KOMPAS.com - Selain gegap gempita merayakan Idul Fitri, kita juga bisa mewujudkan Lebaran yang lebih ramah lingkungan.
Dengan melakukan berbagai langkah ramah lingkungan selama momen Lebaran, kita bisa turut melestarikan lingkungan sekaligus meresapi kekhidmatan Hari Raya.
Dilansir dari berbagai sumber, berikut empat dampak positif dari aksi Lebaran ramah lingkungan.
Baca juga: Layanan Mudik Lebaran 2025 Diimbau Inklusif dan Ramah Kelompok Rentan
Salah satu aksi yang dilakukan dalam mewujudkan Lebaran ramah lingkungan adalah mengurangi peralatan sekali pakai serta menggunakan wadah guna ulang.
Aksi ini bisa secara signifikan mengurangi timbulan sampah, baik selama mudik atau merayakan Lebaran di rumah saja.
Dengan mengurangi timbulan sampah, kita bisa mencegah lebih banyak limbah berakhir di tempat pembuangan akhir (TPA) yang berpotensi mencemari lingkungan.
Untuk mengurangi sampah makanan atau food loss dan food waste, kita bisa berkontribusi dengan menghabiskan makanan yang kita ambil.
Kita juga perlu bertanggung jawab untuk tidak makan berlebihan agar meminimalisasi sampah. Dengan makan yang sesuai takaran, kita juga sekaligus mencegah kalori berlebih masuk ke tubuh kita.
Dengan demikian, kita bisa mengurangi mubazir pangan. Bila semua orang melakukannya, maka dampaknya akan sangat besar.
Baca juga: 5 Kiat Sederhana Wujudkan Lebaran Ramah Lingkungan
Perayaan Lebaran selama seharian atau bahkan dua hari terkadang membuat kita lupa untuk menghemat energi.
Meski di tengah gegap gempita hari raya, kita tetap perlu mengelola pemakaian perangkat elektronik secara efisien.
Kurangi juga penggunaan lampu pada siang hari. Jangan lupa matikan dan cabut aliran listrik pada perangkat yang tidak dipakai.
Upaya tersebut bisa membuat kita tetap merayakan Hari Raya sekaligus bisa menghemat energi dan mengurangi tagihan listrik.
Sampah memang tidak bisa kita hindari. Setelah sebisa mungkin mengurangi sampah saat Lebaran, kita dapat memilah sampah berdasarkan jenisnya. Hal tersebut dapat mewujudkan ekonomi sirkular.
Satukan sampah organik menjadi satu, yang bisa dimanfaatkan sebagai kompos atau produk lain seperti eco-enzyme.
Selain itu, pilah dan pilih sampah organik sesuai jenisnya seperti plastik, kardus, kain, dan lainnya. Setorkan ke bank sampah atau pengepul agar bisa didaur ulang.
Baca juga: DLH Siapkan 2.906 Petugas untuk Angkut Sampah Saat Lebaran di Jakarta
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya