Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 23/09/2023, 07:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.com – Indonesia memandang bahwa kenaikan permukaan air laut merupakan ancaman nyata dan eksistensial.

Oleh karenanya, dunia perlu bersatu untuk mengatasi kenaikan permukaan air laut sebagai akibat dari perubahan iklim.

Hal tersebut disampaikan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dalam kegiatan di sela-sela Sidang ke-78 Majelis Umum PBB di New York, AS, Kamis (21/9/2023).

Baca juga: Indonesia Tandatangani Perjanjian Internasional Konservasi Hayati Laut Lepas

Kegiatan bertajuk Breakfast Summit: Addressing the Existential Threats Posed by Sea-level Rise tersebut diselenggarakan bersama oleh Tuvalu, Palau, Kepulauan Marshall, dan Pusat Mobilitas Iklim Global PBB.

Retno mengatakan, Indonesia sebagai salah satu negara kepulauan sangat rentan terhadap dampak permukaan kenaikan air laut.

Menurut Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC), saat ini permukaan air laut dunia sudah naik 20 sentimeter (cm) dibanding tahun 1900.

Pada 2100, kenaikan permukaan diperkirakan dapat mencapai 1 meter jika emisi karbon dioksida masih tetap tinggi.

Baca juga: Tim Percepatan Reformasi Hukum Desak PP Ekspor Pasir Laut Dibatalkan

Kenaikan air laut akan menyebabkan hilangnya ekosistem pesisir, salinasi atau penggaraman air tanah, dan juga rusaknya infrastruktur pesisir,” kata Retno dalam keterangan tertulis.

Jika kenaikan air laut terus terjadi, IPCC memperkirakan 1 miliar orang akan terkena dampaknya pada 2050.

“Bahwa kenaikan air laut adalah ancaman yang memang nyata di depan mata kita, yang mengancam kelangsungan hidup, sehingga kita harus bersatu mengatasinya,” papar Retno.

Baca juga: 10.000 Anak Penguin Kaisar Mati karena Es Laut Mencair, Pemanasan Global Jadi Biang Keladi

Dia mengatakan, Indonesia menyerukan tiga upaya untuk mengatasi kenaikan permukaan air laut.

Pertama, kerja sama untuk pencegahan dan mitigasi.

Kedua, meningkatkan upaya adaptasi iklim termasuk memperkuat resiliensi masyarakat pesisir.

Ketiga, menekankan pentingnya menjaga integritas wilayah yang berpotensi terancam oleh naiknya permukaan air laut, termasuk memastikan kerangka hukum internasional.

Baca juga: Data Spasial dan Mitigasi Dampak Kenaikan Air Laut

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau