KOMPAS.com – Baru-baru ini, beredar sebuah gambar yang menunjukkan adanya bunga-bunga bermekaran yang diklaim di Benua Antarktika, Kutub Selatan.
Unggahan tersebut pertama dibagikan akun X @dailyloud, Jumat (22/9/2023). Dalam unggahan tersebut tertulis, bunga yang bermekaran di Antarktika berkaitan dengan dampak perubahan klim.
Faktanya, gambar tersebut ternyata diambil di di Greenland, bukan di Antarktika, dan telah diklarifikasi tahun lalu.
Flowers are now staring to bloom in Antarctica and experts say this is not good news.
This would be the first evidence of accelerated ecosystem response in Antarctica that is directly associated as a consequence of global warming, according to Nicoletta Cannone, a professor of… pic.twitter.com/RYIaDQKFgJ
— Daily Loud (@DailyLoud) September 21, 2023
Baca juga: Penyusutan Es Laut Antarktika pada Juli Pecahkan Rekor
Meski demikian, bukti-bukti ilmiah telah menunjukkan bahwa berbagai tumbuhan di Antarktika menjadi tumbuh lebih cepat beberapa tahun ini.
Dan fenomena ini patut menjadi perhatian besar kita semua karena ini merupakan tanda bahaya.
Dilansir dari New Scientist, 14 Februari 2022, tumbuhan tumbuh lebih cepat di Antarktika karena perubahan iklim.
Nicoletta Cannone dari University of Insubria, Italia, dan rekan-rekannya meneliti pertumbuhan dua tanaman asli Antartika yakni Deschampsia antarctica dan Colobanthus quitsis.
Baca juga: Luas Es Laut Antarktika Pecahkan Rekor Terendah pada Juni
Penelitian tersebit dilakukan di sejumlah lokasi di Signy Island, sebuah pulau subantartika kecil di Kepulauan Orkney, Antarktika Selatan, mulai 2009 hingga 2019.
Hasil penelitian pertumbuhan kedua tanaman tersebut selama periode itu dibandingkan dengan data 50 tahun sebelumnya.
Setelah dibandingkan, mereka mendapat temuan bahwa di lokasi tersebut, tanaman tumbuh lebih cepat setiap tahunnya seiring dengan memanasnya iklim.
Pertumbuhan Deschampsia antarctica selama 2009 hingga 2019 ternyata sama dengan pertumbuhan tanaman tersebut selama 50 tahun dari 1960 hingga 2009.
Baca juga: Disinformasi soal Lapisan Es di Antarktika Tidak Mencair
Sedangkan Colobanthus quitsis tumbuh lima kali lebih banyak dalam periode yang sama.
Di satu sisi, ada beberapa faktor lain yang mungkin berdampak terhadap pertumbuhan tanaman, seperti menurunnya populasi anjing laut berbulu.
Akan tetapi, Cannone menjelaskan, cepatnya pertumbuhan tanaman sudah sangat jelas berkaitan dengan perubahan iklim.
Peningkatan suhu juga dapat memungkinkan spesies invasif untuk berkoloni dan tumbuh melebihi tanaman asli, yang dapat mengganggu stabilitas ekosistem dan keanekaragaman hayati setempat.
Baca juga: Lapisan Es Antarktika Timur Mulai Mencair, Sang Raksasa Tidur Dikhawatirkan Bangun
“Jika kami mengekstrapolasi apa yang kami amati di Pulau Signy ke situs lain di Antartika, proses serupa juga bisa terjadi,” kata Cannone.
“Ini berarti lanskap dan keanekaragaman hayati Antartika dapat berubah dengan cepat,” sambungnya.
Peter Convey dari British Antarctic Survey menuturkan, cepatnya pertumbuhan tanaman yang diamati tersebut merupakan tanda-tanda kritis bagi Bumi.
Matthew Davey dari Scottish Association for Marine Science menuturkan, penelitian tersebut memberikan data komprehensif pertama yang menunjukkan seberapa cepat dan padatnya tumbuhan dapat berkembang.
Baca juga: CEK FAKTA: Tampilan Antarktika di Google Street View
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya