Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tanaman Tumbuh Lebih Cepat di Antarktika, Tanda Bahaya Bagi Bumi

Kompas.com - 25/09/2023, 09:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.com – Baru-baru ini, beredar sebuah gambar yang menunjukkan adanya bunga-bunga bermekaran yang diklaim di Benua Antarktika, Kutub Selatan.

Unggahan tersebut pertama dibagikan akun X @dailyloud, Jumat (22/9/2023). Dalam unggahan tersebut tertulis, bunga yang bermekaran di Antarktika berkaitan dengan dampak perubahan klim.

Faktanya, gambar tersebut ternyata diambil di di Greenland, bukan di Antarktika, dan telah diklarifikasi tahun lalu.

Baca juga: Penyusutan Es Laut Antarktika pada Juli Pecahkan Rekor

Meski demikian, bukti-bukti ilmiah telah menunjukkan bahwa berbagai tumbuhan di Antarktika menjadi tumbuh lebih cepat beberapa tahun ini.

Dan fenomena ini patut menjadi perhatian besar kita semua karena ini merupakan tanda bahaya.

Dilansir dari New Scientist, 14 Februari 2022, tumbuhan tumbuh lebih cepat di Antarktika karena perubahan iklim.

Nicoletta Cannone dari University of Insubria, Italia, dan rekan-rekannya meneliti pertumbuhan dua tanaman asli Antartika yakni Deschampsia antarctica dan Colobanthus quitsis.

Baca juga: Luas Es Laut Antarktika Pecahkan Rekor Terendah pada Juni

Penelitian tersebit dilakukan di sejumlah lokasi di Signy Island, sebuah pulau subantartika kecil di Kepulauan Orkney, Antarktika Selatan, mulai 2009 hingga 2019.

Hasil penelitian pertumbuhan kedua tanaman tersebut selama periode itu dibandingkan dengan data 50 tahun sebelumnya.

Setelah dibandingkan, mereka mendapat temuan bahwa di lokasi tersebut, tanaman tumbuh lebih cepat setiap tahunnya seiring dengan memanasnya iklim.

Pertumbuhan Deschampsia antarctica selama 2009 hingga 2019 ternyata sama dengan pertumbuhan tanaman tersebut selama 50 tahun dari 1960 hingga 2009.

Baca juga: Disinformasi soal Lapisan Es di Antarktika Tidak Mencair

Sedangkan Colobanthus quitsis tumbuh lima kali lebih banyak dalam periode yang sama.

Di satu sisi, ada beberapa faktor lain yang mungkin berdampak terhadap pertumbuhan tanaman, seperti menurunnya populasi anjing laut berbulu.

Akan tetapi, Cannone menjelaskan, cepatnya pertumbuhan tanaman sudah sangat jelas berkaitan dengan perubahan iklim.

Peningkatan suhu juga dapat memungkinkan spesies invasif untuk berkoloni dan tumbuh melebihi tanaman asli, yang dapat mengganggu stabilitas ekosistem dan keanekaragaman hayati setempat.

Baca juga: Lapisan Es Antarktika Timur Mulai Mencair, Sang Raksasa Tidur Dikhawatirkan Bangun

“Jika kami mengekstrapolasi apa yang kami amati di Pulau Signy ke situs lain di Antartika, proses serupa juga bisa terjadi,” kata Cannone.

“Ini berarti lanskap dan keanekaragaman hayati Antartika dapat berubah dengan cepat,” sambungnya.

Peter Convey dari British Antarctic Survey menuturkan, cepatnya pertumbuhan tanaman yang diamati tersebut merupakan tanda-tanda kritis bagi Bumi.

Matthew Davey dari Scottish Association for Marine Science menuturkan, penelitian tersebut memberikan data komprehensif pertama yang menunjukkan seberapa cepat dan padatnya tumbuhan dapat berkembang.

Baca juga: CEK FAKTA: Tampilan Antarktika di Google Street View

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
KLH Cabut Izin PT Daeri Rima Mineral karena Berpotensi Rusak Lingkungan
KLH Cabut Izin PT Daeri Rima Mineral karena Berpotensi Rusak Lingkungan
Pemerintah
Ikan Badut Selamatkan Diri dari Gelombang Panas dengan Menciut
Ikan Badut Selamatkan Diri dari Gelombang Panas dengan Menciut
Pemerintah
KKP Dorong Penataan Ruang Laut Demi Keberlanjutan Ekosistem
KKP Dorong Penataan Ruang Laut Demi Keberlanjutan Ekosistem
Pemerintah
Bahlil Minta Kontraktor Migas Ikut Garap Fasilitas Penangkap Karbon
Bahlil Minta Kontraktor Migas Ikut Garap Fasilitas Penangkap Karbon
Pemerintah
Selesai Rehabilitasi, 5 Orangutan Dilepasliarkan di Hutan Kalimantan Tengah
Selesai Rehabilitasi, 5 Orangutan Dilepasliarkan di Hutan Kalimantan Tengah
Pemerintah
Menteri LH Minta Stop Impor Plastik 'Virgin', Perluas Tanggung Jawab Produsen
Menteri LH Minta Stop Impor Plastik "Virgin", Perluas Tanggung Jawab Produsen
Pemerintah
4 Juta Hektare Area Riau Berubah Jadi Lahan Sawit, Ancam Biodiversitas
4 Juta Hektare Area Riau Berubah Jadi Lahan Sawit, Ancam Biodiversitas
Pemerintah
Anggrek Baru Ditemukan di Kalimantan, Bukti Besarnya Potensi Hutan
Anggrek Baru Ditemukan di Kalimantan, Bukti Besarnya Potensi Hutan
Pemerintah
DLH Jakarta Minta Warga Tak Buang Limbah Hewan Kurban Sembarangan
DLH Jakarta Minta Warga Tak Buang Limbah Hewan Kurban Sembarangan
Pemerintah
Mengoptimalkan Panas Bumi untuk Akselerasi Energi Terbarukan
Mengoptimalkan Panas Bumi untuk Akselerasi Energi Terbarukan
Pemerintah
Jurus KLH Atasi Polusi Udara Jabodetabek di Tengah Musim Kemarau
Jurus KLH Atasi Polusi Udara Jabodetabek di Tengah Musim Kemarau
Pemerintah
Dukung Swasembada, Pupuk Indonesia Perkuat Kolaborasi Sektor Energi Rendah Karbon
Dukung Swasembada, Pupuk Indonesia Perkuat Kolaborasi Sektor Energi Rendah Karbon
BUMN
Wujudkan Swasembada, Pupuk Indonesia Perkuat Kolaborasi Sektor Energi Rendah Karbon
Wujudkan Swasembada, Pupuk Indonesia Perkuat Kolaborasi Sektor Energi Rendah Karbon
BUMN
Mengapa Lamun Penting untuk Tangkal Perubahan Iklim?
Mengapa Lamun Penting untuk Tangkal Perubahan Iklim?
LSM/Figur
Ilmuwan Ungkap, Hidrogen Tersembunyi Bisa Pasok Energi 170.000 Tahun
Ilmuwan Ungkap, Hidrogen Tersembunyi Bisa Pasok Energi 170.000 Tahun
LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau