, Ekspektasi Puncak Emisi Jadi Lemah

Produksi Listrik dari PLTU China Naik, Ekspektasi Puncak Emisi Jadi Lemah

Pemerintah
Tak Cukup 5 Tahun, Indonesia Perlu Rencana 25 Tahun untuk Capai NZE

Tak Cukup 5 Tahun, Indonesia Perlu Rencana 25 Tahun untuk Capai NZE

LSM/Figur
Tantowi Yahya Sebut Indonesia Diposisikan Pimpin Masa Depan Berkelanjutan

Tantowi Yahya Sebut Indonesia Diposisikan Pimpin Masa Depan Berkelanjutan

LSM/Figur
Berdampak Buruk ke Lingkungan, Pagar Laut Tangerang Harus Segera Dibongkar

Berdampak Buruk ke Lingkungan, Pagar Laut Tangerang Harus Segera Dibongkar

LSM/Figur
Ternyata Semut Bisa Bantu Lindungi Tanaman dari Perubahan Iklim

Ternyata Semut Bisa Bantu Lindungi Tanaman dari Perubahan Iklim

LSM/Figur
Dukung Pelestarian Lingkungan, Pertamina Tanam Pohon di Hulu Sungai Ciliwung

Dukung Pelestarian Lingkungan, Pertamina Tanam Pohon di Hulu Sungai Ciliwung

BUMN
Rendahnya Efisiensi Investasi Masih Bayangi Indonesia

Rendahnya Efisiensi Investasi Masih Bayangi Indonesia

Pemerintah
Jakarta Jadi Percontohan Pengelolaan Sampah lewat Pungutan Retribusi

Jakarta Jadi Percontohan Pengelolaan Sampah lewat Pungutan Retribusi

Pemerintah
Shell dan Microsoft Masuk 10 Pembeli Kredit Karbon Terbesar 2024

Shell dan Microsoft Masuk 10 Pembeli Kredit Karbon Terbesar 2024

Swasta
Google Beli 100.000 Sertifikat Karbon dari Proyek 'Biochar' di India

Google Beli 100.000 Sertifikat Karbon dari Proyek "Biochar" di India

Swasta
Bencana Hidrometeorologi Ekstrem Risiko Terbesar 10 Tahun ke Depan

Bencana Hidrometeorologi Ekstrem Risiko Terbesar 10 Tahun ke Depan

LSM/Figur
Mencairnya Es Antarktika Bisa 'Bangunkan' 100 Gunung Berapi Bawah Laut

Mencairnya Es Antarktika Bisa "Bangunkan" 100 Gunung Berapi Bawah Laut

LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau