Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Upaya Selamatkan Kura-kura Leher Ular Rote dari Kepunahan

Kompas.com - 24/09/2023, 11:00 WIB
Sigiranus Marutho Bere,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

KUPANG, KOMPAS.com - Fasilitas penangkaran Kura-Kura Leher Ular Rote di Kawasan Hutan dengan Tujuan Khusus (KHDTK) Oelsonbai, Kelurahan Fatukoa, Kecamatan Maulafa, Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), diresmikan oleh Kepala Badan Standarisasi Instrumen Lingkungan Hidup dan Kehutanan Ary Audijanto, Sabtu (23/9/2023).

Acara peresmian itu dihadiri Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan NTT Ondy Siagian, Kepala Balai Penerapan Standar Instrumen Lingkungan Hidup dan Kehutanan (BPSILHK) Kupang, Erwin dan sejumlah pejabat lainnya, serta masyarakat yang bermukim di sekitar area hutan khusus itu.

Acara itu ditandai dengan penyerahan dokumen lingkungan hidup, peluncuran produk KTH Tium Tem binaan BPSILHK Kupang, penyerahan bantuan alat produksi kacang mete dan peluncuran kain tenun produk Dharma Wanita BPSILHK Kupang.

Dalam sambutannya, Kepala Badan Standarisasi Instrumen Lingkungan Hidup dan Kehutanan Ary Audijanto, mengatakan, NTT tercatat sebagai salah satu wilayah yang memiliki kekhasan flora dan fauna endemik yang cukup berlimpah. Satu di antaranya Kura-Kura Leher Ular Rote.

Baca juga: Dari Lahan Reklamasi di Bangka, Berbagai Satwa Dilindungi Menuju Kebebasan

Menurut Ary, satwa endemik dari Kabupaten Rote Ndao ini, dulunya banyak ditemukan di habitatnya. Namun seiring berjalannya waktu, populasinya mengalami penurunan drastis bahkan terancam punah.

"Sehingga kami mengajak kita semua untuk turut prihatin dan peduli terhadap kelestarian satwa endemik ini," kata Ary.

Ary menyebut, BPSILHK Kupang, telah melakukan kegiatan konservasi ex situ Kura-Kura Leher Ular Rote yang berada di penangkaran KHDTK Oelsonbai dan telah mengembangkan fasilitas kura kura tersebut.

"Kami bangga melihat antusiasme kita semua yang cukup tinggi. Kehadiran kita dalam acara ini, merupakan wujud nyata kepedulian kita terhadap kelestarian Kura-Kura Leher Ular Rote ini," kata Ary.

Pengembangan fasilitas Kura-Kura Leher Ular Rote, merupakan bagian dari pengelolaan KHDTK Oelsonbai.

Selain itu, keberadaan KHDTK Oelsonbai di tengah-tengah permukiman warga Kota Kupang, dituntut dapat memberikan manfaat bagi masyarakat yang berada di sekitarnya.

Melalui pengelolaan KHDTK berbasis pemberdayaan masyarakat, BPSILHK Kupang dengan didukung Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan NTT, telah membentuk kelompok tani hutan yang diberi nama Tium Tem.

Baca juga: WWF Indonesia Tegaskan Satwa Liar Bukanlah Hewan Peliharaan

"Kami berharap, dengan adanya fasilitas Kura-Kura Leher Ular Rote dan pemberdayaan masyarakat melalui kelompok tani hutan, dapat bermanfaat sebagai sarana mengenalkan, mengkomunikasikan dan menarik perhatian publik," ujar dia.

Kepala Balai Penerapan Standar Instrumen Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kupang Erwin menambahkan, sejak tahun 2009, pihaknya telah melakukan berbagai penelitian konservasi ex situ kura-kura leher ular Rote di penangkaran di KHDTK Oelsonbai.

"Hingga kini, jumlah Kura-Kura Leher Ular Rote yang ada di sini sudah 63 ekor. Tahun 2022 menetas sebanyak sembilan ekor dan tahun 2023 sebanyak lima ekor," kata Erwin.

"Kondisi di habitatnya sudah punah, jadi kura-kura leher ular ini satu satunya hanya ada di Oelsonbai Kota Kupang," sambungnya.

Pertambahan jumlah kura-kura leher ular memerlukan tambahan fasilitas penangkaran yang layak. Sehingga, pihaknya mampu menjaga satwa endemik ini untuk terus dipelihara dan dikembangkan.

Karena itu, mulai tahun 2022, diinisiasi kerja sama dengan AirNav Indonesia dan PT Wijaya Karya melalui Yayasan Dampak Sosial Indonesia.

Baca juga: Daftar Satwa Mamalia yang Dilindungi di Indonesia

Tujuan kerja sama itu untuk mengembangkan fasilitas sarana dan prasarana fisik dalam mendukung kegiatan konservasi ex situ Kura-Kura Leher Ular Rote yang layak dan sesuai habitat aslinya.

Pengembangan fasilitas ini juga didampingi oleh peneliti dari BRIN yaitu Kayat dan Oki Hidayat, agar fasilitas yang dikembangkan sesuai dengan kebutuhan bagi konservasi Kura-Kura Leher Ular Rote.

Erwin memerinci, beberapa fasilitas yang dikembangkan di KHDTK Oelsonbai terdiri dari kolam display untuk sarana eduwisata bagi masyarakat umum tentang konservasi kura-kura leher ular Rote.

Kemudian, kolam reintroduksi yang merupakan miniatur habitat alaminya yang ada di Pulau Rote, empat kolam rehabilitasi yang berfungsi sebagai sarana habituasi sebelum dimasukkan ke kolam reintroduksi.

Terakhir adalah kolam pakan ikan untuk mendukung kebutuhan pakan bagi Kura-Kura Leher Ular Rote.

Dia berharap, kegiatan konservasi dan eduwisata Kura-Kura Leher Ular Rote bisa bermanfaat bagi masyarakat Kupang khususnya dan NTT pada umumnya.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan NTT Ondy Siagian menimpali, sejumlah upaya sinergis dengan BPSILHK Kupang telah dilakukan, dalam beberapa kegiatan khususnya pemantauan penerapan standar instrumen lingkungan hidup dan kehutanan.

Baca juga: Nairobi, Satu-satunya Ibu Kota di Dunia yang Punya Taman Nasional Satwa Liar

Ada tiga kegiatan kolaboratif yakni koordinasi dan pelibatan personel Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan NTT dalam pelaksanaan kegiatan pemantauan penerapan standar instrumen lingkungan hidup dan kehutanan, terhadap terhadap pelaku usaha di NTT.

Kemudian, koordinasi dalam pembentukan kelompok tani hutan binaan BPSILHK Kupang, berupa registrasi kelompok tani oleh Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan NTT.

Selanjutnya, proses penerbitan izin lingkungan kantor BPSILHK Kupang, oleh Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan NTT.

"Saya sangat apresiasi dengan hubungan baik yang terjalin selama ini. Semoga ke depan, kolaborasi dan sinergitas antara BPSILHK Kupang dan Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan NTT, dapat terus berjalan dengan baik untuk mewujudkan lingkungan hidup dan kehutanan yang lestari," pungkasnya.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau